logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

15. Aneh

Selamat membaca!!
~~~
Malam itu Anggasta tengah sibuk bermain game didalam kamarnya, dia melirik jam yang tertempel dinding kamarnya.
Sudah sekitar dua jam dirinya bermain game, alhasil dia harus mematikan komputer miliknya karena takut ibunya tiba-tiba masuk dan memarahi dirinya.
Anggasta berdiri dan berjalan menuju kasur miliknya, setelah itu dia membaringkan tubuhnya. Masih dalam keadaan mata terbuka, Anggasta larut dalam pikirannya sendiri.
Entah kenapa tiba-tiba dia teringat dengan Renata. Gadis itu selalu menjadi bayangan dalam pikirannya beberapa hari ini.
Apa dia mulai tertarik dengan gadis itu? Tidak mungkin bukan? Dia hanya penasaran tentang gadis itu.
Anggasta bangun dan berdiri, dia berjalan menuju lemari dan mengambil jaket serta kunci motor miliknya.
Malam ini dia ingin sedikit berjalan-jalan untuk mengurangi rasa bosannya.
"Mau kemana?" Sopia yang tengah duduk di ruang tengah langsung menoleh saat mendapati Anggasta tengah berjalan menuju pintu.
"Hanya ingin berjalan-jalan sebentar." jawabnya.
Sopia masih menatap Anggasta. "Baiklah, jangan pulang terlalu malam."
"Oke." setelah itu Anggasta langsung keluar dan segera menaiki motor kesayangannya.
Dia menyusuri jalan yang lumayan ramai. Cuaca malam ini cukup mendukung dirinya, angin malam tidak terlalu berhembus kencang sehingga dia tidak merasa kedinginan sedikitpun.
Dia mengendarai motornya tanpa tujuan, dia hanya mengikuti arah jalan raya.
Tapi lama-lama dia merasa tidak asing dengan jalan yang tengah dia lalui.
Bukankah ini arah jalan ke rumah Renata? Kenapa aku malah kesini.
Anggasta langsung menghentikan motornya tepat didepan minimarket, dia membuka helm miliknya.
"Apa yang terjadi denganku." bingungnya.
Setelah beberapa menit terdiam, Anggasta memutuskan untuk kembali ke Rumah. Dia langsung mengambil helmnya yang sempat dia simpan.
Anggasta tiba-tiba terdiam. Dia sedikit terkejut dengan apa yang baru saja dia lihat, beberapa detik lalu seseorang yang sangat dia kenali berjalan melewati dirinya.
Dia tidak menoleh atau menatapnya sedikitpun. Dia Renata. Gadis yang beberapa detik lalu lewat tepat didepan matanya.
Apa aku salah lihat?
Anggasta kembali menyimpan helmnya dan turun dari motor miliknya. Dia langsung berbalik menatap Renata yang sedang membeli minuman didalam minimarket.
Tak lama gadis itu keluar dari minimarket dengan membawa satu kaleng soda. Tampilannya sungguh sangat jauh berbeda dengan apa yang dia pikirkan.
Karena selama ini Anggasta belum pernah melihat Renata menggunakan baju biasa. Anggasta pikir Renata seorang gadis feminim, tapi ternyata pikirannya salah, gadis itu menggunakan jaket hitam dengan celana jeans dan sepatu sneakers, jauh sekali dengan kata feminim.
Renata tiba-tiba menoleh padanya, mungkin karena Anggasta terus menatap dirinya. Anggasta tersenyum dan berniat untuk jalan kearahnya. Namun siapa sangka hanya selang beberapa detik Renata langsung mengalihkan pandangannya lagi, setelah itu dia langsung pergi.
Anggasta benar-benar terkejut, dia tidak menyangka jika Renata akan bersikap seperti itu padanya. Apa dia sedang berpura-pura tidak mengenalinya?
"Tunggu dulu!!!" Anggasta setengah berlari menyusul Renata.
Dia menoleh dan menatap dingin Anggasta.
Anggasta juga tiba-tiba terdiam, dia merasakan satu hal yang berbeda dari Renata. Sorot matanya sangat berbeda dengan Renata. Meskipun dia sama-sama menatap dirinya dingin tapi Anggasta rasa itu sangat berbeda.
Anggasta sedikit kikuk, tapi dia berusaha untuk tetap terlihat normal. "Bukankah kamu Renata?" tanyanya.
Gadis itu berdecih tepat didepannya, Anggasta sungguh merasa bingung. Dia seolah tengah berbicara dengan orang asing yang tidak dia kenali.
"Bisa iya, bisa bukan. Pikirkan saja semaumu." setelah mengucapkan itu dia langsung pergi begitu saja.
Anggasta masih menatap kepergian Renata. Dia bingung dengan apa yang barusan terjadi.
Bisa iya, bisa bukan? Apa maksud dari kata itu.
~~~
Semua orang didalam kelas tengah sibuk merundingkan tentang festival, mereka belum memutuskan stan apa yang akan kelas mereka dirikan.
Semua orang memiliki pendapat berbeda-beda tentang rencana mendirikan stan. Ada yang berpendapat untuk mendirikan stan makanan saja, ada juga yang berpendapat untuk mendirikan pameran karya masing-masing siswa.
Renata hanya diam menikmati keributan yang tengah melanda di dalam kelasnya. Dia sama sekali tidak tertarik dengan itu, mau mereka mendirikan stan apapun Renata memutuskan untuk tidak ikut.
Ya. Setelah pengumuman ke dua di umumkan ternyata setiap kelas hanya bisa mengirim 10 perwakilan untuk mendirikan stan, sisa bisa menjadi pengunjung.
Dan Renata memutuskan untuk tidak terlibat dengan acara festival.
"Aku punya satu ide yang bagus untuk mendirikan stan kelas kita." semua orang langsung menoleh dan menatap siswa laki-laki berkacamata yang Renata ketahui bermana Baim.
"Stan makanan dan stan karya pasti sudah banyak digunakan untuk kelas lain, jadi aku punya ide gimana kalo kelas kita mendirikan stan photography? Dan tentu harus ada model yang cantik untuk menarik minat pengunjung." jelasnya.
Semua orang didalam kelas terdiam, mereka memikirkan tentang pendapat yang dilontarkan Baim mengenai stan kelasnya.
"Aku setuju." beberapa dari mereka mengangkat tangannya.
"Itu pasti hal yang menarik, selama ini stan yang dibuka selalu membosankan dan itu-itu saja. Aku yakin kelas kita pasti mendapat perhatian karena ini pertama kalinya kita membuka stan photography." jelas Baim.
"Jika yang lain sejutu aku juga setuju." ketua kelas mengadakan vote untuk mendirikan stan photography dan ternyata hampir seluruh siswa dikelas setuji dengan ide itu."
"Semua orang setuju dengan dengan itu, baiklah kelas kita akan mendirikan stan photography. Nah sekarang kita putuskan untuk mencari model yang cocok untuk menarik minta pengunjung."
Semua orang kembali terdiam, mereka semua mengamati orang-orang yang kira-kira cocok untuk menjadi model kelas kita.
"Aku memberi saran untuk Renata menjadi model kita." Baim langsung memberi pendapat dengan senang dan tentunya semua orang langsung tersenyum mengingat jika mereka memiliki siswa cantik dan populer di sekolah.
Mendengar namanya disebut Renata langsung menoleh kaget. Dia tidak ingin terlibat dengan ini semua.
"Aku sangat setuju, sudah Renata saja yang menjadi modelnya." ucap yang lain.
"Renata bagaimana?" ketua kelas menanyakan pendata pada Renata.
Renata bingung harus menjawab apa, dia tidak ingin menjadi perhatian orang-orang. Dia takut.
"Aku tidak bisa." jawabnya.
Semua orang langsung menatap kecewa Renata, mereka sungguh berharap jika Renata ingin menjadi modelnya.
"Kenapa tidak? Ini kesempatan yang bagus untuk kelas kita, baiklah kita akan mengajak yang lain untuk menjadi model asalkan kamu juga ikut." bujuk ketua kelas.
Renata masih diam tidak menjawab, dia melirik Andini yang juga tengah menatapnya.
"Aku ingin Andini juga ikut menjadi model, maka aku juga ikut."
Renata hanya mampu memikirkan Andini, setidaknya ia harus memiliki orang yang dekat dengannya.
Andini langsung terkejut dengan ucapan Renata.
Ketua kelas langsung tersenyum. "Oke, Andini, Renata dan Reno akan menjadi model kelas kita."
***

Bình Luận Sách (138)

  • avatar
    SariLinda

    bagus banget ini

    03/08

      0
  • avatar
    WijayaAngga

    Bagus ka, ada lanjutannya ga? atau cerita yang 11 12 ma ini bagus banget soalnya

    23/07

      0
  • avatar
    Abima aKeynan

    bgs

    11/06

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất