logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 16 Kedatangan Paman Dan Bibi

Pagi-pagi sekali Fani sudah sibuk di dapur dia menyiapkan menu spesial untuk menyambut adik ayahnya itu, bahkan pekerjaan rumah juga sudah selesai dia kerjakan, bau wangi dari opor ayam menguar ke penjuru rumah, menggugah selera para penghuni rumah.
"Tumben jam segini semua sudah siap Fan.. " tegur Ibu Ina ke menantunya itu.
"Iya dong, kan Paman mau datang harus di sambut dengan yang spesial," jawab Fani acuh.
"Itu Opor ayam, semua buat Paman sama Bibi kamu saja ?" tanya Ibu Ina.
"Iya.. "
"Lah terus buat sarapan Ibu, Bima sama Mila apa? "
"Itu Fani udah bikinin mie goreng." jawab Fani sambil menunjuk mie yang ada di atas meja dengan dagu.
"Terus buat makan siang Ibu apa? "
"Bawel banget sih, buat nanti siang makan apa atau apa tinggal diam aja, takut banget gak dikasih makan." bentak Fani dengan suara keras, sampai Ibu Ina menjengkit kaget, hal yang sebelumnya tidak pernah Fani lalukan.
"Fani.. Kamu berani bentak Ibu? " Bima yang baru sampai di ruang makan kaget melihat istrinya yang dulu patuh dan penurut kini berani membentak Ibunya.
"Berani lah kenapa gak berani, siapa dia. kan kedua orang tua aku meninggal juga karna ulah dari Ibu kamu ini, " ucap Fani tenang, dengan sengaja mengucapkan itu semua untuk menggertak mereka semua.
"Ma-maksud ka-kamu apa Fani bicara seperti itu? " terlihat dengan jelas Ibu Ina gugup setelah mendengar ucapan Fani barusan, bahkan Bima pun mengalami hal yang sama tak terkecuali Mila yang berdiri di belakang Bima langsung syok mendengar kakak iparnya berkata seperti itu.
"Tidak ada maksud apa-apa, kenapa pada bengong begitu. duduk lah sana, itu sarapan sudah aku siapkan, kalau gak ada sarapan apa-apa pada protes, giliran di buatin makanan di anggurin, maunya apa sih?!n" ketus Fani dengan suara keras.
Dengan ekspresi yang tidak bisa di jelaskan Bima, Ibu Ina dan Mila duduk di meja makan dan segera menyendok Mie goreng buatan Fani ke piring masing-masing, dalam diam mereka menikmati sarapannya, mie yang terlihat nikmat itu, tiba-tiba hambar ketika masuk ke dalam mulut.
Seperti tidak terjadi apa-apa Fani melanjutkan masaknya dan menyiapkan hal lain untuk menyambut kedatangan Pamannya, mereka sudah memberitahu sekitar jam sembilan pagi sudah sampai di sini.
🍃🍃🍃
Tok..
Tok..
Tok..
"Assalamu'alaikum.. " terdengar suara ketukan dan sahutan salam bersamaan dari luar.
"Waalaikumsalam.. " jawab Fani sambil berjalan ke depan untuk membuka pintu.
"Paman, Bibi... " teriak Fani sambil menghambur kepelukan Bibinya, agar terlihat seolah-olah mereka baru bertemu.
Nampak Ibu Ina keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu untuk menyambut tamunya itu, dengan senyum di paksakan Ibu Ina menyalami Paman dan Bibi.
"Apa kabar Ibu Ina? " tanya Bibi basa basi.
"Baik, Ibu Ike dan Pak Haris sendiri bagaimana kabarnya? " tanya balik Ibu Ina kepada Paman dan Bibi dari menantunya itu.
"Alhamdulillah baik, " jawab mereka bersamaa.
"Eemm, Fan.. Tolong bikin minum untuk Paman dan Bibi kamu ya, " ujar Ibu Ina menyuruh Fani.
"Bima mana Bu ?" terdengar Paman bertanya soal Bima.
"Bima kekantor pak Haris, dia tidak tahu kalau Pamannya akan datang kalau tahu pasti Bima akan ijin dari kantornya, untuk menyambut Pak Haris, " jelas Ibu Ina berbohong, dan Pak Haris tahu itu.
"Memang kamu tidak kasih tahu Fan, ke Bima kalau Paman sama Bibi akan berkunjung kerumah hari ini ?" mendengar pertanyaan Pak Haris muka Ibu Ina langsung pucat pasi gugup.
Fani yang baru datang membawa minuman serta cemilan untuk tamunya itu mengerutkan kening, mendengar pertanyaan Pamannya barusan, dia melirik sebentar ke mertuanya nampak jelas kegugupan di mukanya, pasti ada yang di tutupi oleh mertuanya, makanya pas Paman bertanya seperti itu dia pasti ketakutan.
"Ahh kata siapa, tadi pagi Fani kasih tahu kok ke Ibu, Mas Bima dan adik nya. kalau hari ini Paman sama Bibi akan datang berkunjung, tapi mas Bima beralasan dia sedang banyak kerjaan di kantor, jadinya tidak mau ijin, " jelas Fani pura-pura tidak menyadari ekspresi muka mertuanya itu.
"Tapi tadi kata mertua kamu, Bima tidak tahu kalau kami akan datang, kalau Bima sampai tidak tahu kan itu artinya kamu tidak memberitahu, " ucap Paman Haris sambil melirik Ibu Ina.
Yang di lirik hanya bisa menundukkan kepala merasa gugup, karna sudah ketahuan berbohong kepada Besannya.
❄❄❄❄

Bình Luận Sách (746)

  • avatar
    Nur Afiya Syafikah

    good

    10/10

      0
  • avatar
    Soleman Dangga Limu

    Alur Ceritanya Luar biasa

    07/08/2023

      0
  • avatar
    Ayya

    okk

    03/07/2023

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất