logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 3 Pria Single

Maya tiba di kamarnya. Sebuah ruangan dengan luas 32 meter persegi. Dinding didominasi dengan warna putih. Kain gorden berwarna merah bata dan karpet bermotif daun dengan warna senada. Di dekat jendela, terdapat dua sofa berukuran kecil dengan meja berada di tengah. Sebuah kasur berukuran 120cm x 200cm terdapat di bagian tengah kamar, bersisian dengan dinding.
Dari jendela hotel, Maya bisa melihat sebagian kota Jakarta Selatan dari ketinggian. Ketika akan menyusun baju di lemari, tiba-tiba ponsel yang diberikan Abimanyu berbunyi. Satu pesan baru telah masuk ke whatsapp.
Abimanyu: Nyonya, nanti malam saya jemput pukul 7 PM untuk makan malam. Makan siang kali ini, sudah saya pesan ke petugas hotel.
Setelah memasukkan semua pakaian ke lemari, dia membalas pesan Abimanyu.
“Baik, Tuan. Terima kasih,” balasnya singkat.
“Hmmm dia kan penulis, harusnya jawaban yang ditulis tidak sesingkat ini,” ledek Abimanyu setelah mendapatkan pesan singkat dari Maya.
***
Pukul 06.50 PM Abimanyu telah tiba di hotel untuk menjemput Maya dan Raja. Dia melihat-lihat sekeliling lobi untuk mencari mereka berdua, barangkali sudah menunggu di lobi. Tapi pria itu tidak menemukan orang yang dicari.
Abimanyu berjalan menuju sofa yang terletak di lobi hotel dan berniat menelepon Maya. Belum sempat memencet tombol ponsel, ia sudah melihat Maya dan Raja keluar dari lift tepat pukul 7.00 PM.
Ternyata PemRed benar, dia wanita yang tepat waktu. Baguslah, pikirnya.
Dia melambaikan tangan, memberi tanda kepada Maya agar tahu tempat dirinya berada. Raja yang melihat Abimanyu, langsung bergegas berlari menghampirinya. Maya terpana melihat putranya yang akrab dengan Abimanyu, padahal mereka baru bertemu beberapa jam yang lalu.
“Kita mau jalan-jalan ke mana, Paman?” tanya Raja penasaran.
“Setelah makan malam, kita akan berkeliling kota Jakarta. Paman akan membawamu melihat Monas,” jawab Abimanyu semangat.
“Monas! Apa itu?” tanya Raja lagi.
“Monas itu sebuah bangunan yang tinggi, di atasnya seperti eskrim tapi terbuat dari emas. Nanti kamu akan mengetahuinya,” jelasnya dengan antusias.
Raja berjalan sambil menggandeng tangan Abimanyu, sedangkan Maya hanya bisa melihat keakraban putranya dengan pria yang tentu saja masih asing baginya. Dia tidak habis pikir, bagaimana Raja bisa cepat akrab dengan orang asing? Tidak biasanya ia seperti itu, butuh waktu yang lama baginya untuk bisa akrab dengan orang lain.
Setelah makan malam, Abimanyu mengajak Maya dan Raja jalan-jalan mengelilingi kota metropolitan itu.
“Anda tidak membawa serta istri dan anak anda, Tuan Abimanyu?” cetus Maya memecah keheningan.
Abimanyu tiba-tiba tertawa lepas. Lalu melihat ke kaca spion. Dia melihat Maya memasang raut bingung karena mendapatkan tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
“Maaf, Nyonya. Saya spontan tertawa mendengar pertanyaan anda.”
Dia berusaha menenangkan diri sebentar. Setelah tidak lagi tertawa, Abimanyu menjawab, “Saya ini masih single, Nyonya. Belum menikah alias bujangan.”
“Maafkan saya. Saya pikir anda sudah—”
Maya merasa malu dengan apa yang baru saja ditanyakannya.
“Tidak apa-apa, Nyonya. Bukan Anda saja yang mengira seperti itu, banyak yang berpikir saya sudah menikah dan mempunyai anak. Mungkin karena mereka melihat penampilan saya.” Abimanyu terkekeh.
Penampilan Abimanyu memang terlihat lebih tua dibanding usianya. Kumis, cambang dan jenggot membuatnya tampak lebih tua dari usia yang masih dua puluh sembilan tahun. Ditambah lagi rambutnya yang panjang. Meski ia selalu menguncir rambutnya, tetap saja membuat pria itu terlihat berumur.
“Naah, Raja. Itu dia yang namanya Monas,” ujarnya menunjuk ke arah Monas.
Abimanyu memperlambat laju kendaraan agar Raja bisa melihat Monumen Nasional yang terletak di jantung provinsi DKI Jakarta.
Raja menurunkan jendela mobil, agar bisa melihat bangunan itu dengan jelas. Dia melihat dengan kagum akan keindahan Monas di malam hari.
Bagian atasnya bersinar terang, memancarkan warna keemasan. Bagian tengah berwarna ungu bercampur biru, karena pantulan cahaya lampu. Sedangkan bagian bawah berwarna putih.
“Tapi kita tidak bisa turun dan melihatnya dari dekat sekarang, karena sudah malam. Paman janji akan membawamu ke puncak Monas untuk melihat betapa indahnya kota Jakarta ini,” janjinya.
“Janji ya Paman? Aku ingin sekali naik ke puncak sana,” ucap Raja berbinar sambil menunjuk ke arah puncak Monas.
Abimanyu mengangguk mantap, lalu mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking kecil milik Raja.
Setelah keliling Jakarta Pusat, Abimanyu mengantarkan Maya dan Raja menuju hotel untuk beristirahat.
“Hmmm ... Nyonya, besok mau saya antar jalan-jalan lagi atau Anda ingin istirahat di hotel?” tanya Abimanyu.
Karena besok hari minggu dan belum waktunya membawa Maya ke kantor, jadi ia bisa mengajak mereka jalan-jalan untuk memenuhi janjinya kepada Raja.
Belum sempat Maya menjawab, Raja langsung antusias bertanya, “Besok kita akan jalan-jalan ke mana Paman?”
Maya yang merasa tidak ingin merepotkan Abimanyu langsung menegur Raja dengan membulatkan matanya dan menggeleng. Bocah kecil itu langsung menunduk lemas.
Abimanyu yang menyadari hal itu lalu berkata, “Bagaimana kalau besok kita ke Seaworld melihat ikan? Kamu suka dunia laut?”
Mata Raja berbinar seketika.
“Suka Paman, aku suka,” serunya.
Mata indah itu memancarkan kebahagiaan, setelah sekian lama akhirnya Raja bisa menikmati indahnya masa kanak-kanak dengan mengunjungi berbagai tempat hiburan. Meski bersama dengan pria asing, bukan ayahnya. Ia selalu berharap suatu saat ayahnya mau mengajak jalan-jalan mengunjungi tempat hiburan keluarga di Mumbai.
Maya yang melihat anaknya tengah bahagia, memilih untuk diam. Dia juga tidak ingin mengecewakan putra semata wayangnya.
“Baiklah, kalau begitu besok paman jemput jam 08.00 AM ya?” ucap Abimanyu membungkuk sambil mengelus rambut tebal Raja.
“Siap Paman.”
Seketika Raja bersikap seperti tentara ketika menerima perintah dari atasannya.
Bersambung....

Bình Luận Sách (149)

  • avatar
    RosdianaDian

    bagus

    06/08

      0
  • avatar
    a******2@gmail.com

    ok good

    24/05

      0
  • avatar
    PratiwiWidya

    ceritanya bagus

    11/05

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất