logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 3 Dari Pemimpi Menjadi Pemenang

Berbekal uang tabungan Kakek yang tersisa, aku mendaftarkan diri untuk kuliah. Masih sisa, tinggal sisanya aku harus bekerja sambil kuliah. Aku tidak punya keahlian, aku hanya bisa mengandalkan otakku. Ya, otakku. Aku cerdas, bukankah kita adalah apa yang kita pikirkan?
Berbekal sebuah brosur yang kuketik sedemikian rapi, kufoto kopi, kutempel di setiap Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Aku tidak punya lembaga apa pun, maka aku hanya menyebarkan brosur di beberapa sekolah saja. Alhamdulillah, aku menerima tiga les private yang pertama, menghubungi lewat Hp butut keluaran baheula.
Big dream is big achievement.
Ya! Aku memang pemimpi, tapi tidak sekadar pemimpi. Aku akan merealisasikan mimpiku dalam tindakan nyata. Lebih baik memulai melangkah, daripada hanya menyimpan sebuah ide yang cemerlang, tetapi hanya disimpan dalam otaknya. Aku memang pemimpi, tapi pemimpi yang tahu diri.
Sedikitpun aku tidak takut bermimpi besar.
Waktu berlalu, beberapa teman memercayai kemampuanku untuk bergabung dalam tim training mereka. Tentu saja aku terima. Aku menjalani pelatihan, bertahap dan terus-menerus. Hingga aku mendapatkan kepercayaan diri, hingga aku mampu benar-benar berkata di depan umum dan menyampaikan motivasi pada mereka yang membutuhkan motivasi, pada mereka yang kehilangan orientasi, pada mereka yang lemah semangat.
Dari survei ringan, aku mendapatkan beberapa hal yang membuat orang takut bermimpi besar, tak berani bermimpi besar, dan mengenyahkan mimpi-mimpinya. Budaya masyarakatlah pertama yang membuat cara berpikir manusia takut berpikir besar. Untuk bermimpi besar dibutuhkan keberanian untuk melampaui keadaan budayanya, seperti Raybinson yang tidak percaya pada buku yang mengatakan bahwa kaca itu mudah pecah.
Ketakutan selanjutnya adalah, bahwa manusia takut dicap sebagai orang yang terlalu ambisius dan terlalu muluk-muluk dalam menghadapi masa depannya. Budaya, ’main aman’ telah menjadi gambaran pemikiran yang begitu kuat menggelayuti pikiran manusia. Ambil risiko rendah meskipun hasilnya biasa-biasa tetapi menang secara gengsi. Pakaian rapi ala pegawai negeri sipil, atau bahkan menggunakan segala cara untuk mendapatkan posisi aman, menunggu uang bulanan. Nilai aman.
Tapi, tak boleh menyamakan seluruhnya. Hanya sebagian saja. Masih ada yang benar-benar memperjuangkan nilai kebenaran, walau telah mendapatkan nilai aman, tetapi dia tetap profesional dan bertanggung jawab. Benar, kan?
Ketakutan ketiga dalam bermimpi besar adalah kata gagal. Ya, kegagalan. Ini sih pendapatku, karena orientasinya adalah hasil, dan bukan orientasi pada suatu proses dan kebaikan bagi dirinya dan orang lain. Di sini, kebanyakan mereka dihargai atas hasil yang telah dicapainya, dan bukan atas usaha serta kerja kerasnya. Penghargaan bagi mereka yang berusaha keras dalam proses kesuksesan sangatlah minim. Budaya ini membuat orang takut mencoba, takut akan kegagalan.
Budaya ketakutan berusaha keempat adalah adanya istilah nrimo. Mayoritas suku yang telah tersebar ke seluruh pelosok nusantara adalah suku Jawa. Konsep nrimo ini masuk begitu saja tanpa telaah yang lebih mendalam. Konsep nrimo sebenarnya mengajarkan kepada kita untuk tetap berbesar hati dan mengucapkan syukur pada Sang Pencipta dalam kondisi seburuk apa pun. Namun, kenyataannya, konsep nrimo ini seringkali ditanamkan secara salah, sehingga justru membuat orang berpuas diri dan malas berusaha untuk menjadi lebih baik.
No pain no gain, no risk no gain. Sopo temenan bakal tinemu. Man jadda wa jada. But, Success is journey.
No problem.
Aku tak terlalu pusing memikirkan masa depan, apalagi takut. Rumus mudah yang kupakai adalah rumus kehidupan. Seperti ketika melihat angin yang berhembus setiap saat dengan kekuatannya, seperti air yang mengalir dengan kekuatannya, seperti gempa bumi yang berguncang karena kekuatannya, seperti laut dengan kekuatan ombaknya, menggulung dan meminggirkan sampah hingga ke pinggir.
Ya, aku cukup yakin dengan kekuatan yang ada pada diriku. Aku mempunyai akal, otak yang kapasitasnya tak terbatas, atau jika aku memang belum bisa aku pasti akan belajar untuk bisa.
Aku tidak takut gagal, aku tidak takut penderitaan. Aku sudah banyak mengalaminya bukan? Aku akan terus bersemangat. Semangat manusia tidak bisa dilumpuhkan. Jika kita masih bisa bernapas, maka kita masih bisa mempunyai impian. Kalau kita berani untuk mengejar impian kita, semua impian akan bisa tercapai
Yang terpenting dalam hidupku adalah memiliki sebuah tujuan, setidaknya tujuan jangka pendek. Dan tujuanku sederhana untuk sementara. Menyelesaikan kuliahku dengan nilai tertinggi. Itu cukup sementara bagiku. Aku akan berusaha keras, memenuhi pilihan. Menjadi yang terbaik.
Mengetahui tujuan Anda dan keinginan untuk mencapainya, tidak akan membawa Anda dekat kepadanya. Hanya tindakan yang mampu berbuat demikian.

Bình Luận Sách (217)

  • avatar
    Romy

    bagus. kisahnya inspiratif, menggambarkan sudut kehidupan yang penuh perjuangan dan mungkin memang terjadi pd diri seorang pemuda d luar sana.

    27/03/2022

      3
  • avatar
    Rudi Suprijanto

    tulisan ini sangat menginspirasi terutama anak2 muda supaya tdk pernah berhenti menggali mimpinya apapun keadaanya.

    06/02/2022

      1
  • avatar
    Ode Barta

    novel nya menarik dan tidak membosankan

    13d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất