logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Episode 2.1. Impromtu Marriage

"Yuki, lo gak apa-apa?" tanya Gita yang tiba-tiba muncul di hadapan Yuki bersama Yuda.
"Gue gak apa-apa. Tapi setelah lo dan Yuda ada, gue jadi kenapa-napa," rengek Yuki menangis histeris.
Pasalnya Yuki sedari tadi menahan tangisannya, ia memendam kesedihannya sendirian karena bingung harus berbagi dengan siapa. Bahkan kedua sahabatnya malah sulit dihubungi saat dalam keadaan genting. Tetapi setelah Gita datang, dia baru bisa berbagi kesedihannya dan menumpahkan semua tangisannya di pundak sahabat baiknya itu.
"Kenapa sih kalian baru datang sekarang, di saat gue udah dinikahin secara paksa," kata Yuki dengan tangisan yang semakin menjadi-jadi.
"Nikah? Jadi maksudnya kita telat?" kata Yuda membulatkan kedua matanya karena kaget dan tak percaya, begitu juga dengan Gita yang tak kalah kaget saat mendengarnya.
Gita pun melepaskan pelukannya dan menatap kedua bola mata Yuki. "Lo sekarang jadi udah..."
Belum selesai Gita bicara, Yuki kembali menangis histeris saat Gita melemparkan pertanyaan yang menurutnya tidak ingin di dengar.
"Lah lo juga, gimana ceritanya bisa salah kamar?" timpal Yuda kesal.
"Gue mana tau kalo salah masuk kamar. Gue bener-bener dalam keadaan ngantuk saat itu. lupa no kamarnya berapa, lo juga kenapa nyalahin gue!" teriak Yuki melempar sepatu yang ia kenakan ke tubuh Yuda karena kesal. "Brengs*k banget. Temen apaan lo!"
Yuda pun menangkap sepatu tersebut dan memberikannya kembali pada Yuki. "Maafin gue ki," timpal Yuda mendekap Yuki kedalam pelukannya. "Harusnya gue gak biarin lo pergi sendirian, harusnya gue anter lo dulu ke kamar," kata Yuda yang sangat menyesalinnya.
"Hanya saja gue gak ikhlas lo jatuh kepelukan orang lain begitu saja," batin Yuda.
Yuda pun merasakan sakit yang sama seperti Yuki, pasalnya selama mereka berteman, Yuda sudah menaruh hati pada Yuki sejak lama, tapi saat tau Yuki menikah, Yuda semakin hancur perasaannya.
"Padahal Yuda sampe teriak-teriak tau Ki, kalo kamarnya no 111," kata Gita membuat Yuki melepaskan pelukan Yuda. Untuk sejenak Yuki kembali terdiam, lalu setelahnya kembali menangis sejadi-jadinya.
"Gue benar-benar ngantuk saat itu, makannya pas liat pintu kamar 11 kebuka gue main masuk dan langsung ke Wc," ucap Yuki sembari menangis sesenggukan.
Gita yang melihat sahabatnya kembali menangis pun langsung memeluknya kembali.
"Terus nasib gue sekarang gimana? Gue gak mau nikah kaya gini. Terus impian gue gimana, Git?" ujar Yuki yang tak henti-hentinya menangis.
"Emang lo pikir, lo doang yang pusing. Gue yang jadi korban lo. Gara-gara lo yang main masuk ke kamar orang seenaknya, gue jadi harus nikah paksa sama lo!" Sela Steven kesal.
"Terus aja lo nyalahin gue, emang ini kemauan gue, kalo gue tau itu bukan kamar gue, gak mungkin gue salah masuk kamar kaya gini. Lagian gue juga udah minta maaf sama lo dari tadi," kata Yuki dengan air mata yang masih mengalir deras.
Yuda yang melihatnya ikut emosi dan berniat untuk menghajar Steven. Tapi Yuda kembali mengurungkan niatnya dan memilih mendekatkan pandangannya secara langsung ke kedua bola mata Steven dengan tatapan tajam penuh makna.
"Yud, udah... Yud." Gita mencoba menjauhkan kembali posisi Steven dan Yuda.
"Saya itu lebih pusing liat kalian ribut di ruangan saya. Sekarang kalian keluar atau saya akan lempar kalian pake kursi satu persatu," ujar penjaga yang membuat mereka akhirnya harus keluar dari ruangan.
"Jadi sekarang lo udah nikah?" tanya Yuda yang masih tak percaya.
"Sekali lagi lo nanya, gue lempar pake batu ke muka lo," jawab Yuki kesal.
"Gue cuma masih heran kenapa bisa sampe nikah, emang gak ada jalan lain. Lagian lo cuma salah masuk kamar, masa iya langsung di nikahin," ucap Yuda yang masih bingung dan belum nemuin jawaban detailnya.
"Masalahnya gue sama dia..."
Yuki menghentikan ucapannya karena merasa malu untuk menceritakan lebih detailnya.
"Karena apa?" tanya Yuda dan Gita penasaran.
"Karena gue sama dia lagi telanjang ..., eh tapi bukan telanjang bulat. Jadi pas datang gue langsung ke kamar mandi buat bersihin badan, berniat biar gue bisa langsung tidur. Tapi nyatanya pas gue keluar kamar mandi udah banyak orang," kata Yuki menundukkan pandangannya.
"Ya ampun, malang banget sih nasib lo," ucap Gita yang kembali memeluk Yuki.
"Ya udah sekarang kita ke apartemen dulu, terus kalo udah tenang kita cari jalan keluarnya." Sela Yuda.
"Iya gue setuju," timpal Steven.
Gita yang saat itu merangkul Yuki, mencoba menenangkan dirinya yang masih tak percaya dengan status dirinya yang berubah derastis secara instan. Pasalnya Yuki memiliki harapan dan impian besar yang harus dia capai dan idam-idamkan selama ini.
Yaitu memiliki suami yang kaya raya dan hidup bahagia.
Kamar 11 menjadi tujuan Steven, Yuki, Gita dan juga Yuda. Karena memang tas Yuki masih ada di dalam kamar mandi apartemennya Steven, selain itu mereka berencana untuk mencari jalan keluar untu pernikahan konyol yang tidak terduga ini, konyol bagi mereka, tapi sah menurut agama mereka.
Steven yang saat itu membuka pintu hotel, langsung menyuruh Yuki dan dua sahabatnya untuk masuk juga. Setelahnya Steven memilih menyalakan televisi guna mencairkan suasana. Bukannya mencair, akan tetapi siaran televisi itu malah membuat Steven, Yuki, Gita dan Yuda malah terkejut dengan sebuah berita yang sedang di tayangkan di televisi. Yang tak lain adalah berita tentang penggerebekan semalam.
Steven pun langsung mematikan televisinya saat berita belum selesai ditonton. Itu karena Steven melihat Yuki kembali menangis histeris. Meski Steven kecewa dengan kecerobohan Yuki, tetap saja Steven masih punya sisi kasihan.
"Lah kok di matiin sih Tv nya?" tanya Yuda yang masih menatap layar televisi. Sampe akhirnya Gita memberi isyarat pada Yuda, kalo Yuki kembali menangis.
"Gue Cuma penasaran aja, katanya ada anak sutradara terkenal yang ikut di grebeg juga di hotel ini," jawab Yuda.
"Lo salah denger kali," jawab Steven menimpali.
"Anak tunggal sutradara terkenal yang identitasnya belum terbongkar itu bukan, Yud?" tanya Yuki menyela dan mengusap kasar air matanya.
"Ia, emang lo tadi gak denger?"
"Engga, tau sendiri gue sibuk nangis," kata Yuki.
"Coba aja gue salah masuk kamar tuh anak orang kaya, bukan dia," gumam Yuki mendelik ke arah Steven. "Pasti masa depan gue, dan nyokap gue terjamin kedepannya."
"Yuki nyokap lo!" sela Gita membulatkan kedua matanya seolah menyadarkan Yuki akan berita tersebut.
Sontak Yuki pun, ikut membulatkan kedua matanya dengan ekspresi terkejut. Pasalnya orang tua Yuki pasti sekarang sudah tau akan berita yang ditayangkan barusan itu ada kaitannya dengan anaknya.
"Gimana nasib gue, Git? Pasti nyokap marah besar dan kecewa banget. Bisa-bisa gue di usir dari rumah!" Seru yuki dengan raut wajah panik.
"Yah jelasin baik-baik, kalo yang di berita itu gak semuanya benar. Kita cuma terjebak," jawab Steven asal.
"Iya betul banget, orang tua lo pasti ngerti kok. Tar gue sama Yuda pasti bantuin Lo," Timpal Gita.
"Yah kali, lo kaya gak tau aja gimana galaknya nyokap gue, pasti nyokap gue syok berat liat berita itu, belum lagi mulut tetangga yang tajam pada nyibir gue nantinya. Gue harus pulang sekarang pokoknya, gue mau jelasin apa yang sebenarnya."
"Enak aja, kelarin dulu kerjaan kita disini, baru setelah itu kita balik," sela Yuda dan membuat yang lainnya terdiam.
Setelahnya Yuda menyuruh Yuki beristirahat terlebih dahulu.Yuda gak mau membuat client nya kecewa, atau karirnya hancur Cuma gara-gara masalah ini.
"Heh, gue nitip Yuki sebentar. Ini kartu nama gue, kalo ada apa-apa sama dia hubungi gue. Dan awas aja kalau lo berani macam-macam sama dia!" ancam Yuda dengan mata mendelik sinis.

Bình Luận Sách (134)

  • avatar
    PasmatulkarimahDinda

    😍😍

    12/08

      0
  • avatar
    NurulSuhaibah

    Bestnyee

    24/07

      0
  • avatar
    IkaLoliana

    best

    22/06

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất