logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bab 2 (Serba salah)

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Akhirnya semuanya telah selesai. Untung saja Bu Asih mau menjaga anakku. Jika tidak pasti aku sudah kerepotan sekali. Aku pun segera ingin menjemput anakku ke rumahnya Bu Asih karna tadi Bu Asih bilang mau di bawa pulang dulu. Aku pun tadi meng iyakan saja. Saat aku ingin melangkahkan kakiku tiba tiba ibu pun memanggilku.
"Meh nengdi koe Dit ?" (Mau kemana kamu Dit) tanyanya.
"Anu, ajeng marani Maul di Bu Asih, Bu" (Anu, mau jemput Maul di Bu Asih, Bu) jawabku merasa takut akan tatapan ibuku yang menyeramkan itu.
"Koe ki piye sih, meng momong karo resek resek wae anake semang di titip titipno. Meng marakke ibumu ki isen ngerti pora haaaa" (Kamu itu gimana sih, cuma menjaga sama bersih bersih saja anaknya di titip titipkan segala. Cuman buat ibumh ini malu saja, tau tidak haaaa)
Dddddddeeeeeeeeeegggggggggg
Benar saja dugaanku, pasti aku selalu salah di mata ibuku ini. Entahlah aku nggak tau harus bagaimana lagi.
"Kae loh, nyonto Mbakmu kae. Momong anake ora tau di titip titipin nang tonggo" (Itu loh, mencontoh mbakmu itu. Jagain anaknya nggak pernah di titip titipkan ke tetangga) ujar ibuku lagi masih dengan ngomel ngomel yang selalu bilang harus seperti Mbak Dina.
Ya, jelas Mbak Dina nggak pernah nitip nitipin anaknya dulu ke tetangga. Selalu nitipke ke aku, yang jagain pun aku. Kaya gitu aja sudah lupa pastinya. Aku pun terus berjalan untuk ke rumahnya Bu Asih. Nggak akan bakal kelar kelar jika ibu sudah ngomel ngomel begitu.
"Koe kui, di omongi seng tuo malah lunggo, kualat mengko" (Kamu itu, di bilangin sama orang tua malah pergi, kena batunya nanti) Ibupun berteriak. Aku pura pura tak mendengarnya dan terus berjalan.
Setelah sampai di rumahnya Bu Asih. Terlihat di teras rumah, ada Bu Asih dan juga anaknya sedang menghibur anakku Maulana.
"Kulonuwun Buk" (Permisi Buk) ucapku seramah mungkin.
"Mrene Dek, anakmu anteng wae ki" (Kesini Dek, anaknya diam saja ini) ujar Bu Imah yang dengan tersenyum ramah.
"Ternuwun Buk, pun sampun momong anake kulo" (Terima kasih Buk, sudah mau jagain anak saya) jawabku dengan tersenyum mengembang.
"Iyo Dek, seng sabar yo" (Iya Dek, yang sabar ya) ujar Bu Imah nampak faham dengan keadaanku
"Injeh, tak permisi sek Buk" (Iya, mau pulag dulu Buk) ucapku nampak Bu Imah pun hanya mengangguk.
Ku bergegas melangkahkan kaki ini untuk pulang ke rumah yang tak jauh jiga dari rumah Bu Imah ke rumahku.
Setelah sampai di rumah, terlihat Mbak Dina sedang di sini. Palingan ya ngrumpi deh sama ibuku.
"Seko endi Dit,?" (Dari mana Dit,?) tanya Mbak Dina dengan sinisnya.
"Methok, anakku nang Bu Imah" (Jemput, anakku di Bu Imah) Ku jawab dengan jujur.
"Halah glayap wae koe ki, mosok meng ngono titip titipno" (Halah, kluyuran saja kamu itu, masak cuman begitu saja dititip titipkan)
Ddddddddddddeeeeeeegggggggggg
Mbak Dina bilang aku kluyuran, dan cuma begitu saja di titip titipkan. Emang Mbak Dina dulu apa juga tidak begitu. Kan anaknya yang ngurus juga aku.
Aku pun tak menjawabnya. Gegas ku langkahkan kaki ini untuk menuju ke kamarku. Lama lama bisa sangat sakit hatiku mendengar celotehan ibu juga menantu kesayangannya itu.
Setelah tiba di kamar, entah kenapa nggak ada angin nggak ada hujan air mata ini tiba tiba menetes. Seakan aku sudah rapuh sekali. Karna memang aku serba salah di mata mereka.
Ku mencoba menghibur diri dengan bercanda kepada anakku. Hanya dia lah yang mengerti akan perasaan ibunya ini. Entah sudah berapa lama aku di dalam kamar juga anakku sudah tertidur dengan lelapnya.
Kkkkkkrrruuuccccuuukkk kkkkrruucccuuukkk kkkkrrruuccuukkk
Perutku tiba tiba berbunyi, ternyata rasa lapar sudah datang. Aku segera beranjak dari tempat tidurku untuk menuju ke dapur.
Saat sampai di dapur juga aku membuka tudung saji. Ternyata tidak ada makanan. Perasaan tadi aku masak banyak kenapa sudah habis ya.
"Meh ngopo koe Dit ?," (Mau ngapain kamu,Dit?,) ujar Ibu mengagetkanku.
"Anu, meh maem Buk" (Anu, mau makan Buk) jawabku.
"Masak dikek, mengko Mbakmu meh madang nang kene"(Masak dulu, nanti Mbak kamu akan makan di sini)
Dddddddeeeeeeeeeggggggggggg
Berarti tadi Mbak Dina makan di sini. Pantes saja jika makanan sebanyak itu habis. Aku pun terpaksa menahan rasa lapar ini.
"Ndang kono, tuku lawuh gowo duwitmu" (Cepetan sana, beli lauk bawa uangmu) ujar Ibu lagi sambil berlalu pergi.
Uangku di dompet hanya tinggal 50 ribu. Gimana lagi jika aku tidak membelinya ibu pasti ngomel ngomel. Sedangkan suamiku belum mendapatkan upah dari hasil kerja mencangkul.
Aku, segara mengambil uang di kamarku. Lalu langsung pergi ke warung. Mbak salamah, di warung Mbak salamah pun sangat kumplit sekali. Semoga saja anakku nggak bangun karna cuma aku tinggal sebentar.
Akhirnya sampai juga di warungnya Mbak Salamah.
"Mbak, iwak pitike sekilo" (Mbak, daging ayamnya satu kilo) ujarku.
"Oke" jawab Mbak Salamah dengan singkat. Telihat Mbak Salamah pun mencacah daging ayam yang masih sangat fres itu.
Tiba tiba ada yang mengambil uangku dari belakang, karna memang aku pegang di tangan kurang kuat juga.
"Iki gawe jajan aku" (ini buat jajan aku) ujarnya. Saat aku menengok ternyata yang mengambil uangku ....
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
NEXT ?
Siapa ya yang mengambil uangnya, kenapa jahat sekali😬
Jangan lupa like juga komennya semua 😊💕 Biar mak makin semangat ngetiknya 😊

Bình Luận Sách (93)

  • avatar
    RasyaRasya

    bagus

    08/07

      0
  • avatar
    RiAnd

    sangat bagus ak suka itu aku akan kasih bintang ⭐⭐⭐⭐⭐5

    27/06

      0
  • avatar
    Jenn Naa

    bagus

    15/06

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất