logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

AKU BUKAN ANAK KESAYANGAN

AKU BUKAN ANAK KESAYANGAN

Wie Dew Wie


Bab 1 (Awal mula)

"Nduk, gaweanmu kae loh, ra meng hpne wae" (Nduk, kerjaanmu itu loh, jangan cuma hpnya saja) teriak ibukku, di kira aku hanya mainan Hp saja. Padahal sedang nenenin anakku yang baru berusia 4 bulan.
"Enggeh, kehriyen buk" (Iya, sebentar buk) jawabku. Aku segera mengendong anakku, sudah biasa aku mengerjakan aktifitasku yang sambil mengendong anakku.
Ku langkahkan kakiku menuju ke dapur. Yang pastinya piring piring kotor menumpuk di wastafel. Dengan bersusah payah walaupun sambil mengendong anakku aku tetap memaksakan untuk mencuci piring.Setelah selesai mencuci piring terlihat ibuk sedang berbicara dengan Mbak Dina.
"Wuih apik tenan kui, kono jipok lawuh kae, ono ayam" (Wah bagus banget itu, sana ngambil lauk itu, ada ayam) begitulah yang aku dengar ibu berbicara.
Terdengar langkah kaki ibu dan Mbak Dina berjalan ke arah dapur. Aku pun baru mengelap wastafel yang tadi kecipratan air. Lalu ibu pun mengambil piring yang baru saja aku cuci.
"Nek ngumbah piring ki sek resik, ki seh koyo ngono. Marai risi" (Kalau mencuci piring itu yang bersih, ini masih begini. Membuat jijik saja)
Dddddddeeeeggggg
Benar benar sampai menusuk ke relung hatiku yang sangat dalam. Aku pun hanya menunduk, padahal aku sudah bersusah payah mencuci sambil mengendong anakku yang masih nenen ini. Kenapa Ibu bisa bilang ke padaku begitu.
Lalu Mbak Dina pun mengambil piring yang tadi aku mencucinya nggak bersih. Terlihat ibu hanya tersenyum melihat tingkah Mbak Dina.
"Nah, mbok begini kan resik" (Nah, seperti ini kan bersih) ucap Ibu yang sambil menunjukkan hasil piring yang telah di cuci oleh Mbak Dina.
Dalam hatiku ingin menangis, tapi ya sudahlah. Untuk apa juga aku menangis. Biarkan semua aku pendam saja.
Aku masih berdiri terpaku saja. Nggak tau harus bagaimana. Dan masih aku dengar juga percakapan ibu dan Mbak Tina.
"Lah, punya anak crebek sih buk" (Lah, punya anak nggak bersihan sih Buk) ucap Mbak Dina membuatku makin sakit hati saja.
"Ha, embuh kae. Padahal aku yo ra ngajari sek koyo ngono." (Ya, Nggak tau itu. Padahal aku tidak mengajari yang begitu) jawab ibukku, karna aku nggak mau sakit hati lagi karna ucapan Ibu juga Mbak Dina. Aku pun segera pergi kemarku.
Perlahan lahan air mata ku jatuh juga. Hanya lewat tangisan lah aku bisa meluapkan semuannya. Akhirnya anakku pun tidur. Perlahan lahan ku tidurkan dia di atas kasur ini. Aku juga harus terus melakukan aktifitasku. Jika tidak ibu pasti akan mengadu ke Mbak Dina lagi.
"Yang nyenyak ya le, ibumu tak beres beres dulu" ucapku lirih.
Gegas aku pun melangkahkan kaki ke luar rumah. Mencuci baju, menyapu, mengepel dll. Baru selesai mencuci baju, lalu baru menyapu dapat setengah anakku pun sudah menangis.
Oooeeeeekkk oooeeekk oooeeeekk
Aku pun menghentikan aktifitas menyapuku. Segera berlalu ke kamarku. Ku mencoba menenangkan anakku ini yanh masih menangis.
"Dit ... Dita ..." teriak ibu yang memanggilku.
"Nggeh Buk, pripun " (Ya Buk, bagaimana) jawabku yang sambil tergopoh gopoh menghampiri ibukku.
"Nek nyapu kui di teruske, ra mandek koyo ngono, nggak ilok loh. Wes dadi wong tua kok regetan wae" (Kalau menyapu itu di teruskan, nggak berhenti kaya gini, nggak boleh loh. Sudah jadi orang tua kok kotor sekali)
Dddddeeeeeeeggggggg
Perkataan ibu itu membuatku benar benar tumbang. Padahal baru tinggal sebentar menenangkan anakku yang menangis kenapa malah di katain begitu sih.
"Kae loh nyonto, Mbakmu kae resikan tangi gasek wes rampungan. Ra koyo awakmu mbarok wae" (Itu loh mencontoh, Mbakmu itu, dia bersihan, bangun pagi sudah selesai semua. Tidak kaya dirimu tidur saja) ujar ibu lagi. Tapi aku tak menjawabnya.
Mbak Dina, anaknya sudah besar sudah masuk sekolah SD. Jadi wajar jika sudah tidak repot mengurus anak. Sedangkan aku, anakku kalau malam malah bagun tidurnya malam malam. Paginya pas ingin aku tinggal nangis.
Suami kemana ? suamiku kerja serabutan, ya serabutan itu kerja apa saja yang penting halal. Apakah ke uangan setabil ? jawabnya tidak. Ke uanganku bahkan selalu kurang. Jika di bilang orang tuaku itu terpandang juga kaya. Tapi aku tidak meminta uang sepeserpun dari mereka.
Yerlihat ibu pun pergi meninggalkanku. Aku pun melanjutkan menyapunya sambil menenangkan anakku yang masih meronta ronto menangis. Saat sampai di teras rumah menyapunya tiba tiba ada Bu Asih yang mendekat ke arahku.
"Leren sek to nduk sakke anakmu kui" (Berhenti dulu lah nak, kasian anakmu itu) ujarnya.
"Mboten popo Buk" (Tidak apa apa Buk) jawabku yang dengan memaksakan tersenyum kepadanya.
"Gowo rene, rampungke sek gaweanmu" (Bawa sini, selesaikan dulu pekerjaanmu) ujar Bu Asih dengan mengambil anakku Maulana dari gendonganku.
"Tersuwun nggeh Buk" (Terima kasih Buk) jawabku yang dengan tersenyum.
Aku merasa lega ada yang mau bantuin menjaga anakku. Yang ibu kandungku saja tidak mau menyentuh cucunya itu. Gegas aku pun menyelesaikan semua tugasku ini. Agar semuanya cepat selesai dan bisa fokus kepada anakku.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Next ?
Maaf 🙏 kalau penerjemahannya dari Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia ada yang salah. Minta krisannya semua 😊 Mak asli Jawa tapi Bahasa Jawa cuma bisa yang Ngoko kalau yang Krama alus dll. Malah nggak bisa, bisanya dikit dikit hehe 🙏
Jangan lupa like juga komennya ya semua 😊💕

Bình Luận Sách (93)

  • avatar
    RasyaRasya

    bagus

    08/07

      0
  • avatar
    RiAnd

    sangat bagus ak suka itu aku akan kasih bintang ⭐⭐⭐⭐⭐5

    27/06

      0
  • avatar
    Jenn Naa

    bagus

    15/06

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất