logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bab 7 (Rencana Misya ber KB)

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
(MASIH POV MISYA)
Dengan berat hati aku pun menuruti kemauan suamiku. Tak mau juga bila aku tak melayani suamiku bisa bisa aku durhaka nanti.
Setelah sudah melayani suamiku yang dengan rasa sakit ini. Ku langkahkan kaki menuju ke kamar mandi. Rasa perih masih saja terasa.
Tapi aku senang bisa melayani suamiku. Aku pun melanjutkan aktifitasku untuk mencuci baju, dengan menahan rasa perih ini. Terlihat di ranjang tempat tidur suamiku tidur dengan pulasnya. Yang di sampingnya juga ada Rafael yang tertidur juga.
Aku berharap kehidupan keluarga kecilku seperti layaknya orang lain berkeluarga.
30 menit akhirnya selesai juga. huufftt capeknya. Sudah beberapa hari tak mencuci baju.
"Dek, Mas cari kerjaan ya" ujarnya yang membuat aku merasa senang.
"Iya Mas, hati hati ya" jawabku dengan penuh rasa syukur ini.
Karna Rafael masih tertidur aku melanjutkan untuk menjemur baju terlebih dahulu. Biar nanti bisa fokus bermain sama Rafael.
Semoga saja Mas Bram benar benar cari kerjaan. Karna memang sejatinya laki laki itu pemberi nafkah untuk anak istrinya.
Setelah semua selesai, Aku pun kembali ke kamar masih terlihat Rafael tertidur dengan pulasnya.
Tiba tiba ponselku berbunyi, palingan Atun yang telvon. Dan saat aku lihat benar saja. Lalu aku pun menggeser tombol hijau ke atas untuk mengangkatnya.
"Halo mbak, apa kabar mbak" ujarnya.
"Iya dek, mbak baik kok" jawabku.
"Syukurlah mbak, aku slalu mencemaskan mbak" ujarnya yang membuat aku trenyuh. Bisa bisanya adikku ini mencemaskanku di sini.
"Jangan cemasin mbak, mbak ngak apa apa kok" jawabku dengan terkekeh.
"Oh iya dek, apakah sudah sampai di paris" ujarku mencoba bertanya.
"Sudah mbak, ini lagi di apartemen. Baru juga nyampe" jawabnya yang membuat aku lega.
"Owalah, ya sudah istirahat dulu gih. Ngak usah berpikiran aneh aneh tentang mbak,Mbak ngak papa kok" ujarku yang menyakinkannya.
"Iya mbak tapi tetep saja..." ucapannya segera aku potong.
"Dah ngak usah protes pokoknya" ujarku dengan terkekeh. Tiba tiba Rafael pun menangis.
Ooooeeekkk oooeeekkk oooooeeeekk.
"Ya sudah ya dek, mbak tutup dulu telvonnya. Sambung nanti lagi, Rafael malah nangis ini" ujarku yang sambil menenangkan Rafael.
"Iya mbak, see you" jawabnya.
Lalu akupun langsung mematikan sambungan telvon ini. Lalu segera ku fokuskan pada Rafaelku sayang.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
POV ATUN.
Sesampainya di apartemen di Paris. Aku pun langsung menghubungi Mbak Misya. Entah kenapa di setiap perjalanan hatiku tak menentu.
Aku merasa lega bahwa Mbak Misya tak apa-apa. Tapi tetap saja hati ini tak tenang.
"Dek" ujar suamiku yang membuyarkan kecemasanku terhadap Mbak Misya.
"Iya Mas, ada apa" jawabku gugup.
"Kamu yang ada apa, dari tadi mas perhatikan banyak ngelamun saja. Ntar kesambet loh" ujarnya yang mencoba membuatku tertawa.
"Entah kenapa aku slalu kepikiran Mbak Misya mas" ujarku berterus terang.
"Sini...sini" jawabnya yang sambil memelukku.
"Mbak Misya akan baik baik saja sayang, jadi jangan cemaskan dia. Mbakku sudah bisa jaga diri. Dia ngak anak kecil lagi, jadi nikmatilah bulan madu kita ini." ujar suamiku lagi. Yang membuat aku merasa nyaman akan pelukannya ini.
Aku pun hanya manggut manggut saja. Dan setelah itu kami mengarungi surga dunia yang sangat indah bersama.
"Dek" ujar suamiku setelah kami selesai melakukan hubungan suami istri ini.
"Iya mas" jawabku singkat.
"Mau jalan jalan, atau makan" ujar suamiku yang menawariku.
"Ya jalan jalan sama makan lah mas" jawabku dengan penuh semagatnya. Seperti anak sd yang mendapatkan banyak permen.
"Yah ngak bisa dong kalau jalan sama makan" ujarnya yang membuat kami berdua jadi tertawa.
"Hehehehe, dasar kamu tu mas, nih rasain cubitanku" ujarku sambil menyubit pinggangnya itu.
"Awhhhhh sakit dek, issshhh.... ya sudah ayok bersiap. Kita jalan jalan di kota paris ini" ujarnya lagi.
Aku pun segera ke kamar mandi untuk mandi dulu. Serasa baru dapat harta karun akan di ajak sama suami jalan jalan.
Andaikan Mbak Misya juga ikut pasti bakalan senang banget deh.Ya semoga saja besok bisa mengajak Mbak Misya ke Paris bersama.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
POV RAHMAN
Bukan hanya istriku saja yang mencemaskan Mbak Misya. Tapi aku juga cemas dengannya. Semoga saja tak terjadi apa apa sama Mbak Misya.
Aku juga segera berkemas. Ku mencoba mengajak jalan istriku agar dia tak lagi cemas akan keadaan Mbak Misya.
30 menit sudah berlalu. Cewek kalau dandan emang suka lama baget. Membuat aku jadi BT saja.
"Udah belum sih dek, lama baget. Mas dah dari tadi loh selesainya" ujarku merasa kesal karna lama menunggunya.
"Iya ini dah selesai" ujarnya yang sambil berjalan ke arahku.
"Hemmmzz, cantik" pujiku pada istriku itu.
"Halah gombal, ayok mas berangkat" ujarnya yang tak sabaran ini.
"Okey tuan putri silahkan masuk ke mobil" ujarku.
"Halah kamu tu Mas, dapet mobil dari mana mas, kan kita tadi berangkat ngak pake mobil" ujarnya yang nampak penasaran. Emang dasar istriku ini.
"Nyuri lah" ujarku mencoba mencandainya.
"Apa... nyuri mas. Ngak salah denger ini" ujarnya malah kaget itu. Yang membuat expresi wajahnya jadi lucu.
"Hahahaha ya enggak lah dek, Mas beli lah." ujarku menertawainya karna kepolosannya itu.
"Emang dasar kamu tu mas nyebelin" ujarnya yang malah cemberut.
"Yah malah ngambek, lalu jadi ngak ini jalan jalannya" ujarku yang masih sambil tersenyum ini.
"Ya jadi lah orang dah dandan cantik begini" ujarnya yang masih saja manyun.
"Ya tapi jangan manyun dong sayang" ujarku membujuknya.
"Iya ini senyum kok" jawabnya yang sambil tersenyum. Membuat aku makin cinta saja.
"Nah gitu dong" ujarku juga ikut tersenyum.
Lalu aku pun melajukan mobil ini dengan kecepatan sedang. Yang membelah jalanan di kota Paris yang indah ini. Andaikan Mbak Misya juga ikut pasti bakalan senang juga.
Kenapa aku juga masih slalu memikirkan keadaan Mbak Misya. Harapanku semoga Mbak Misya tak kenapa napa disana.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
POV MISYA
5 bulan sudah berlalu ku jalani hari hariku yang penuh dengan bermakna ini. Suamiku juga sudah dapet pekerjaan menjadi pelayan di sebuah toko makan. Aku bersyukur, suamiku sekarang memenuhi kebutuhanku, juga memberiku nafkah.
Dan uang yang di berikan Atun kepadaku masih tersimpan rapi belum aku gunakan sama sekali. Rencananya setelah mereka pulang akan aku kembalikan uang itu. Deru mesin mobil ayah sudah pulang.
"Halo cucunya opah, sekarang makin besar saja" ujar ayah yang sambil mengendong Rafael. Aku bahagia Ayahpun perlahan lahan menerima Mas Bram.
"Iya yah, udah mulai usilnya" jawabku sambil tersenyum.
"Bram belum pulang" ujarnya.
"Belum yah, bentar lagi juga pasti pulang" jawabku.
"Ya sudah, ayah mau mandi dulu ya ,Sya" ujar ayah yang sambil menyerahkan Rafael padaku.
"Iya yah" jawabku sambil mengendong Rafael.
Baru juga ayah mau mandi, sudah terdengar deru mesin motor suamiku. Walaupun beli motornya yang murah. Tapi masih layak untuk di gunakan.
"Udah pulang mas" sapaku.
"Iya ini dek, ramai baget tadi" jawabnya. Yang sambil bermain sama Rafael.
Aku pun hanya manggut manggut. Setelah makan malam suamiku juga nampak di kamar sama Rafael. Aku pun akhirnya juga ikut bersama mereka.
"Dek" ujar suamiku.
"Iya mas apa, pasti pengen ya" ujarku mencoba bertanya.
"Hehehe, tau aja. Ayok lah" jawabnya yang merenggek ini.
"Tapi mas, aku kan belum KB mas" ujarku merasa keberatan.
"Ngak bakalan kebobolan kok dek, mas keluarin di luar kok" ujarnya yang masih merenggek padaku. Seperti anak kecil yang meminta jajan.
Aku takut jika kebobolan, di usia Rafael yang masih sangat kecil ini. Tapi kalau tak aku turuti kemauan aku bisa durhaka padanya.
Mungkin besok lah aku sempatkan untuk KB biar aman. Dengan berat hati pula. Aku melayani suamiku. Mengarungi samudra cinta bersama.
"Dek, makasih. Mas sayang adek" ujarnya, setelah kami melakukan pertempuran tadi.
Aku hanya mengangguk, ketakutan akan kebobalan malah semakin kuat. Entah lah, Semoga saja itu tidak terjadi. Kasian Rafael jika harus mempunyai adik.
"Tenang saja dek, bulan besok gajiannya mas buat adek KB." ujarmya yang membuat aku jadi senang.
Bisa saja aku menggunakan uang dari Atun untuk ber KB tapi, suamiku sudah bilang semoga saja itu benar. Suamiku akan mengajakku berKB.
"Janji ya mas" ujarku memastikan.
"Iya mas janji" jawabnya yang membuat aku jadi bahagia sekali.
Rasa lelah ini membuatku jadi ingin tidur lebih awal. Karna Rafael sudah tertidur nyenyak sejak dari tadi.
Akupun perlahan lahan menutup mataku dan akhirnya aku tertidur dengan lelapnya.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Pagi harinya, aktifitas seperti biasa yang menumpuk juga tak ada habisnya ini.
Aku masih selalu membuat roti. Biar nambah hasil keuangan kami. Karna kadang slalu belum cukup untuk kebutuhan yang ini itu.
"Dek mas berangkat dulu ya" ujar suamiku.
"Iya Mas hati hati" jawabku sambil mencium punggung tanganya dengan takzim.
Tumben sekali ayah belum bangun hari ini. Ku mencoba ke kamarnya dulu lah.
"Yah, ngak ke kantor" ujarku.
Ccccccceeeeeekkkllllllleeekkkkkkkkk
Tiba tiba pintu kamar ayah terbuka. Yang dengan sudah berpakaian rapi. Ternyata ayah masih terlihat gagahnya di usia yang sudah menginjak kepala 5 ini.
"Ini ayah mau ke kantor" ujarnya sambil tesenyum padaku.
"Apa Bram sudah berangkat" ujar ayah lagi.
"Sudah yah, baru saja" jawabku.
"Ayah harap Bram bisa berubah" ujar ayah yang sambil mengacak rambutku. Seperti masih aku kecil dulu. Yang membuat aku jadi rindu masa kecilku dulu.
Aku bahagia sangat, ayah sudah bisa menerima Mas Bram sekarang. Juga sudah tak acuh lagi padaku. Mungkin jika Atun di sini keluarga ini akan terasa lebih lengkap lagi.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Next ?

Bình Luận Sách (70)

  • avatar
    Stiya rahmadaniWati

    sangat baguss

    3d

      0
  • avatar
    RamadaniErna

    sangat bagus dan bikin nagih buat baca

    6d

      0
  • avatar
    BetinaRusa

    bagus

    20d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất