logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

5. CHAPTER 05

🌺Happy Reading🌺
Sesuatu yang tak pernah Nami rasakan. Membuat ia tak tahu harus berkata apa. Bahkan dia merintih di bawah kukungan pria posesif yang tak lain adalah Bosnya sendiri.
Levin yang menahan selama ini melepaskan hasratnya. Baginya Nami adalah miliknya. Ia bebas menyentuh Nami di mana pun ia suka.
"Pak Levin," panggil Nami serak.
"Iya," jawab Levin.
"Saya mau pipis," lirihnya. Levin tahu Nami bukan ingin pipis melainkan mencapai puncak klimaks.
Levin semakin mempercepat ritme tangannya. Menyentuh titik sensitif gadisnya. Nami menggelinjang kuat.
Tangannya mengcengkeram kuat seprai. Dadanya naik turun. Keringat menetes dari pelipisnya.
"Ahhhhhh!" Lenguhan panjang Nami menandakan gadia itu mencapai klimaks baru saja. Levin tersenyum puas melihat Nami lemas karenanya.
Baju gadisnya masih utuh serta rok yang masih melekat pada tubuhnya. Pria seperti Levin terlalu ahli dalam urusan bercinta. Nami sendiri hanya gadis polos yang sama sekali tak mengerti.
"Nami ... apa pun ucapanku harus kamu turuti. Bahkan kamu tak boleh berdekatan dengan pria mana pun," ujarnya dengan posesif.
"Kenapa?" tanya Nami lemah.
"Karena kamu milikku," ujar Levin tegas.
Nami tidak mengerti kenapa Levin menganggapnya sebagai milik pria itu. Lama kelamaan ia tertidur bersama usapan lembut di keningnya.
"Suatu saat kita bisa melakukan wahana yang sesungguhnya," ujar Levin.
***
Keesokannya, Nami terbangun di atas dada Levin. Ia mengerjab dan melihat Levin tanpa memakai baju.
"Astaga!" Dia terburu-buru segera bangkit. Bisa-bisanya ia tidur di atas dada Bosnya. Ia takut di pecat karena menjadikan Levin sebagai kasur empuk.
"Diamlah," ujar Levin saat Nami mencoba meloloskan dirinya.
"Aku berat, Pak,"  cicit Nami.
"Tidak," ujar Levin yang masih memejamkan mata. Nami diam dan melihat wajah tampan Levin.
"Gantengnya Bosku," batinnya.
Levin membuka matanya dan menatap Nami yang kini menatapnya polos. Senyum mereka di bibir Nami membuat Levin berdehem.
"Balas atau tidak?" batin Levin. Ia akhirnya tersenyum tipis.
"Morning, Pak Levin," ujar Nami.
"Morming to. Jangan memanggilku Pak jika kita berduaan," ujar Levin.
"Tapi kan Bapak adalah atasanku," ujar Nami.
"Aku bukan atasanmu jika berdua. Tapi aku di atasmu jika kita berdua," ujar Levin ambigu.
Nami yang tak mau mencerna kata-kata Bosnya menguap kecil. Dia minta dilepaskan. Dengan berat hati Levin melepasnya.
"Apa jadwal Bapak hari ini?" Nami mengetuk bibirnya yang memamggil Levin dengan sebutan 'Bapak'.
"Hehehe, apa jadwal ka--kamu hari ini?" tanyanya masih tak biasa.
"Aku akan bertemu dengan salah satu clientku di Restoran." Levin melirik jam. Pukul 07:00 KST.
"Lalu tugasku ikut dengan Bap--kamu apa? Di kontrak perjanjian aku akan memasak untuk kamu, Vin?" tanya Nami.
"Iya, nanti sehabis dari sana kita mampir membeli bahan makanan," ujar Levin.
"Aku akan merapikan tempat tidur, menyapu dan ngepel kamar," ujarnya.
"Tidak. Sudah ada petugas Hotel," ujar Levin menolak.
"Tugasku kan itu," ujar Nami.
"Bukan di sini. Berlaku di Apartementku," ujar Levin. Nami mengangguk-angguk mengerti.
"Berarti aku ikut, dong, Vin?" tanya Nami.
"Iya." Levin tidak mau meninggalkan Nami sendiri di kamar. Ia tidak mau Nami merasa bosan.
Levin baru saja ingin ke kamar mandi, tetapi Nami menahan tangannya. Levin yang sudah setengah berdiri menatap Nami dengan alias terangkat.
"Aku baru ingat kembali. Kamu kan CEOnya Aldrick Company berarti punya banyak uang. Kenapa tidak memberiku kamar juga?" tanya Nami membuat Levin kegelalapan. Kadang otak polosnya bisa pintar diwaktu yang salah.
"Aku banyak uang bukan untuk dihambur-hamburin,"ketus Levin. Ia melepas tangan Nami dan berjalan ke kamar mandi.
"Dasar Bos pelit!" gerutu Nami yang didengar Levin. Bukan marah Levin malah tersenyum geli.
***
Nami sudah lengkap dengan kemeja garis-garis putih biru miliknya. Dipadukan dengan rok levis sebatas paha. Tak lupa ia mengenakan highels yang tak begitu tinggi.
"Sudah siap?" tanya Levin.
"Sudah!" Nami menyengir. Bahkan wajahnya hanya ia polesi make up sederhana sudah begitu cantik di mata Levin.
"Khm," dehem Levin.
Dia pergi bersama Nami ke Restoran tempat ia janjian. Nami memperhatikan jalanan begitu antusiasi. Bahkan jalanan yang hanya dipenuhi mobil tak membuat ia mati bosan melihat jalanan.
"Aku ingin sekali merasakan dinginnya pantai," lirihnya saat melihat pesisir pantai dan deru ombak yang saling bekerjaran.
Levin menoleh sebentar dan ikut menatap pantai. Sebelum ia kembali fokus mengemudi.
Mereka tiba di Restoran bintang 5 bernuangsa pantai. Nami begitu antusiasi.
Saat dia masuk ia kegirangan. Bangkunya di desain seperti kerang lautan.
Rasa bahagia tak bisa sembunyikan. Nami tak tahu membuat pria-pria di dalam Restoran itu terkesima akan senyumannya.
Levin berdecak kesal. Ia tak rela Nami ditatap lapar oleh pria lain.
"Wahhh, aku merasa di dalam laut daripada di dalam Restoran," ujarnya.
Levin menarik Nami mendekat dan memeluk pinggang Nami posesif. Ia menatap tajam pria yang menatap gadisnya.
"Akh," ringis Nami saat cengcengkeraman Levin begitu kuat di pinggangnya.
"Kenapa?" tanya Levin.
"Kamu mengcengkeram kuat pinggangku," lirih Nami.
Levin menatap pinggang Nami dan mengelusnya. Rasa geli mengelitik membuat Nami memegang tangan Levin.
"Geli," lirihnya. Levin mengangguk. Ia membawa Nami cepat pergi dari sana.
Ia memesan ruangan untuk makan bersama clientnya. Ini adalah ruang VIP yang begitu cantik.
Nami masuk dengan senang. Ia bahkan tak menyadari ada seorang pria di dalam sana menatapnya.
"Jinjjayo! Aku merasa seperti mermaid masuk ke dalam istana," ujar Nami polos.
"Kamu lebih cantik dari Mermaid," batin Levin.
"Bahkan aku merasa dia memang ratu Mermaid," batin pemuda itu.
"Ekhm," deheman Levin membuat Nami berhenti menatap ruangan. Ia baru sadar diperhatikan.
Pipinya seketika memerah malu. Tingkah menggemaskannya membuat Levin menggigit bibir bawahnya.
"Silakan duduk Pak Levin," ujar pria itu. Levin meminta Nami ikut duduk.
"Saya mengira anda akan datang sendiri, ternyata anda bersama sekretaris anda," ujarnya formal.
Baru saja Levin ingin menjawab mulut Nami bagai pelosotan melncur begitu saja. Bahkan wajah polosnya membuat ia terlihat lucu sekali.
"Aku bukan sekretarisnya, tapi OG-nya," ujar Nami dibarengi senyum manis.
Levin tidak tahu dia kesal saat Nami mengatakan dia adalah OG. Ia ingin Nami menyebut ahhh--Levin bahkan tidak tahu.
"OG?" Pria itu terkejut dan gemas. Bagaimana bisa OG sampai ikut kerapat penting.
"Iya, saya OG pribadi Pak Levin," ujar Nami memperjelas pekerjaannya.
"OG pribadi? Dia pembantu?" Pria itu kebingunan. Nami tak menyadari kebingunan pria itu.
"Ekhm. Perkenalkan dia adalah Kim Hanami," ujar Levin dingin.
Nami menjulurkan tangannya. Pria itu membalasnya.
"Park Jimin," ujarnya.
"Kita mulai saja pembahasan kita," ujar Levin yang tak mau berlama-lama. Melihat raut wajah Levin yang tak bersahabat membuat Jimin mengangguk.
Ia dan Levin mengobrol dengan serius. Nami memperhatikan keduanya. Mata coklatnya akan mengikuti wajah Levin dan Jimin jika berbicara.
Kedua pria itu menyadari ditatap oleh Nami. Mereka berusaha fokus. Nami tidak tahu, kelakuannya bertopang dagu dan menatap orang membuat dua pria dewasa dalam ruangan itu bersusah payah agar konsentrasinya tidak pecah.
"Bagimana jika pembangunan hotel kita mulai pada har--" Ucapan Levin terputus saat cacing perut seseorang mengacaukan segalanya.
'Kryiukkk'
Perut nami berbunyi dengan keras. Ia meminta diisi sekarang juga.
"Hahaha sepertinya kita makan saja dulu. Kampung tengah seseorang sudah demo," canda Jimin. Emang dasarnya Nami yang polos tidak tahu ucapan Jimin.
"Kampunh tengah terjadi demo? Memangnya kenapa?" tanyanya. Ia terlihat khawatir sekali. Jimin tak bisa menahan tawanya.
"Hahahaha." Jimin mengacak rambut Nami dengan gamas.
Levin mengertakkan giginya. Panas bukan main ia rasakan saat miliknya disentuh orang lain.
"Baiklah, Putri mermaid ini ingin memesan makan apa?" tanya Jimin.
"Hehehe, aku ingin makan apa saja yang penting dibayarin Pak Levin," ujarnya membuat Jimin lagi-lagi tertawa.
TBC
Makasih supportnya 💃 Nami 😂😂😂Hayu luh Levin kenapa? Dan seberapa greget kalian liat tingkah polos Nami? 😂😂😂
IG : @Aretha_artha

Bình Luận Sách (97)

  • avatar
    SantiSantikha

    👍⭐👍⭐👍⭐⭐⭐⭐

    03/01

      0
  • avatar
    Maylani Kayla

    bgus

    04/12

      0
  • avatar
    ZahraAmelia

    ok bagus

    29/10

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất