logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bab 3

Begitu mereka sampai di sebuah restoran di dekat pinggiran sebuah toko kue. Mereka melihat-lihat sekitar restoran yang menarik perhatian. Dekorasi unik penuh warna menghiasi tempat tersebut. Gabriel duduk di sebuah kursi di pojok ruangan. Karena hanya disana kursi yang kosong saat itu. Tidak lama kemudian, seorang pelayan datang menghampiri mereka dan menawarkan beberapa menu. Tidak perlu bingung memilih yang mana, karena sudah diputuskan sejak awal bahwa mereka akan memesan BBQ. Sesudah mengantarkan pesanan kepada pelayan, mereka menunggu cukup sebentar. Dan akhirnya daging sapi merah tepat berada di hadapan mereka menunggu untuk di panggang. Leo kemudian mengambil daging tersebut menggunakan penjepit lalu kemudian memegangnya di atas panggangan.
“Wow ini luar biasa,” ucap Gabriel
“Benarkan. BBQ di kota ini memang yang terbaik,” sahut Antoni
“Kalian ini. Memalukan saja,” ucap Leo
“Apanya yang memalukan?” ucap Mckena
Beberapa menit kemudian, makanan sudah matang dan mereka menikmatinya dengan lahap. Suasana restoran yang ramai membuat mereka merasa sedikit terganggu karena cukup berisik. Pelanggan yang lain juga sama seperti mereka sedang menikmati daging panggang. Ketika mereka sedang menikmati makanan, tidak lama kemudian seseorang menyalakan televisi yang ada di restoran tersebut sehingga semua orang melihat berita hari ini. Reporter sedang melakukan siaran langsung di sebuah tempat yang diduga merupakan sebuah kuil kuno yang baru saja ditemukan oleh arkeologi. Kuil tersebut menjadi perbincangan di berbagai media.
“Apa? kali ini apa lagi?” sahut Mckena
“Sebuah kuil. Memangnya kenapa jika itu sebuah kuil. Aneh sekali,” gerutu Leo
“Itu karena, beberapa orang di kota ini merasa asing dengan hal itu. karenanya jika ada berita menyangkut tempat suci tersebut mereka akan antusias seperti itu.,” ucap Antoni sambil meneguk minuman.
“Kenapa bisa seperti itu?” tanya Gabriel
“Aku tidak tahu pasti. Tapi, ada beberapa keanehan yang selama ini menggangguku.”
“Apa itu?” sahut Leo
“Rasanya tidak tepat jika membicarakan itu di sini, lebih baik nanti saja jika di kediamanku.”
“Ya terserah.”
Setelah selesai menghabiskan makanannya mereka langsung pergi begitu selesai membayar makanannya. Lokasi yang tidak jauh dari kediaman Antoni, restoran dan berbagai tempat lainnya membuat mereka bertiga penasaran. Karena sebelumnya tidak pernah sekalipun menginjakan kaki di tempat itu kecuali Gabriel yang memiliki masa kecil di kota ini. Begitu mereka berjalan menyusuri jalan kota yang ramai oleh penduduk, Gabriel menatap ke arah sebuah bangunan di hadapannya. Dirinya merasakan keberadaan seseorang yang membuatnya seperti bernostalgia. Tidak hanya itu saja, aura yang dirasakan oleh Gabriel berbeda dengan sebelumnya. Kali ini perlahan, seolah ada yang membuatnya terbuka. Gabriel yang sudah selesai memandangi gedung itu kemudian datang ke suatu tempat yang tidak lain adalah toko barang antik. Ketika dirinya bertemu dengan penjual tersebut, tidak lama kemudian menunjukan sebuah barang yang itu adalah jam saku miliknya.
“Permisi, ada yang bisa saya bantu?” ucap penjual
“Ini. Apa kau tahu?” ucap Gabriel sambil memberikan sebuah jam saku kepada penjual tersebut.
“Hmm.... ini belum pernah kulihat sebelumnya. Ngomong-ngomong, kamu membelinya dimana?”
“Antherius. Di sebuah toko barang antik. Apa bapak yakin?”
“Iya. Ini memang seperti jam pada umumnya. Tapi, ku rasa ada yang aneh.”
“Apanya yang aneh?”
“Ini sangat cantik.”
“Astaga ku pikir kenapa.”
“Jika kau ingin menjualnya, maaf saja. Aku tidak bisa membelinya.”
“Tidak akan ku jual. Aku hanya ingin tahu saja jenis apa ini.”
“Baiklah. Apa ada barang yang ingin kau beli?”
“Untuk saat ini tidak. Saya permisi.”
“Iya. Sampai jumpa anak muda.”
Setelah Gabriel keluar dari toko barang antik itu, dirinya lalu pergi menuju ke kediaman Antoni. Memang ada banyak yang menjadi pertanyaan baginya. Hal yang mungkin terjadi adalah di mana dirinya mengingat masa lalunya di kota ini. Selama hidupnya Gabriel tidak pernah mengingat masa kecilnya sama sekali. kecuali masa sekolahnya. Anehnya ingatan tersebut seolah hilang di telan bumi. Gabriel berjalan-jalan menyusuri jalanan Eldelius. Di sana pemandangannya cukup menarik. Begitu melihat kota ini baik-baik saja berbeda dengan keadaan Antherius, membuat Gabriel mengepalkan tangan karena kesal dengan ulah mereka yang menghancurkan kota tanpa ampun. Kali ini Gabriel sudah berada di kediaman Antoni. Di sana ada Antoni dan juga Leo. Mereka sedang mencari beberapa informasi melalui media.
“Gabriel. Kau sudah kembali rupanya. Bagaimana jalan-jalanmu?” ucap Antoni
“Membosankan.”
“Kau yakin? Padahal ku lihat kau cukup antusias.”
“Jangan mengejekku.”
“Iya-iya.”
“Kau dari mana saja?” tanya Leo
“Toko barang antik.”
“Untuk apa kau datang ke sana?”
“Ada yang ingin ku tahu. Tapi, sia-sia. Itu saja. Oh iya, kemana Mckena?”
“Baru saja keluar,” sahut Leo
“Oh begitu.”
“Jika kalian ingin berjalan-jalan sambil mencari informasi silahkan saja,” ucap Antoni
“Tidak terimakasih,” sahut Gabriel
“Melacak keberadaan mereka memangnya hanya bisa dengan cara begini saja?” tanya Leo
“Tentu saja. Kau harus memanfaatkan teknologi selagi ada. Ini akan sangat membantu.”
“Ini memakan waktu.”
“Kau tidak sabaran rupanya. Memangnya apa yang akan kau lakukan jika menghadapi mereka?”
“Itu.... ada yang harus ku pastikan.”
“Apa itu?” tanya Gabriel
“Kenapa kau ingin tahu?” ucap Leo
“Astaga. Kau ini memancing emosi saja. Bukankah sudah jelas. Kita datang kemari untuk mencari keparat itu. lalu kau, memiliki rahasia. Itu menghalangi rencana saja.”
“Stop! Kalian berdua,” ucap Antoni
Pertengkaran kecil terjadi antara Gabriel dan Leo. Antoni yang menyaksikan hal itu langsung menghentikan mereka berdua sebelum mulai memanas. Kali ini Mckena berada di sebuah tempat yang terlihat seperti tempat karaoke. Di sana dirinya sedang mencari keberadaan seseorang yang diduga memiliki gelagat mencurigakan. Dengan penyamaran yang cukup bagus membuat Mckena tidak ada yang mengenalinya. Kali ini berjalan dengan lancar. Di sana sekelompok gadis membicarakan mengenai pesta. Pembicaraan yang tidak penting bagi Mckena. Karena itu kemudian Mckena pergi ke tempat berikutnya. Tidak jauh dari pusat kota tepatnya di atap sebuah bangunan tinggi, seseorang sedang mengamati sekitar. Penampilannya terlihat biasa saja. Tapi orang tersebut memiliki sebuah tanda di lengan kanannya yang mirip dengan tanda di tangan orang yang menyerang markas pusat saat itu. wajahnya yang terlihat serius membuatnya cukup menyeramkan.
“Wah wah cuacanya cukup bagus ya,” ucap seorang wanita yang berpenampilan seperti selebriti di dalam sebuah mobil mewah.
“Apa anda akan ke luar?” ucap pengemudi mobil itu yang diduga merupakan asistennya.
“Iya. Ini akan menarik. Lagi pula santapan lezat sedang menungguku.”
“Tolong hati-hati.”
“Menyebalkan! Kau tidak perlu menceramahiku Perez.”
“Maafkan saya.”
“Hohoho, tidak perlu meminta maaf. Aku jadi tidak tega,” ucap wanita itu dengan senyuman mengerikan.
Sudut kota yang terlihat damai. Orang-orang beraktivitas seperti biasanya. Namun, dibalik semua itu menyimpan misteri. Gabriel yang sekarang berada di kediaman Antoni sedang membantunya mencari berbagai informasi dengan menyelam ke sebuah situs gelap yang bertebaran di internet. Akses untuk masuk ke dalamnya lumayan merepotkan. Karena itulah Antoni memerlukan waktu hingga dirinya dapat memasuki situs tersebut.
“Sedikit lagi. akhirnya,” ucap Antoni
Di sebuah tempat di kota Eldelius. Tepatnya kediaman keluarga Strauss. Seseorang datang memasuki kastil tersebut. Begitu orang itu masuk ke dalamnya di sana bertemu dengan putri keluarga Strauss yang sedang duduk di kursi singgasananya. Melihat orang itu datang dengan cepat ke hadapannya tidak membuatnya merasa takut. Senyuman yang terpancar di wajah Ilya membuat orang itu terdiam dan hanya memandangnya tanpa menghampirinya lebih dekat.
“Ku kira siapa, ternyata kau. Apa yang membuatmu datang kepadaku?” ucap Ilya dengan tatapan dingin dan tajam
“Saya hanya menyampaikan salam.”
Setelah orang itu selesai berbicara tiba-tiba mengeluarkan tangannya dari saku celananya. Dengan sekejap lingkaran sihir muncul dan mengeluarkan sebuah ledakan yang kemudian berhasil dihindari oleh Ilya. Tidak cukup sampai disitu saja, orang tersebut mengincar kepala Ilya. Tapi semua itu berhasil ditangani dengan baik dan sekarang orang itu sudah lenyap hanya tinggal tengkoraknya saja begitu Ilya menggunakan kemampuannya.
“Apa-apaan ini? Salam macam apa yang membuatku marah,” ucap Ilya dengan pandangan kosong
Setelah kejadian tersebut, burung gagak yang berada di sekitar pepohonan di kastil tersebut kemudian terbang dengan mengeluarkan suara mereka. Hari berganti begitu cepat. matahari sudah mulai tenggelam. Antoni yang masih bekerja keras harus menghentikan kegiatannya untuk sementara karena kepalanya sudah mulai pusing. Leo yang memandangi langit sore lewat jendela terdiam membisu. Orang-orang yang sebelumnya ramai kini mereka tidak lagi menampakan diri. Begitu cahaya matahari berganti dengan kegelapan malam semua orang seakan lenyap dari permukaan. Mckena yang sudah mengetahui akan hal ini tidak membuatnya merasa terkejut dan tetap melanjutkan penyelidikannya. Sementara itu, Gabriel yang baru saja terbangun dari tidur siangnya merasa aneh dengan keheningan ini.
“Antoni!”
“Ada apa?” ucap Antoni
“Apa kau tidak merasa aneh. Kenapa orang-orang tidak lagi ramai? Suara berisik itu kini tidak ada. Apa yang terjadi?”
“Tenanglah. Semua ini sudah biasa terjadi.”
“Apa maksudmu?”
“Setiap matahari berganti dengan kegelapan. Di situlah semua orang berlindung. Mereka menghentikan kegiatannya dan berada di dalam tempat perlindungan. Kau tidak perlu panik tidak ada apa-apa.”
“Sebenarnya aku pernah tinggal di kota ini, tapi tidak ada yang seperti ini dan lagi, lelucon macam apa itu? kenapa ada peraturan tidak masuk akal seperti itu?”
“Abyss,” sahut Leo
“Eh?”
“Mereka menyadari keberadaannya. Karena itu sebisa mungkin berlindung hingga fajar.”
“Itu benar,” sahut Antoni
“Kali ini apa lagi? Ah sialan. Bagaimana?”
“Aku mengerti dengan kebingunganmu. Tapi ini adalah kenyataan. Dan kau sendiri merasakannya. Tetangga yang selalu berisik kini hening. Satu lagi, jika kau pergi ke luar sana tidak akan ada yang bisa kau temui. Semua orang pergi.”
“Sepertinya aku butuh waktu untuk mencerna semua ini.”
Gabriel kemudian kembali ke kamar tamu dan membaringkan dirinya di tempat tidur sambil menatap ke arah langit-langit.

Bình Luận Sách (129)

  • avatar
    Nul fikriAfrihan

    ngap lu

    12d

      0
  • avatar
    Jakajaya Anugerah

    ini sangat bagus sekali

    03/07

      0
  • avatar
    LungsetMan

    menarik

    30/06

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất