logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

BAB 7

"Siapa laki-laki itu?! "
deg
pertanyaan dari Azka yang tiba-tiba membuat Nissa tidak bisa berpikir, ia tidak menjawab iya ataupun tidak, ia hanya terdiam mematung sambil memegang kantung kresek di tangan kanan dan kirinya.
Azka yang tidak mendapatkan jawaban apapun dari Nissa sangat kesal, terlihat laki-laki itu mengepalkan tangannya dan rahangnya mulai mengeras, sedangkan Nissa yang melihat itu menunduk ketakutan dan kebingungan.
"heh, kau diam berarti kau ada hubungan dengan laki-laki itu, "
mendengar itu Nissa langsung tersadar dan memberanikan diri menatap Azka yang tengah emosi tepat di manik mata laki-laki itu dan menyangkal hubungannya dengan dengan laki-laki yang sedang mereka bicarakan.
"Aku tidak ada hubungan apapun dengannya, jadi jangan menuduh yang tidak-tidak! "
"jika kau tidak memiliki hubungan apapun dengan laki-laki itu, kenapa saat aku bertanya kau malah diam hah?! "
Azka membentak Nissa dengan perasaan marah dan cemburu? sedangkan Nissa yang di bentak seperti itu sudah biasa dan hanya menggeleng sambil tersenyum dan menatap tepat di manik mata Azka.
"hehe, kenapa? apa kau tidak suka? jika tidak suka tidak perlu ikut campur urusan ku! "
setelah mengatakan itu Nissa langsung pergi menuju kamar mereka dengan membawa kantung kresek di tangannya, namun saat menaiki anak tangga tanpa ia sadari air matanya menetes dan ia langsung menghapus air mata itu.
saat di bentak oleh Azka rasanya berbeda meski ia sudah sering mendapatkan bentakan seperti itu oleh kedua orang tuanya, namun sekarang berbeda yang membentak dirinya adalah Azka suaminya entah sejak kapan jika Azka berkata kasar atau membentak nya rasanya sakit.
Nissa memukul pelan dadanya di depan pintu kamar, setelah mulai tenang baru ia masuk kedalam kamar dan menata semua belanjaannya di dalam kulkas dan segera tidur agar cepat melupakan kejadian tadi.
sedangkan Azka masih di tempat yang sama, ia sedang mencoba meredakan emosinya, dadanya naik turun karena napas yang tidak beraturan rasanya sakit saat ia melihat mata Nissa yang mulai berkaca-kaca sebelum pergi meninggalkan nya sendiri di bawah tangga.
"Akhhh, "
Azka memukul angin karena kesal dengan tingkahnya yang tidak bisa menahan diri dan bertanya baik-baik kepada Nissa, lalu karena belum juga reda emosinya ia memilih ke dapur dan mengambil satu botol bir.
lalu membawa botol itu menuju ruang keluarga dan meminumnya di sana sambil mencoba menenangkan diri dan mencari cara meminta maaf kepada Nissa yang sudah pasti sakit hati dengan tuduhannya itu.
"tapi bagaimana caranya meminta maaf? astaga aku benar-benar tidak mahir tentang perempuan, " gumam Azka setelah meneguk minuman itu.
sedangkan Nissa yang berada di kamar tidak bisa tidur melainkan ia tengah berada di balkon kamar sambil menatap hamparan bintang yang memenuhi langit yang cerah, tanpa sadar ia kembali meneteskan air matanya lagi kala mengingat saat ia di bentak tadi.
"huh, perasaan apa ini? kenapa sangat sakit saat ia menuduh ku dan membentak ku seperti itu? bukankah aku sudah biasa mendapatkan itu semua dari mama? " gumam Nissa bertanya-tanya.
air matanya kembali mengalir mengingat mama dan papa yang pilih kasih kepadanya dan Nessa, Nissa menangis di bawah langit malam yang terang namun tangis nya berhenti karena nada dering dari handphonenya.
Nissa menghapus air matanya dan melihat ada pesan dari siapa. Nissa membuka handphonenya dan melihat ada satu pesan dari nomor yang tidak ia kenal Nissa tidak ingin membuka pesan itu karena saat membaca sepotong pesan ia sudah tahu siapa itu sebenarnya.
lalu Nissa memilih kembali masuk kedalam kamar dan menutup pintu balkon, ia menuju ranjang dan menaruh handphonenya di atas meja nakas lalu ia duduk di atas ranjang sambil meraup wajahnya kasar.
"huh, sudahlah sebaiknya aku makan es krim saja untuk mengembalikan mood ku yang hancur, "
lalu Nissa kembali bangkit dan menuju kulkas, setelah mengambil apa yang ia inginkan Nissa menuju sofa kamar dan memakan es krim di sana sambil menonton televisi yang baru ia nyalakan.
sedangkan Azka masih terus mencari cara bagaimana meminta maaf kepada Nissa, bahkan ia bertanya kepada anak buahnya dan mencari ke google namun cara itu sama sekali bukan Azka jadi ia memilih untuk mencari cara lagi.
"ck, aku sampai melupakan laki-laki itu!  "
karena kesal mengingat Nissa pulang dengan di antar laki-laki Azka langsung mengambil handphonenya dan mencari kontak anak buahnya yang sudah sangat ia percayai dan meminta untuk mencari tahu siapa laki-laki yang bersama Nissa.
"cari tahu laki-laki itu! aku akan mengirimkan gambarnya besok! dan besok sore semua datanya harus sudah di tanganku, "
setelah mengatakan hal itu Azka mematikan sambungan telepon tanpa memperdulikan jawaban dari tangan kanannya. lalu laki-laki itu kembali meminum bir yang hanya tinggal sedikit sekali tegak dan menghabiskannya.
lalu karena sudah puas dengan minum dan emosinya pun sudah mereda, Azka memilih untuk kembali kedalam kamar untuk melihat keadaan sang istri, sekalian memikirkan cara agar Nissa mau memaafkannya.
Azka melangkah menaiki anak tangga hingga berada di depan pintu kamarnya lalu membuka pintu kamar dan yang pertama kali ia lihat adalah Nissa yang sudah tertidur membelakangi nya. lalu Azka menghampiri Nissa dan ikut merebahkan diri dan langsung memeluk Nissa dan tertidur dengan memeluk Nissa. sedangkan Nissa belum tertidur.
beberapa menit yang lalu, Nissa masih asik dengan es krim nya dan menonton televisi, namun saat es krim sudah habis ia menonton televisi ia mendengar ada yang berjalan lalau dengan cepat ia menuju ranjang dan berpura-pura tidur.
saat ia sedang berpura-pura, pintu kamar terbuka dan ia yakin jika itu adalah Azka namun yang membuatnya sangat terkejut adalah Azka yang berjalan sedikit sempoyongan dan langsung memeluknya dari belakang saat sudah di atas ranjang dan langsung tertidur.
Nissa sempat kebingungan dengan sikap Azka namun saat mencium bau alkohol dari napas Azka Nissa menatap tajam Azka ketika sudah berbalik, Nissa tadinya ingin menjambak rambut Azka namun melihat wajah Azka yang sangat menggemaskan saat tidur membuatnya mengurungkan niat itu dan malah mengelus pipi laki-laki itu.
sedangkan Azka yang mendapatkan sapuan halus di pipinya semakin menyamakan diri dan semakin mempererat pelukannya dan ia bersembunyi di ceruk leher Nissa, sedangkan nisa hanya bisa tersenyum dengan perasaan yang campur aduk.
"entah perasaan ini benar atau tidak, aku sudah memilih untuk meyakinkan perasaan ini! jika kamu tidak menerima tidak masalah aku akan mencoba melupakan mu nanti, " gumam Nissa.
Nissa memandang ke arah langit-langit kamar, dan bergantian menatap wajah Azka yang memerah karena mabuk, Nissa mengelus rambut Azka dan memilih untuk ikut tidur sambil memeluk Azka tanpa sadar.

Bình Luận Sách (404)

  • avatar
    ArmaArmawati

    cerita nya sangat bagus

    16d

      0
  • avatar
    AzzahraIsra

    Bagussss

    23d

      0
  • avatar
    AmaliaNurul

    kerenn

    24d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất