logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 2 Kemampuan Spesial

“Iren baik-baik aja, Mah. Yang enggak baik-baik aja sekarang adalah Om Aditya. Teman kantor Papa itu, akan melakukan percobaan bunuh diri dan dinyatakan meninggal sore ini.” lirih Iren dengan nada sendu diakhir pertanyaannya.
Tentu saja semua orang yang mendengar kalimat yang baru saja Iren katakan memasang ekpresi terkejut. Rakka sampai mengerutkan alisnya, An juga langsung melihat ke arah suaminya dengan raut cemas.
Inilah keanehan yang seorang Nayanika Eirenquallina alami. Putri dari pasangan Rakka dan Annaya itu tlah lama menyadari apa yang terjadi padanya tak seperti apa yang terjadi kepada semua orang. Ia berbeda. Ia tahu ia berbeda.
Jika untuk sebagian orang tidur adalah saat dimana seseorang mengistirahatkan pikiran mereka dan akan mengalami sebuah mimpi yang sering disebut bunga tidur, maka tidak untuk Iren. Bukan mimpi indah yang sering ia saksikan dalam alam bawah sadarnya, namun sesuatu yang menjadi awal dari kematian seseorang.
Sejak kecil, Iren bisa melihat apa yang akan dialami oleh orang-orang terdekatnya lewat mimpi. Namun semakin dewasa, kemampuannya itu semakin berkembang.
Ia bisa melihat berbagai jenis orang —yang terpilih— saat mereka mendapatkan sebuah bahaya atau berada di ambang kematian lewat mimpinya, tidak seperti sebelumnya, bahaya yang dialami oleh orang-orang yang secara sengaja masuk ke mimpi Iren adalah mereka yang berada di ambang kematian.
Kejadian tersebut tentu saja akan benar-benar menjadi nyata. Begitu mengerikan bila diceritakan tiap detailnya. Sebenarnya, tak hanya saat-saat bahaya. Ada begitu banyak jenis mimpi yang dialami Iren. Tapi yang paling menakutkan adalah, menyaksikan seseorang meninggal di dalam tidurnya.
“Bisa kamu ceritakan apa saja yang kamu dapatkan di mimpi itu, Sayang?” Rakka bertanya dengan suara serak. Ia menatap putri spesialnya ini dengan teduh, tidak menunjukkan bahwa sedari tadi jantungnya berdetak kencang.
Iren tahu, untuk menyelamatkan seseorang dari bencana yang akan menimpa orang tersebut, ia harus dengan jelas mengetahui dimana tempat yang terpilih dari mimpinya, apa saja petunjuk yang bisa ia dapatkan untuk mencegahnya, serta hal-hal lainnya yang ia gunakan sebagai point-point penting dalam misi penyelamatannya.
Karena hal ini tidak terjadi baru-baru saja seperti saat ini, maka gadis itu tlah dikatakan begitu banyak belajar. Ia takkan mengulang kesalahan yang sama seperti apa yang ia lakukan jika tak berhasil menyelesaikan tugasnya. Butuh bertahun-tahun lamanya untuk berdamai dengan keadaannya yang seperti ini.
Meskipun terkesan aneh dan misterius, Iren sempat melontarkan syukutnya sebab ada begitu banyak hikmah yang Iren temukan dari anugrah ini. Ia sempat untuk menolak, ia sempat ketakutan, ia sempat tak mau dan terus menangis seharian agar dirinya dibuat normal.
Akan tetapi, Papah dan Mamahnya —tentu saja Rakka dan An— berhasil meyakinkan putri mereka ... Bahwa apa yang terjadi, bukanlah sebuah kutukan. Apa yang membuat Iren berbeda, adalah sesuatu yang istimewa.
Ia bisa menyelamatkan banyak orang yang masih memiliki kesempatan untuk hidup dengan keajaiban Yangkuasa berikan padanya.
Karena tatkala kamu merasa kamu berbeda dengan yang lainnya, tak perlu risau atau merasa dunia terlihat tak adil padamu. Sebab yang berbeda, adalah mereka yang terpilih dan luar biasa.
“Iren akan ceritakan detailnya, Pah. Jembatan penyebrangan hanggoel, pukul 3 sore. Disana semuanya akan terjadi.” sesuai dengan apa yang ia saksikan di dalam tidurnya, visual yang coba Iren gambarkan akhirnya menemui titik terang.
Gadis itu bisa mengenali bahwa yang sedang berada di dalam masalah saat ini adalah pria muda rekan ayahnya, Aditya Wiguna.
Rakka terlihat tenang, tapi sesuatu pasti menganggu pikirannya saat ini. Ia tahu, bahwa apa yang dikatakan oleh Iren —putri manisnya itu— adalah sesuatu yang akan benar-benar terjadi. Menimpa rekan kerjanya yang begitu ia kenali. Akhirnya pria dengan wajah tegas namun meneduhkan itu bersuar kembali.
“Lalu apa saja selain itu yang kamu dapati di mimpi kali ini? Petunjuk lainnya, kamu melakukan apa yang Papa dan Mama ajarkan dengan baik, kan, Sayang?”
Gadis itu mengangguk, semabari mengingat, sosok cantik yang memiliki wajah begitu mirip dengan An itu perlahan menceritakan mimpinya.
“Menurut apa yang Iren lihat, Om Aditnya memakai jas pemberian Papa di hari ulang tahunnya, yang kancingnya sudah terlepas. Matanya berair, penyesalan nampak begitu kentara di wajahnya. Pasti habis menangis, ia terlihat ... Depresi. Papa harus memancingnya bercerita agar apa yang ia rasakan dan masalah yang ia pendam bisa menemui sebuah penyelesaian dan jalan keluar.”
“Akan tetapi, semuanya tidak mudah, Pah. Ada begitu banyak halangan yang akan terjadi saat Papa menuju kesana. Usaha apapun dan bagaimanapun kondisinya nanti, Papa tidak boleh sampai terlambat. Benar-benar tak boleh terlambat. Atau kita akan gagal menyelamatkan Om Aditya, Pah.”
Rakka terlihat berpikir, kembali. Menurut jadwalnya, tak ada pertemuan penting, maka mungkin bisa dikatakan bahwa hal tersebut adalah kabar baik.
“Bagiamana jika Papa cegah dirinya sekarang? Tidak akan menimbulkan masalah, kan? Jika menemui Aditya secepatnya, kita masih punya banyak waktu, Ire. Dan kemungkinan akan berhasil akan lebih besar.”
Ire menghembuskan napasnya, “Seharusnya bukan masalah. Tapi jika Papah hanya menahannya saat ini, ia tetap akan melakukan percobaan yang sama di malam harinya kembali.” terangnya. Membuat Rakka bungkam.
“Oleh sebab itu, Papa harus pergi ke sana sesuai mimpi keduaku. Jam 12 siang, Papa akan berangkat ke tempat tujuan. Tepat jam 12 siang atau tidak sama sekali.”
Setelah memikirkan semua resikonya, beserta apa saja yang menjadi penghalang dan hal yang harus Rakka ingat, pria itu memutuskan untuk segera berangkat ke kantor, melihat perkembangan sejauh apa yang terjadi pada Aditya. Iren —putrinya itu— menyarankan untuk bersikap biasa, agar rencana mereka terlaksana sesuai harapan mereka.
“Nanti, saat sudah menyelesaikan semuanya dengan baik, jangan lupa kabarin aku, ya, Pah. Ingat, keselamatan Om Aditya memang menjadi prioritas kita, akan tetapi, keselamatan Papa lebih utama bagi aku dan Mama.”
An juga ikut berpesan, “Berhati-hatilah. Aku akan menunggu kabarmu, Za. Aku akan menunggumu.”
Sebagai informasi tambahan, Iren memang sempat memimpikan mimpi kedua dimana Aditya rekan ayahnya selamat saat ia mencoba menolongnya. Tentu saja, inilah alasan mengapa ia melibatkan sang ayah untuk menjalankan misi penyelamatannya.
Hal ini memang terdengar seperti kabar baik, ya, seharusnya begitu. Akan tetapi, sang pemilik anugrah hanya bisa berusaha, menerka dan mencoba, bukan menentukan akhir dari segalanya. Yangkuasa masih pemilik kekuasan yang utama.
Tidak akan pernah ada yang bisa mengubah takdir seseorang. Jika garis hidupnya adalah seperti demikian, maka itulah ketetapan yang diberikan.
Iren, Rakka, atau orang-orang berbakat lainnya yang memiliki kemampuan luar biasa di hidup mereka bukan bermaksud untuk merubah apa yang tlah semesta gariskan. Namun, hanya untuk kembali memberikan sebuah kesempatan sebelum penyesalan datang.
Taklama kepergian Rakka, Iren menyusul untuk berpamitan kepada Ibunya. An menatap cemas ke arah putri semata wayangnya itu, tubuhnya yang mungil namun harus menyaksikan begitu banyak permasalahan di dunia membuatnya tak tega.
“Iren berangkat dulu, ya, Mah.” ujar gadis manis tersebut dengan memberikan pelukan singkat pada sang Mama.
An membalas pelukan itu dengan takkalah erat, “Apa kamu benar-benar baik-baik saja? Apa akan lebih baik kalau Iren tidak usah sekolah dulu hari ini, ya?”
Kekhawatiran seorang Ibu memang takkan pernah bisa dihapuskan begitu saja. Mereka lebih mencemaskan keselamatan sang anak daripada diri mereka sendiri.
“Iren baik-baik aja, Mah. Beneran, deh, jangan khawatir. Putrimu ini sama kuatnya seperti Mama Annaya yang paling cantik ini.” tuturnya lembut.
“Lagipula, kalau Iren gak ke kampus hari ini, seseorang dengan bodohnya akan terus diam menunggu kendaraan lewat, sesuatu yang tidak datang.” dengan tarikan senyuman yang tak bisa dijelaskan Iren menambahkan kalimat tersebut.
Satu lagi yang harus dibantu, satu orang lagi.

Bình Luận Sách (320)

  • avatar
    ForusKristo

    cerita dari novel ini menarik dan dapat memberikan kita pelatihan dalam penggunaan bahasa yang baik dalam penulisan kalimat. sehingga kita dapat menjadi fase dalam penggunaan kalimat yang baik.

    06/01/2022

      0
  • avatar
    Hemik Radjawane Verhagen

    cerita nya bagus sekali

    12d

      0
  • avatar

    cerita yg sangat unik,seru untuk dibaca👍🏻

    14/08

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất