logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

bagian 6

"Natya sampai kapan kita diatas pohon terus? Aku udah capek Nat." Tanya Putri pada Natya yang memperhatikan sekitar takut tiba-tiba saja Bu Syalala Poo tiba-tiba saja muncul.
"Tahan bentar lagi, Put. Kalau sampai jam istirahat bu Syalala poo gak kesini kita berdua bisa turun tapi kalau bu Syalala tau kita disini. Kita berdua gak bisa turun gitu aja seakan akan gak terjadi apapun sama sekali." Natya menoleh kearah Putri yang mendesa lesu.
"Lagian siapa suruh lo bawa kecoa kesayangan lo kesekolahan. Tapi gue juga bersyukur kalau gak ada itu kecoa mungkin gue udah berada diruang BK mendapat Ceramah serta syariah dari Pak kumis dan bu Syalala Poo yang suka banget ceramah dan mimiliki cita-cita sebagai Ustazah namun gak kesampaian." Natya mengoceh dan Putri yang memanyunkan bibirnya karena kesal.
"Kamu kok ngomong gitu sih sama Alam. Alam itu cuma kecoa yang lagi kesepian karena gak dapat jodoh. Jadi biar dia dapet jodoh aku ajak kesekolah biar ketemu pasangannya. Biar dia punya anak." Putri masih cemberut dan melipat kedua tangannya didepan dada.
Natya yang gemes melihat Putri yang cemberut mencubit kedua pipi Putri hingga Putri mengaduh kesakitan dan Natya tidak memperdulikannya Putri yang menyuruhnya berhenti.
"Natya lepasin, pipi aku sakit."
"Gak gue gak bakal lepasin. Siapa suruh lo imut banget kaya anak kucing anggora kalau lagi cemberut. Harusnya julukan kucing itu elo bukan gue. Lo imut banget sih. Pengen gue kandangin tau seakin gemesnya."
"Aku bukan hewan Natya!" Putri melepaskan tangan Natya dari kedua pipinya secara paksa hingga dia tidak bisa menjaga keseimbangannya lagi dan Putri hanya bisa menutup kedua matanya.
HAPP
"Kenapa rasanya gak sakit? Bukannya kalau jatuh dari pohon itu sakit banget ya. Apa aku udah disurga ya." Putri mulai membuka kedua matanya secara berlahan dan dia langsung menutup mulutnya saat tau kalau dia sedang digendong bukan jatuh ketanah yang keras.
"Lo gak papa?" Tanya Raja yang khawatir.
Putri dengan cepat menggelengkan kepalanya dengan masih menutup mulutnya. Natya yang masih berada diatas pohon menghembuskan nafas lega dan mengusap dadanya. Raja menurunkan Putri dari gendongannya dengan berlahan dan Natya yang melonjat dari atas pohon.
"Kalau gitu gue pergi dulu." Raja membalikan badannya namun dengan cepat Putri menarik tangan Raja yang membuat menoleh dengan mengangkat alisnya.
"Makasi kak. Tapi kok kakak bisa ada disini?" Tanya Putri.
"Gue kebetulan lewat aja. Gue duluan." Raja melepaskan tangan Putri dan melangkah Pergi meninggalkan Putri dan juga Natya yang menatap Raja dengan Bingung.
"Lo ngerasa ada yang aneh gak sama Raja?" Natya menoleh kearah Putri dengan melipat kedua tangannya didepan dada.
Putri juga menoleh kearah Natya. "Iya. Padahal tadi pagi Kak Raja masih baik aja. Tapi sekarang rasanya kak Raja kaya ngehindarin aku ya." Putri menundukan kepalanya dengan sedih.
Natya mendekat kearah Putri dan menyikut leher Putri hingga Putri mengangkat kepalanya kembali dan melihat Natya dengan bingung, Natya hanya tersenyum dengan tipis dan tangan satunya dia gunakan untuk mengacak rambut Putri hingga putri kembali memanyunkan bibirnya.
"Lagian Lo kenapa juga manggil Raja pakai Kakak segala. Raja aja kali, emang dia gila hormat apa kaya Rendy. Udah gak usah dipikirin, entar gue cariin cowok lain, Alex misalnya diakan satu komplek juga sama lo. Walaupun masih gantengan Raja sih."
"Tapi kan Nat. Kak Raja Itu yang bu-" Belum selesai Putri Berbicara Natya sudah memotongnya.
"Udah Yuk kekelas Bentar lagi jam Istirahat selesai." Natya langsung menarik tangan Putri tanpa memita persetujuan dari Putri.
Sedangkan dikelas XII IPS 1 Raja duduk dengan tenang dibangkunya dan melihat kearah jendela. memperhatikan para murid cowok yang bermain basket serta Putri dan Natya yang lewat untuk menuju kekelas mereka.
"Lo habis dari mana. Dari tadi gak keliatan?" Tanya Rendy saat bertemu Raja dikelas.
"Gue gak kemana-mana. Gue tadi ke toilet bentar habis itu balik kekelas lagi." Jawab Raja dengan tenang dan menoleh kearah Rendy yang berdiri disamping mejanya.
"Muka lo gak meyakinkan. Jujur aja lo dari mana? Jangan-jangan lo ketemu sama Putri lagi?" Tebak Rendy.
"Kalau lo gak percaya sama gue juga gak papa." Balas Raja.
Walaupun Rendy masih tidak percaya dia mencoba untuk mempercayai Raja. Raja sebenarnya merasa aneh dengan Rendy yang terus saja menyuruhnya untuk menjahui Putri, seakan-akan Putri adalah miliknya yang tidak boleh didekati siapapun. Namun Raja dengan cepat mengenyahkan Pikiran itu, dia tidak ingin terlalu berprasangka buruk terhadap teman barunya itu.
"Temenin gue keperpustakaan bentar ada buku yang mau gue Pinjam." Minta Raja dengan mulai Berdiri.
"Oke gue temanin." Mereka berdua pun melangkah keluar dari dalam kelas dan melangkah menuju keperpustakaan.
***********
Putri dan Natya masuk kedalam kelas tanpa merasa sesuatu habis terjadi karena ulah mereka berdua. Ketua kelas mereka yang bernama Romi, yang kemana-mana harus memakai kaca mata karena dia rabun jarak jauh mencegat mereka didepan kelas.
Natya dan Putri menatap Romi dengan bingung begitu juga dengan teman sekelas mereka yang menatap bingung Romi. Karena Romi terkenal dengan sifat dinginnya dan tatapan tajamnya yang mengintimindasi.
Romi mengambil kedua tangan Putri dan bersujud didepannya membuat Putri, Natya dan teman sekelasnya terkejut seketika. Romi mengangkat kepalanya menatap kearah Putri dan mengucapkan apa yang berada didalam hatinya selama ini.
"Putri gue mau lo jadi pacar gue!" Minta Romi dengan mengenggam tangan Putri dengan erat.
Teman sekelas mereka mulai bersorak dan menyuruh Putri untuk menerima pernyataan cinta dari Romi, sedangkan Natya mengoceh dengan tidak jelas.
"Ya Tuhan kapan giliran gue berada disisi kaya Putri. Kalau pun Bang Bintang ngajak gue langsung nikah pun saat ini gue siap lahir batin Ya Tuhan. Mohon kabulkan permintaanku ya Tuhan. AMIN."
Putri menatap kearah kiri dan kanannya dan saat tatapannya bertemu dengan Raja sebentar karena Putri yang dengan cepat memutus kontak mata mereka dengan cepat. Putri menatap kearah Romi yang menunggu jawaban darinya dan Putri mencoba tersenyum walaupun dipaksakan.
"Aku bener-bener gak nyangka kalau kamu bakal ngelakuin hal kaya gini sama aku. Aku merasa menjadi perempuan beruntung saat kamu ngelakuin ini, tapi maaf banget Romi aku gak bisa nerima kamu karena udah ada yang ngebuat aku jatuh cinta duluan. Semoga kamu bisa mendapatkat perempuan yang lebih baik dari pada aku." Putri melepaskan tangan Romi dari tangannya dengan pelan.
Ucapan Putri barusa membuat seluruh teman sekelasnya kembali heboh. Putri sebenarnya juga tidak terlalu mengerti tentang cinta. Namun dia tau harus mengatakan itu pada Romi. Putri tidak mau menerima Romi karena terpaksa.
Romi yang mendengar jawaban dari Putri barusan, langsung berdiri dan kembali mengenggam tangan Putri dengan cukup kuat hingga membuat Putri meringis kesakitan.
"Untuk saat ini gue terima ucapan atas penolakan lo barusan. Hanya untuk sat ini dan saat gue tau siapa cowok yang lo suka. Gue bakal buat cowok itu menderita." Bisik Romi tepat didepan tilinga Putri yang membuat Putri membeku seketika.
"Rom. Lo apa-apan sih. Lepasin tangan Putri. Lo gak takut sama kakak-kakaknya Putri apa, kalau lo belum kenal entar gue kenalin. Tapi gak usah nyiksa anak orang juga kali." Sindir Natya yang mencoba melepaskan tangan Putri dari genggaman tangan Romi.
Teman sekelas mereka hanya diam saat merasakan suasana kelas yang mulai tidaknyaman. Romi mendorong Natya hingga Natya menabrak Pintu kelas dengan agak kuat hingga dia mengaduh kesakitan. Para murid yang dari kelas lain yang lewat pun tidak berani menolong Putri karena melihat tatapan dari Romi.
Raja yang bersama Rendy yang sedari tadi hanya memperhatikan mulai melangkah mendekat dan menarik tangan Romi dari tangan Putri hingga terlepas. Putri menatap Raja dan Romi was-was, Sedangkan Rendy menatap dengan datar Romi disamping Raja.
"Sekali lagi gue liat lo kaya gitu ke Putri. Habis lo sama gue." Ucap Raja menahan marahnya.
"Lo siapanya dia ha?!" Tantang Romi.
"Lo gak perlu tau, karena lo juga bukan siapa-siapanya dia." Balas Raja.
"Sekali lagi gue liat lo nyakitin cewek, gue pastiin lo dapat surat skorsing dari kepala sekolah atas apa yang lo lakuin atau engga di D.O dari sekolah malah." Rendy menatap Romi dengan menyeringai.
"Sialan lo semua." Umat Romi dengan melangkah pergi meninggalkan kelas setelah menabrak bahu Putri dan Rendy. Putri menatap kepergian Romi dengan tatapan kosong.
####

Bình Luận Sách (241)

  • avatar
    Abd RahmanIman Damia

    i love this apps

    17d

      0
  • avatar
    GusaMuhamad

    aku ingin daimom ff

    19/08

      0
  • avatar
    RidwanDeden

    good novel

    07/08

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất