logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bagian 5

"Kak Raja! Tunggu Putri. Jangan jalan kaya kelinci yang cepat tapi masih bisa dikalahkan sama kura-kura." Putri Berhenti melangkah dan berteriak memanggil Raja.
Raja membalikan badannya dan kembali melangkah mendekati Putri yang menatapnya dengan cemberut. Saat Raja sudah sampai didepan Putri, Raja langsung berjongkok untuk mengikat kembali tali sepatu Putri yang tidak Putri sadari terlepas dan Putri terkejut dengan apa yang Raja lakukan.
Saat telah selesai mengikat tali sepatu Putri, Raja kembali berdiri dan menatap kearah Putri karena Putri yang tidak setingginya maka mau tidak mau Raja harus menundukan kepalanya.
"Kalau mau lari. Pastiin tali sepatu masih keikat. Kalau gue gak liat tali sepatu lo tadi, mungkin sekarang lo udah jatuh dan diketawain anak satu sekolah." Ucap Raja dengan panjang lebar dan Putri yang menghitung sudah berapa kata yang diucapkan Raja pagi ini.
Raja menatap bingung Putri yang menghitung dengan jarinya, entah apa yang Putri hitung. Mungkin sedang menghitung berapa murid cewek dan berapa cowok yang cantik dan ganteng di SMA ANTARANA.
"Lo ngapain?" Tanya Raja dengan masih menatap Putri.
"Lagi ngitung tadi kakak ngomong berapa huruf, abjab, kata, kalimat. Soalnya kak Raja biasanya ngomongnya padat, pendek yang penting jelas." Putri berhenti menghitung dan balik menatap Raja dengan wajah polos dan lugunya.
"Hahahaha. Gue gak segitunya juga Putri. Dasar lo ya." Putri menatap Raja dengan terkejut.
Bahkan para murid yang melewati mereka berduapun juga ikut terkejut. Karena dari awal Raja masuk kesekolah SMA ANTARANA. Mereka tidak pernah melihat Raja tertawa dan saat seorang Raja yang terkenal irit bicara dan selalu bersikap tenang tertawa. Itu bagaikan sebuah mujizat dari tuhan yang maha esa, yang telah menciptakan seluruh dunia termasuk isinya.
Raja berhenti tertawa dan berdehem saat menyadari bahwa dia dan Putri menjadi pusat perhatian para murid. Raja langsung mengandeng tangan Putri yang hanya diam saat dia tertawa tadi. Putri pun hanya pasrah saat Raja menariknya.
Saat sudah sampai didepan kelas Putri, Raja langsung melepaskan tangan Putri dan menatap Putri dengan senyum tipis namun membuat Putri merasa nyaman dan tenang damai tentram sejahterah bagi kita semua.
"Kak Raja aku bayar ya buat senyum sama ketawa terus. Kalau kak gak mau aku bayar aku siap kok kak suruh apa aja asal kakak ketawa sama senyum terus. Tapi senyum sama ketawanya cuma buat aku aja. Jangan sama yang lain." Putri menatap dengan wajah polosnya.
Raja hanya tersenyum dan mengacak rambut Putri. "Gue kekelas." Setelah mengatakan itu Raja melangkah pergi meninggalkan putri didepan kelasnya.
"Sekarang gue membenarkan kata pepatah yang gue gak tau pepatah mana yang bilang kalau Cinta itu bisa membuat seseorang buta hati, pikiran dan lupa sama sekitar. Serasa dunia milik berdua, jomblo kaya gue mah apalah daya." Ucap Natya dengan mendramatis disamping Putri yang masih menatap kearah Raja melangkah pergi.
"Siapa suruh kamu jomblo, Nat. Pada halkan cowok banyak yang suka sama kamu. Eh kamunya malah nunggu cinta dari Bang Bintang." Putri menoleh kearah Natya yang ada disampingnya.
"Kata orang tapi gue gak tau siapa namanya, dimana dia tinggal, udah mati apa belum, masuk surga apa neraka yang pasti selama jalur kuning belum melengkung masih ada kesempatan. Bahkan yang udah jelas tersemat cincin dijari manis masih ada aja yang nikung tu." Natya menatap Putri dengan menantang.
Namun semua sikaf yang ditunjukan Natya pada Putri barusan itu hilang saat tiba-tiba saja telinganya ditarik oleh bu Syalala Poo. Maksudnya Bu Syala, hingga membuat Natya meringis dan memohon ampun. Putri yang melihatnya tertawa dan melangkah masuk meninggalkan Natya dan Bu Syala.
"Kamu itu masih remaja punya masa depan yang cerah. Malah mau jadi pelakor masa kini yang lagi populer-populernya dikalangan ibu-ibu. Kamu tau dosa merebut suami orang itu berat Natya." Bu Syala menceramahi Natya dengan masih menarik telinganya.
"Bu saya cuma bercanda tadi Bu. Lagian saya gak doyan bapak-bapak bu cuma doyan om-om gemes aja bu. Auuu ibu sakit bu." Natya semakin meringis saat bu Syala semakin kencang menarik telinganya.
"Apa bedanya Bapak-bapak sama om-om gemes Natya!"
"Adalah Bu Bedanya. Beda diejaannya, katanya dan kalimatnya Bu. Bu ada kecoa di rambut Ibu." Natya menunjuk rambut Bu Syala yang ada kecoanya.
Bu Syalala poo. Melepaskan tangannya dari telinga Natya dan melompat dan membersikan kecoa yqng ada dirambutnya dengan jijik. Natya yang melihat peluang besar itu pun ingin masuk kedalam kelas, namun baru saja dia ingin masuk kedal kelas dan meninggalkan Bu Syalala po diluar kelas.
Natya malah ditarik Putri keluar kelas dan berlari meninggalkan Bu Syalala po, didepan kelas mereka dan membuat bu Syala berteriak hingga teman sekelas Putri dan Natya hanya bisa menutup kedua telinga mereka.
"PUTRI SAKIRA ALVANO!!! NATYA BUNGA PUTRI!!! TUNGGU KALIAN!!!" Teriak Bu Syalala Poo.
********
"Bukannya gue udah bilang sama lo buat jauhin Putri, Ja." Rendy melipat kedua tangannya didepan dada dan bersandar pada tembok.
Raja yang tadinya langsung ingin masuk kedalam kelas mengurungkan niatnya setelah mendengar ucapan Rendy barusan. Raia menatap Rendy dengan heran dan memperhatikan ekspresinya yang seperti menahan amarah.
"Gue masih inget ucapan lo Ren. Tapi gue rasa Putri gak seperti yang lo bilang. Putri termasuk dalam cewek polos yang lucu menurut pendapat gue. Bukan cewek Barbar yang harus gue jahuin dan hindari." Balas Raja dengan tenang.
"Tapi, Ja. Putri itu cewek yang dijuluki pematah hati para cowok disekolah ini dan yang gue denger dia itu sering keclub, terus sering ikutan balapan liar dan dia itu juga termasuk pembuat onar disekolah ini." Rendy mencoba meyakinkan Raja.
"Ren. Itu baru rumor ajakan. Kita gak bisa menilai orang hanya karena kita dengar rumor kaya gitu, rumor belum tentu fakta." Raja menepuk bahu Rendy dan ingin melangkah masuk.
Namun baru beberapa langkah Raja mendengar suara Putri yang memanggilnya dan suara Natya yang menyuruh Putri untuk kembali berlari.
"Kakak Raja. Semangat belajarnya."
"Putri ayo. Kita bisa ketangkap sama bu Syalala poo."
Raja hanya bisa menggelengkan kepalanya saat mendengar apa yang Putri ucapkan barusan dan Putri kembali berlari menyusul Natya yang sudah mulai jauh.
"Apa yang gue bilang bener bukan. Kalau dia itu pembuat onar." Rendy mengucapkan dengan Percaya diri.
"Hemmm." Balas Raja dengan melangkah masuk kedalam kelas dan disusul dengan Rendy dibelakangnya.
"Sebagai Teman lo gue memcoba mengingatkan lo." Rendy menepuk bahu Raja sebelum dia duduk di bamgkunya.
"Gue tau." Balas Raja yang juga mulai duduk dibangkunya.

Bình Luận Sách (241)

  • avatar
    Abd RahmanIman Damia

    i love this apps

    17d

      0
  • avatar
    GusaMuhamad

    aku ingin daimom ff

    19/08

      0
  • avatar
    RidwanDeden

    good novel

    07/08

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất