logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chapter 5

Duarr!
Jean tersungkur ke tanah,Michelle langsung panik. Matanya mengarah ke seluruh penjuru, ada beberapa pemburu yang berdiri tak jauh dari mereka.
"Paman?! Apa yang kalian lakukan?" Teriaknya lalu menolong jean yang terlihat akan kehabisan napas.
"Apa itu kau Tabin Finn?" Ujar salah satu pemburu,ia menghampiri Michelle dan jean. Michelle menatap tajam pemburu itu, "kenapa kau jalan dengan seorang vampir? " ujarnya. "Hah! Apa bapak ini Gila? Dia kekasih ku,kau tak bisa membedakan mana manusia dan vampir? Aku tak mungkin pacaran dengan vampir!" ucap Michelle, ia berbohong.
Ia merasa aktingnya cukup bagus karena tiga pemburu terlihat meminta maaf pada nya,mereka mengenal Michelle. Karena ia lah yang selalu mengobati mereka ketika terluka, baru pertama Kali ini wanita itu berbohong.
"Apa kekasihmu baik-baik saja?" tanya salah satu pemburu lainnya.
"Apa kau tidak melihat aku bersimbah darah seperti ini, tentu saja ini menyakitkan" ucap Jean sambil memegangi dada nya.
"Kami akan membantu nya ke rumah mu"
Mereka membantu Michelle mengangkat Jean ke rumah nya,untunglah Michelle seorang tabib, ia bisa membedah dada Jean,tidak lupa memberikan obat penghilang rasa sakit sementara,walaupun Jean memberontak karena ramuan itu sangat lah tidak enak,katanya.
Setelah berhasil merawat Jean, ia dipaksa Michelle untuk berbaring beberapa lama. Sementara itu,ia membuatkan teh untuk empat pemburu yang telah membantu nya.
"Kami sangat menyesal"
Michelle menggeleng, "tidak apa-apa, ia masih bisa diselamatkan" ucap Michelle. walaupun ia tau Jean tak akan pernah mati.
"Belakangan ini banyak sekali vampir berkeliaran, banyak korban ditemukan di gang-gang kecil, mereka diidentifikasi detektif telah dimangsa oleh vampir. Oleh karena itu kami sangat hati-hati setiap malam nya" ujar mereka.
"Bukankah kau biasanya tak pernah salah, mendeteksi seorang vampir? aku sangat merasa bersalah dengan nona Finn" ucap pemburu lain.
"Mungkin aku lelah, kami selalu berjaga setiap malam sampai pagi,malam sangat melelahkan" jawab pemburu yang menembak Jean.
"Aku tidak keberatan paman" jawab Michelle sambil tersenyum.
Michelle sangat gugup saat itu, jika ia ketahuan menolong Jean, ia akan dihukum gantung karena dianggap bersekutu dengan vampir.
Setelah para pemburu pulang, dengan sigap ia mengambil obat lalu mengobati bahunya dan memasang perban,luka nya lumayan dalam. "Sakit ya?" Tanya nya. Jean mengangguk "ahh, tentu saja" lirihnya. Michelle mengambil baju Jean lagi yang baru dan memberikannya ke Jean. "Pakailah"
"Bukannya aku mau menghisap darahmu?" Ujarnya, "pakai dulu bajumu"
"Perih,biarkan aku makan dahulu" ujarnya, terpaksa Michelle menurunkan baju nya hingga ke bahu lalu duduk didekat Jean. Jean pun memeluknya, taringnya mulai menembus kulitnya, wanita itu Sudah terbiasa dengan rasa perih itu hingga ia Sudah kebal.
Selama jean menghisap darahnya,Michelle merasa ngilu,tapi baginya hal itu Sudah biasa. Setelah ia menarik taringnya, Michelle membenarkan bajunya dan merapikan rambutnya.
"Michelle,sepertinya aku benar-benar menyukaimu"jean.-
"Tentu saja kau menyukai darahku" jawab Michelle. "Tidurlah,pakai bajumu. Aku tidur di sofa" Michelle lalu berjalan ke arah sofa.
"Michelle,tidurlah bersama ku. Aku tak tega melihatmu tidur di sofa setiap hari"
"Tak apa"
"Cepatlah" ujar jean menarik tangan Michelle hingga ia terbaring di dadanya. "Kau kan masih sakit" ucap Michelle. "Justru itu aku butuh kau didekatku"
"Seharusnya kau yang melindungiku, bukan aku"Michelle.-
"Ayolah Michelle,kumohon. Aku sangat sakit" lirih nya, Michelle terpaksa tidur disebelah nya. "Pakai bajumu"
"Tidak,aku Sudah hangat jika memelukmu" ujar jean lalu memeluk Michelle sambil memejamkan matanya. Michelle membalas pelukannya sambil mengelus-elus rambut jean hingga pria itu benar-benar tertidur.
Setelah ia merasa pria itu sudah tidur,ia bangun dari tempat tidurnya,namun jean menarik tangannya dengan mata yang masih terpejam. Michelle memerhatikan jean sejenak , "tidak,jangan pergi" ujarnya. Michelle terpaksa berbaring lagi karena ia juga amat lelah,padahal kasur yang mereka tempati sangat sempit.
Walaupun begitu,ia akhirnya tertidur.
•••••••••
"Nona Michelle"
"Seperti ada yang memanggil" pikir Michelle, ia malah meringkuk kedinginan dalam selimut,menarik pinggang pria yg didepannya lalu tertidur lagi. Ia pasti berpikir guling.
Jean memeluk Michelle.
"Nona,sudah pagi" bisik jean.
Michelle mengerjapkan mata nya, ia segera melepas pelukannya. "Kau tak melakukan apapun kan?"
Jean tertawa kecil. "Melakukan apa?"
"Tidak,lupakan." Ujar Michelle lalu beranjak dari tempat tidur.
"Jean,kenapa perbannya sudah kau lepas?"
"Aku kan vampir ,pemulihannya sangat cepat" jelasnya sombong lalu memakai baju nya kembali.
"Aku baru tau sekarang"Michelle.-
"kalau begitu kenapa kau sangat kesakitan?" imbuhnya.
"Aku hanya berpura-pura agar kau menemani ku" jean tersenyum licik.
"Apa kau bilang?!" seru Michelle.
"ada salju" Jean mengalihkan pembicaraan.
"Eh iya pantas saja dingin,aku harus memakai mantelku" Michelle bergegas ke lemari pakaian lalu mengenakan mantel lusuh bewarna cokelat miliknya.
"Ini mantel untukmu" Michelle melempar mantel milik ayahnya. Jean langsung memakainya.
"Aku pergi ke hutan sekarang,kau dirumah saja" ujarnya. Jean mengangguk, "oke"
Michelle's POV
Hujan salju tidak terlalu lebat,aku memutuskan untuk ke hutan mencari jahe untuk membuat ronde.
Plak!!
Bola salju berukuran besar mengenaik kepala ku,aku langsung menoleh.
Plak!!
Bola salju itu mengenai tepat di wajahku.
"Gooolllllll" teriak pria pendek sambil berlari mengelilingiku.
"Heiii!!!!!!" Seruku.
Marty tersenyum lebar memamerkan semua gigi depannya ke arahku.
"Kau benar-benar melamar putri Reina?" Tanyaku was-was .
Marty hanya terdiam.
"Kau cemburu?"
Aku menggeleng.
"Jangan main-main dengan putri kerajaan, kau bisa mati" candaku.
Ia tertawa.
"Aku tidak sedang melawak,sudahlah ,aku sedang sibuk" ujarku lalu meninggalkannya.
Marty menarikku,"kau mau kemana?"
Aku menepis tangannya, "hutan" jawabku singkat.
"Kau tak apa jika aku melamar putri? Ayah ku bersikeras menjodohkan ku. Kau tau kan bagaimana perasaanku padamu?"
Deg!
Deg!
Deg!
"Kau bicara apa?"
"Aku suka kamu,dari kita kecil aku selalu menyukaimu Michelle. Impian ku adalah menikah denganmu" ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Bibirku bergetar,begitu juga dengan ku, Marty.
"Kali ini aku serius" seru Marty.
"Serius apa?"
"Serius dengan perkataanku"
Aku hanya terdiam terbujur kaku menatapnya.
"Kau tau kan Ayah ku sangat garang? Maafkan aku." Ucapnya sedikit terbata.
Aku mengangguk.
"Tak apa,lagipula kita masih bisa berteman" lirihku. Aku ingin menangis, tapi aku tak ingin menangis didepan Marty. Bocah itu memang menyebalkan, tetapi dia adalah cinta pertama ku.
"Tetapi jika kau melarangku, aku akan menentang perkataan ayah ku itu seperti biasanya. Ia tau semua nya dari gosip di desa, bahwa putri menyukaiku. aku akan mempertimbangkannya jika kau melarangku,dan menikah denganmu!" ujarnya,mata nya berbinar.
"tidak marty,kau harus dengarkan ucapan Ayah mu" jawabku.
"kalau begitu,aku akan segera menikahi putri Reina"
Aku mengangguk,memaksakan bibirku agar tersenyum. Aku tak peduli betapa jelek nya senyum palsu ku ini pada Marty.
"Ah ada yg ketinggalan dirumahku" seruku lalu berlari secepat mungkin ke arah yang berlawanan dari rumah ku.
"Michelle,kau baik-baik sajaaa kaaan?" Teriak marty dari kejauhan.
"Michelle,rumah mu kan di sebelah sana!!" teriaknya.
"Tentu saja tidak,bodoh!"
Tapi hanya dalam hati.
Aku pergi ke hutan,menangis sejadi-jadinya.
"Gadis malang" ujar Jean,aku tak memperdulikan omongannya dan terus menangis.
Jean menghampiriku lalu memelukku, rasa teriiris di dadaku terasa amat menyiksaku. "Jean,a aku" lirihku sambil memeluknya erat.
"Hm,menangislah sepuasnya" ujar nya.
Aku menangis sepuasnya di pelukan Jean yang hangat tanpa menyadari darimana ia datang.
Sekitar tiga puluh menit aku menangis. Aku baru sadar kenapa ia bisa mendatangiku, padahal hari sudah siang. "bukankah kau akan terbakar jika kena cahaya?" ujarku agak serak setelah menangis.
Ia tersenyum. "karena ini" ia memegang leher ku, ada tanda berbentuk bintang di leherku, sangat kecil,aku bahkan tidak menyadarinya. "apa ini" ucapku panik.
"sebenarnya awalnya aku tidak berniat menampakkan tanda itu, tetapi aku tiba-tiba ingin memperlihatkannya padamu, itu tanda kontrak antara vampir dan manusia" ucapnya.
"lalu apa hubungannya?"
"vampir tak akan terbakar jika sudah mengikat kontrak dengan tuannya,tugas ku menjaga mu, bagaimana aku bisa menjaga jika tak bisa keluar rumah?" ujarnya. aku tersenyum kecil.
"Aku senang kau tersenyum" ujarnya.
"kenapa kau tidak katakan itu dari awal?" tanya ku. "Aku berencana beristirahat dirumah saja, karena waktu itu energi ku belum terisi penuh" jawabnya.
"Michelle,aku selalu tau kalau kau menangis atapaun kau dalam bahaya,selama kontrak ini masih berlaku." jelasnya lagi,aku mengangguk paham.
"Tapi agak merepotkan menyembunyikanmu dari pemburu" aku langsung berdiri.
"kau mau kemana?"
"aku sedang bekerja kan?" jawabku.
"aku akan menemani mu" jean.-
"terserah kau saja"

Bình Luận Sách (92)

  • avatar
    YayaLsnsi

    gila alur ceritanya keren banget👍👍 bikin baper+sedih sihh pokonya kudu baca sampe akhir soal pasti banyak kejutan setiap chapter nya 👍👍 untuk Mimin semangat nulis ceritanya,,Anu nunggu karya-karya Mimin yang lainnya ✨💛

    10/01/2022

      4
  • avatar
    MelCyzxly

    bagus

    15d

      0
  • avatar
    SariSania

    burhan

    20d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất