logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Part 6

“Dia pacar gue.”ucap Ardan dari jauh.
Kedatangan Ardan yang secara tiba-tiba membuat semua orang terkejut terutama Viola atas pengakuan Ardan.
“ngga mungkin.”ucap Viola dengan nada pelan.
“bukannya bokap loh sendiri yang bilang, kalau gue udah punya pacar perjodohan kita batal dan sekarang gue udah punya pacar jadi otomatis perjodohan kita juga batal.”ucap Ardan menegaskan.
“ngga… ngga mungkin..”ucap Viola teriak, Ardan menarik tangan Ara lalu mengajaknya pergi meninggalkan Viola.
“Ardan.. Ardan..”ucap teriak Viola tak terima.
Ara sempat menoleh kebelakang ia melihat Viola dan merasa bersalah karena pengakuan palsu itu.
***
"Ardan lepasin tangan gue." Ardan pun berhenti berjalan dan melepas tangan Ara.
“Ini yang terakhir kalinya gue dengar lo bilang kayak gitu.”ucap Ara sinis.
Ardan hanya terdiam “Ardan gue lagi ngomong.”ucap Ara teriak di telinga Ardan.
Ardan mengembalikan buku Ara yang sempat Viola lempar tadi “gue ngga bisa maksa perasaan gue.”ucap Ardan lalu pergi meninggalkan Ara.
Ara mengejar Ardan lalu menghalangi jalan Ardan “gue mau ngomong sama loh.”ucap Ara tatapan serius kepada Ardan.
"minggir nggak!!"
"nggak.."
"gue bilang minggir."
"nggak mau."
Ara trus memaksa hingga akhirnya Ardan pasrah dan menuruti perkataan Ara.
"Lima menit dari sekarang."
"mana bisa."
Ardan tak mau bernegosiasi kepada Ara "satu.. dua.. tiga.." hingga Ardan terus menghitung.
“Bukannya gue mau ikut campur sama urusan pribadi loh tapi kalau boleh gue kasih saran, kenapa ngga loh coba ajah belajar untuk mencintai.”ucap Ara penuh kesabaran.
Mendengar saran itu Ardan terdiam dan melirik Ara. menyadari lirikan Ardan Ara mengalihkan pandangannya.
“gue ngga mungkin suka sama dia.”jawab Ardan.
“ngga ada yang ngga mungkin coba ajah dulu.”ucap Ara meyakinkan Ardan.
“Ardan… Ardan…”ucap teriak Ara, Ardan berdiri dari tempat duduknya. “cabut yuk.”ucap Ardan menawarkan.
“loh diluan ajah.”jawab Ara sambil membuka kembali buku bacannya.
“percuma loh nungguin dia!! gue yakin dia ngga bakalan datang mau nunggu sampe adzan subuh juga dia ngga bakalan datang.”ucap Ardan.
Setelah di fikir-fikir Ardan juga ada betul akhirnya Ara mau ikut pulang bersama Ardan.
“makasih yah..”ucap Ara.
“Ra..”ucap Ardan menatap kedua mata Ara.
Seketika jantung Ara berdetak dengan kencang karena tatapan Arda.
Ardan Lalu melanjutkan ucapannya. “kalau dia benar-benar memprioritaskan loh di hidupnya sesibuk apa pun dia, ngga ada alasan buat dia mengabaikan loh meski sehari saja.”ucap Ardan dengan tatapan mendalam.
"gue masuk dulu.”ucap Ara tersenyum paksa lalu masuk menghindari Ardan.
***
Keesokan harinya Agas tiba-tiba datang menghapiri Ara kerumahnya, kedatangan Agas membuat perasaan Ara sangat bahagia Agas memeluk Ara dengan erat.
“Ra.. aku kangen banget.”ucap Agas, Ara hanya tersenyum tanpa berkata apa pun Agas melepas pelukan itu dan menatap kedua mata Ara.
“gimana kalau hari ini kita jalan.”ucap Agas bahagia “jalan kemana?”tanya Ara tersenyum manis.
“ada deh..”jawab Agas dengan wajah imut.
Ajakan Agas itu tak mampu membuat Ara menolaknya mereka pun pergi bersama. Dari jendela kamar Ardan melihat Ara bersama Agas raut wajah bahagia Ara terlihat jelas.
“kadang loh begitu bahagia tapi kadang loh juga menyedihkan.”ucap Ardan lalu menutup jendela.
“kita ke tokoh buku dulu habis itu kita ke mall.”ucap Agas sedang menyetir.
“ngapain kemall?”tanya Ara
“mau cari sepatu..”jawab Agas.
“kadang aku ngga tau harus gimana memahami sikap mu tapi satu hal yang selalu ku ingat ada rencana yang harus teruwujudkan."ucap Ara dalam hati.
Saat mereka sampai ketokoh buku Ara begitu bahagia, melihat ruang yang penuh dengan buku-buku. Agas mengikuti setiap langkah Ara kemana pun Ara pergi mencari buku, setelah mendapat buku itu Ara menemani Agas mencari sepatu karena Agas sangat suka dengan pilihan Ara, diam-diam Agas membeli sebuah sepatu untuk Ara saat sepatu itu telah ada mereka pun mampir ke timezone untuk bermain senjenak, mereka berdua terlihat begitu bahagia apa lagi pada saat Agas berhasil mendapatkan boneka dari permainan yang Agas mainkan tak hanya itu tawwa lepas Ara saat Agas memaikan permainan dance, Ara tak menyangka ternyata Agas pandai dalam memainkannya. Hari ini benar-benar melelahkan kata Agas namun Ara hanya tersenyum manis kepada Agas, melihat senyum Ara itu membuat Agas ikut tersenyum bahagia.
***
“ehhh.. kamu ngga usah antar aku kerumah.”ucap Ara membuat Agas mutar balik
“kalau Sintia nyariin kamu gimana?”tanya Agas
“tadi aku udah bilang kalau aku pergi sama kamu.”jawab Ara.
Melihat Ara yang datang bunda sangat senang mereka saling berpelukan dan bertanya tentang kabar mereka satu sama lain, terlihat dari raut wajah bunda yang sangat menyayangi Ara. Bahkan bunda menahan Ara agar menginap satu malam saja disini dan menemaninya tidur, Ara tak bisa menolak permintaan bunda.
“Ra, tadi aku beliin kamu sepatu sama bunda semoga kalian suka.”ucap Agas memberikan sepatu itu kepada Ara dan bunda.
“sepatu ini kan yang pernah mau bunda beli.”ucap bunda sambil memeriksa sepatu itu
“Agas ke kamar dulu yah, soalnya masih banyak tugas kantor yang belum Agas selesaikan.”ucap Agas melihat Ara lalu pergi
“Ra, temanin bunda yuk.”ucap bunda.
“kemana bun?”tanya Ara.
“udah kamu ikut ajah.”jawab bunda mengajak Ara masuk ke kamarnya.
Buunda memperlihatkan barang-barang yang pernah suaminya berikan kepadanya melihat barang-barang itu Ara terkejut. “Ra, ini semua barang-barang yang pernah Ayah berikan pada Bunda.”ucap bunda.
“bun, menurut bunda ayah itu seperti apa?”tanya Ara penasaran.
“mmm… ayah itu seseorang yang sangat setia, jujur dan disiplin, eh tapi bunda punya cerita sangkin disiplinya ayah waktu itu bunda sering kenna omelan gara-gara bunda sering telat setiap bunda janjian sama ayah pasti bunda selalu telat jadi setiap kami mau jalan bareng pasti ada perdebatan kecil dulu tapi, kita harus bisa saling memahami satu sama lain terkadang kita hanya perlu diam ketika seseorang sedang marah apa lagi marah demi kebaikan kita.”ucap bunda tertawa mengingat masa lalunya.
“dalam sebuah hubungan baik pertemanan, pacaran atau apa pun itu jangan pernah bertahan jika kamu tidak merasa bahagia menjalaninya. Kamu harus berani untuk keluar dari ruang itu karena hati kamu juga butuh tempat yang nyaman.”ucap bunda, Ara tersenyum mendengar nasehat bunda.
“bunda ngantuk, kita tidur yuk.”ucap bunda.
Saat bunda tertidur Ara masih belum tidur semua perkataan bunda terngiang-ngiang dikepalanya Ara keluar dari kamar untuk menenangkan fikirannya saat melewati kamar Agas pintunya tidak tertutup rapat Ara melihat  masuk melihat Agas yg sedang tertidur dengan pulas raut wajahnya begitu lelah. Saat hendak keluar Ara melihat laptopnya menyala Ara melihatnya lalu mengambil laptop itu lalu keluar dari kamar Agas.
"Ternyata dia sesibuk ini."ucap Ara melihat leptop Agas.
Ada sebuah proposal yg belum Agas selesaikan hingga Ara memperlajari semua catatan itu dan mengerjakannya semalaman, saat pukul 02 : 35 akhirnya proposal itu sdh jadi, Ara hendak mematikan laptop itu namun sebuah pesan email masuk Ara tak sengaja membukanya saat membaca pesan itu Ara terkejut ia semakin penasaran dan trus membaca pesan itu.

Bình Luận Sách (169)

  • avatar
    CuttiestTisya

    good

    29d

      0
  • avatar
    Riaedi Yocher

    bagusssss bangetttt

    16/08

      0
  • avatar
    Alika Nayla

    Bagusss bngitzz

    04/08

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất