logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Mendapat Cinta Perjaka

Mendapat Cinta Perjaka

Green Apona


Chương 1 Bertemu Gadis Dungu

"Nikahilah aku!"
Seorang gadis terbangun di atas brankar rumah sakit, pekikannya membuat pria yang tengah mengangut di sampingnya melonjak seketika.
"Nikahilah aku sekarang juga!" Ucap gadis itu sambil mengepal erat kedua tangan satu-satunya makhluk yang ia lihat.
"Hah?"
Barra melongo, melihat perilaku gadis di hadapannya. Persekian detik keduanya hanya saling tatap-menatap. Gadis itu memelas menatap Barra, dan Barra mencoba untuk berpikir sejenak.
"Bagian mana yang sakit? Akan kupanggil dokter." Barra melepaskan tangannya yang dikepal, ia mencoba merebahkan kembali gadis itu.
"Aku tidak sakit, aku sehat-sehat saja!" Pekiknya menolak untuk berbaring, "Nikahilah aku hari ini juga!" Lanjutnya dengan memaksa.
Barra tidak menghiraukannya, ia beralih hendak memencet tombol emergency. Namun, gadis itu langsung menepis tangannnya kuat dan membuat Barra terkejut seketika.
"Baiklah, baiklah, aku akan menikahimu." Barra menyerah, mengangapungkan kedua tangannya di udara. Tidak dipungkiri, tepisan gadis itu terasa membuat tangannya sedikit kebas.
"Benarkah?" Gadis itu menatap dengan mata berpendar.
"Ber-can-da. Ha ha ha ha ..." Barra memasang wajah konyol dan mengeluarkan tawa yang dibuat-buat. Ia kemudian melenggang pergi meninggalkan gadis itu sendirian, lalu duduk di depan ruang rawat. Dirinya merenung, mengepalkan kedua tangannya erat.
Jam istirahat tadi ia hendak pergi setelah selesai makan di kafe. Baru saja akan melajukan mobil, tiba-tiba seorang gadis datang dari celah mobil yang lainnya. Saking kencang larinya, gadis itu akhirnya tertubruk oleh mobilnya Barra. Barra yang merasa bersalah langsung saja membawa gadis itu ke dalam mobil, ia membawanya ke rumah sakit dan menunggu kesadaran gadis itu untuk meminta maaf.
"Gawat kalau dia gegar otak karenaku! Mana aku yang sudah membawa dia ke sini, harusnya tadi aku tinggalkan saja di tempat lain!"
Barra menggusari dirinya sendiri, gadis itu hanya mendapati sedikit luka lecet, dan dari reaksinya saat bangun tadi, sepertinya ia sehat dan sangat kuat. Ia juga baru sadar bahwa gadis itu lah yang menabrakkan diri sendiri ke arah mobil bukan Barra yang menabraknya duluan.
---
"Aku akan pulang, biaya rumah sakitmu akan kutanggung, jangan meminta apa-apa lagi dariku." Barra kembali ke ruangan sekedar menyampaikan pesan untuk kemudian berencana melarikan diri.
"Tidak, tidak! Tunggu Tuan! Kalau kau tidak mau menikahiku, tolong sembunyikan aku! Pokoknya aku tidak mau berakhir bersama duda!"
Gadis itu memekik keras membuat Barra refleks menutup telinga. Eh, tapi tunggu-tunggu. Duda? Apa yang dibicarakannya?
Hmm ... Ah, sudahlah. Yang jelas itu tidak ada sangkut pautnya dengan Barra. Tanggung jawab Barra sudah dirasa cukup sampai di sini, ia melenggang pergi menutup rapat pintu ruangan rawat.
Gadis yang ditinggal pergi itu bingung harus bagaimana. Tanpa pikir panjang, dirinya melepas semua atribut pasien yang dikenakannya. Kemudian ia segera keluar, berlari mencari satu-satunya sosok yang digantungkannya.
"Tuan! Tunggu Tuan!" Ia melihat Barra belum pergi terlalu jauh. Kakinya pun langsung berlari-lari. Barra yang tengah berjalan itu terlihat menoleh dan langsung diam di tempat menunggu gadis itu sampai di hadapannya.
"Apa lagi?" Tanya Barra mulai bersedekap dengan wajah yang jengah.
"Izinkan aku untuk ikut, aku bisa memasak, mencuci, mengepel..." Gadis itu bicara sambil melipat satu persatu jari tangannya. Namun belum selesai bicara, ia sudah dipotong oleh Barra.
"Haahh ... Ya sudah, ayo, rumah sakit pasti tidak akan panik jika kehilangan tikus yang menyebalkan."
Entah dapat peluit dari mana, Barra mengesahkan permintaan gadis asing yang baru ditemuinya itu begitu saja. Keduanya segera keluar menuju parkiran, dan menghampiri sebuah mobil berwarna hitam.
Dari lambangnya yang berbentuk 3 ketupat, gadis itu tahu bahwa ini mobil Pajero. Jujur, ia takjub tidak menyangka. Baru kali ini ia menaiki mobil sehebat dan sekeren ini. Dirinya langsung dibuat penasaran akan si pengemudi. Sesekali ia melirik ke arah Barra yang tengah fokus menyetir.
'Dia ini sewa atau bagaimana ya? Apa mungkin dia seorang pengusaha?' gumamnya dengan posisi di samping Barra. Dirinya mesem-mesem sendiri melihat wajah pria itu.
Ahh ... Menaiki mobil sultan membuatnya merasa gugup. Jika bisa ia ingin mengambil foto sebentar saat berada di dalam sana. Namun niatnya ia urungkan, karena hal itu tentunya akan sangat memalukan. Hmm ... Padahal lebih memalukan minta dinikahi sewaktu di rumah sakit tadi bukan?
Mobil melaju di tengah keramaian arus lancar. 20 menit kemudian mereka berhenti di depan sebuah apartemen. Barra melangkah tanpa bicara dan gadis itu hanya bisa mengekorinya. Keduanya langsung menaiki lift menuju ke lantai atas, Barra membuka pintu apartemen dan mempersilahkan gadis di belakangnya untuk segera masuk.
"Ah, siapa namamu?" Ucap Barra seraya melepaskan jas yang kemudian ia gantung di standing hanger.
"Liana, Tuan. Kau bisa memanggilku Ana."
Gadis itu berbicara dengan sedikit membungkukkan badan layaknya seorang pelayan. Kemudian Barra berjalan memasuki ruang apartemen, dan Liana tetap mengekor secara formal dari belakang.
Liana melihat sekeliling, ruangan kecil yang terdapat 2 buah sofa dan juga sebuah TV berlayar lebar. Nampak terlihat juga bagian dapur, ruangan sepetak ini tidaklah begitu luas.
'Hmm, aku pikir dia orang kaya, ternyata hanya ini saja.'
Liana kembali memutar kepalanya secara horizontal, mengusut pemandangan sekitar untuk yang ke dua kali. E-e-ehh ... tunggu, tunggu. Apa itu? Benda gundul di balik meja dapur?
Dan ... Ia bergerak!
Liana langsung memperhatikan setiap pergerakan benda gundul seperti bola itu. Dan perlahan ia melihat 2 buah mata muncul secara tiba-tiba.
"Haa! Tuyul, tuyul!" Sontak Liana terkejut, ia berteriak dan langsung bersembunyi ketakutan di balik punggungnya Barra.
"Tuyul? Mana?" Barra keheranan, ia langsung mengedarkan pandangannya ke arah sekitar.
"Itu, tuyul, Tuan."
Dengan ragu, Liana menunjuk ke arah di mana tuyul itu berada. Ia tidak berani melihatnya, karena tadi tuyul itu sempat menatap ke arah dirinya.
Terimakasih sudah sampai di sini ❤ + ke rak buku ya biar gak ketinggalan updatenya 😘 Bintang 5, komen dan beri tips untuk menghargai karya author

Bình Luận Sách (123)

  • avatar
    Yunitafr

    500

    19d

      0
  • avatar
    Samil edrosSamil edros

    aku suka ini

    12/08

      0
  • avatar
    ZulchiarNiro

    sangat senang

    06/08

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất