logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 3 Kotak Makan Siang

Beberapa karyawan tengah bergosip tentang pernikahan Rey dan Rasyel, mereka merasa Rasyel sangatlah hebat, karena bisa meluluhkan hati Rey yang sangat keras.
Perbincangan mereka terhenti ketika melihat sosok Rey yang berada tidak jauh dari mereka.
"Udah ngobrolnya?" tanya Rey dingin.
Para karyawan itu terdiam.
Rey melirik jam berwarna hitam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Ini udah jam kerja, bukan jam buat ngegosip."
"Iya pak." Para karyawan kembali ke meja mereka masing-masing dan mengerjakan tugasnya.
"Reyazka Pradipta akhirnya masuk kantor juga," ucap seorang pria dengan heboh.
Rey mendecak seraya memberikan kode pada pria itu untuk ke ruangannya.
"Gimana Rey perasaan lo setelah udah nikah? Enak kan?" tanya Deff ketika sudah berada di dalam ruang kerja Rey.
"Biasa aja," jawab Rey seraya membuka lembaran file yang berada diatas meja kerjanya.
"Akur kan, sama Rasyel?" pancing Deff.
Rey melempar map merah yang berada di depannya ke arah Deff yang sedari tadi meledeknya. "Keluar sana!"
Melihat tingkah Rey, membuat Deff semakin senang menggodanya. "Pengantin baru galak banget, kurang dikasih jatah ya," ucap Deff seraya berjalan keluar dari ruangan Rey.
*****
Rey sesekali melirik kotak nasi berwarna biru muda yang berada di atas mejanya. Sekarang sudah waktunya makan siang, tapi entah kenapa Rey sangat berat untuk melewatkan makanan buatan Rasyel.
Deff melongokkan kepalanya, melihat Rey yang masih berada di ruangannya dengan tatapan kosong seperti sedang memikirkan beban negara.
"Makan siang yuk," ucap Deff keras yang berhasil menyadarkan lamunan Rey.
"Lo duluan aja," Rey menggeser kotak nasi yang berada di atas meja.
Merasa ada yang aneh dengan Rey, Deff menghampiri Rey dan mencoba memastikan bahwa pria itu baik-baik saja. "Lo nggak makan siang?"
"Makan."
"Yaudah ayo kira ke restoran tempat biasa."
Tring!
Sebuah pesan singkat dari Rasyel masuk ke ponsel Rey. Dengan cepat Rey membuka pesan singkat dari istrinya.
Kedua sudut bibir Rey terangkat sangat sedikit, bahkan hampir tidak terlihat sama sekali.
"Gue nggak ke restoran dulu deh."
Jawaban Rey membuat mata Deff membulat. Sejak kapan Rey menolak ajakan Deff untuk makan siang? Apalagi di restoran favoritnya.
"Rey, lo sehat?" Deff mendekati Rey dan memegang kening pria itu, namun kening Rey terasa biasa saja, tidak hangat. Berarti terbukti baik-baik saja.
Rey menepis tangan Deff dengan kasar. "Apaan sih, lo!"
"Lo kesambet apaan nolak makan siang?"
Rey menghela napasnya, enggan untuk menguras energinya karena meladenin Deff, Rey akhirnya menunjukkan kotak nasinya pada Deff. "Gue mau makan masakan Rasyel."
Lagi, lagi ucapan Rey diluar dugaan. Sosok Rey membawa bekal dari rumah? Sangat luar biasa. Jika bisa masuk dalam keajaiban dunia, mungkin ini akan menjadi keajaiban dunia yang ke delapan.
Deff terkekeh, "Ya ampun Rey, lo dibawain bekal sama Tante Sinta aja nggak mau, alasannya lo bukan anak kecil lagi, lah. Sekarang lo malah bawa bekal buatan Rasyel."
"Berisik lo! Sana keluar!" usir Rey.
Deff keluar dari ruangan Rey seraya menahan tawanya. Deff tidak habis pikir dengan Rey, apakah itu salah satu efek setelah menikah? Bukankah Rey dan Rasyel hanya dua orang asing yang dipaksa untuk mengikat janji? Lalu kenapa Rey menghargai pemberian kecil dari Rasyel?
*****
Rasyel, Naomi dan Riza seperti biasa makan siang di tempat favorit mereka, yaitu warung pak Joko. Tempat makan yang menyediakan berbagai macam makanan, mulai dari bakso, mie ayam, ayam geprek, ayam goreng, sayur bahkan seafood pun juga ada.
"Pak, bakso satu, ayam geprek satu sama mie ayam satu ya pak," pesan Naomi pada seorang pria paruh baya yang sudah siap menulis pesanan.
Setelah memesan, Rasyel, Naomi dan Riza duduk disalah satu kursi kosong yang berada di pojok. Tempat yang tidak terlalu ramai dan tidak terlalu sepi juga, lebih tepatnya adalah tempat yang berjarak sangat dekat dengan kipas angin.
"Kok lo tadi nggak diantar Rey?" Riza membuka pembicaraan.
Rasyel terdiam sejenak untuk memikirkan jawaban yang bagus untuk menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi tadi pagi.
"Hm, Mas Rey ada meeting, jadi harus berangkat lebih cepat," bohong Rasyel.
Riza dan Naomi mengangguk mengerti, mengingat Rey adalah sosok pimpinan di perusahaan.
*****
Setelah pulang kerja Rasyel menyempatkan diri untuk mampir ke supermarket, Rasyel membeli beberapa bahan pangan untuk makan malam Rey.
Sesampai dirumah Rasyel segera mandi dan memasak. Rasyel berlomba dengan waktu agar makanan siap sebelum Rey pulang.
Rasyel melihat beberapa lauk dan piring di atas meja makan. Rasyel menunggu Rey yang tak kunjung pulang.
Jam terus berputar, hingga menunjukkan pukul 21.00.
Beberapa kali Rasyel mencoba menghubungi Rey, namun tidak ada balasan dari pria itu.
Tak terasa kini jam sudah menunjukkan pukul 22.00. Rasyel sudah mulai mengantuk, tapi Rey tidak kunjung pulang.
Klek!
Seperti ada seseorang yang membuka pintu, Rasyel segera bangkit dan berjalan ke depan.
"Kok baru pulang?" tanya Rasyel pada Rey.
"Bukan urusan lo," Rey berjalan melewati Rasyel menuju kamarnya.
"Mas Rey," panggil Rasyel yang membuat langkah Rey terhenti.
Rey melihat Rasyel dengan tatapan malas. "Udah aku siapin makan malam mas, nanti setelah ganti baju langsung makan ya," ucap Rasyel dengan senyum yang ia paksaan mengembang.
"Gue udah makan diluar."
"Kenapa nggak bilang ke aku? Aku udah masak buat Mas Rey."
Rey mendecak, ia menarik napasnya seraya melonggarkan dasinya. "Harus banget gue bilang ke lo? Lagi-an juga gue nggak nyuruh lo masak buat gue." Nada bicara Rey terdengar sangat ketus.
Rasyel hanya bisa diam dan menahan air matanya yang akan terjatuh.
Rasyel berjalan ke dapur dan merapikan makanan yang sudah ia siapkan untuk Rey. Sebuah kekecewaan terlukis di wajah cantik Rasyel.
Sudah sangat lama Rasyel menunggu Rey pulang, tapi perkataan dan kelakuan Rey malah membuat Rasyel sedih.
Rasyel masuk ke kamarnya, menutup pintu kamarnya dan menangis sejadi-jadinya. Tidak ada suara tangis yang terdengar melainkan rasa sesak, hanya itu yang bisa Rasyel lakukan untuk meluapkan rasa sedihnya.
*****

Bình Luận Sách (121)

  • avatar
    SuryadiMuhamad

    bagus

    4d

      0
  • avatar
    KyyyKyy

    bagusss bangttt

    10d

      0
  • avatar
    Candra Muchammad

    Si rey songong amat

    14d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất