logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 3 Putus

Tak terasa jam pulang sekolah telah tiba, hampir semua Siswa/I SMA Cendrawasih bersiap-siap untuk pulang sekarang.
Alex menyusuri koridor sekolahnya, berjalan menuju tempat parkir dimana dia memarkirkan motornya. Alex merasa dirinya nanti akan terbiasa dengan tatapan orang lain kepadanya, terutama tatapan merendahkan.
Sebelum naik ke motornya, mata Alex menangkap sosok yang sangat dikenalnya. Dengan langkah cepat namun pasti Alex menuju tempat dimana orang tersebut berada.
"Ngapain sama dia?" Tanya Alex pada orang tersebut, terdapat indikasi kemarahan dalam suara Alex, menunjukkan rasa tidak sukanya pada hal yang dilakukan orang tersebut.
"Emang kenapa kalo gue sama dia?" Jawab orang itu tak mau kalah, sorot matanya menunjukkan bahwa orang tersebut tidak memiliki sedikitpun ketakutan terhadap Alex bahkan saat cowok itu tampaknya sedang marah.
"Lo itu cewek gue, seharusnya lo gak gandengan tangan gini sama cowok lain" Alex mengeratkan gigi-giginya, berusaha menahan emosi yang sudah menjalar ke seluruh tubuhnya.
Nadin yang merupakan pacar Alex menarik bibirnya ke atas, membentuk sebuah senyuman yang sangat tidak disukai oleh Alex “Sekarang gue bukan cewek lo lagi” Ucapnya dengan penuh penekanan di setiap katanya.
Alex terdiam membisu mendengar apa yang dikatakan oleh Nadin, entah mengapa kenangan seperti diputar ulang di kepalanya, tiga tahun dia sudah menjalin hubungan dengan Nadin. Mereka memulai hubungan itu di kelas X. Begitu banyak hal yang sudah mereka lewati dan begitu banyak kenangan manis yang sudah tersimpan, namun mengapa Nadin mengakhirinya begitu saja bahkan saat tidak ada masalah yang terjadi diantara mereka.
"Kayaknya kita gak ada masalah, kenapa lo tiba-tiba mutusin gue gitu aja?” Alex tidak terima hubungannya dengan Nadin berakhir begitu saja, ini terlalu mendadak bagi Alex"
"Ar, kamu bisa tinggalin aku dulu gak? Aku mau ngobrol berdua sama dia?" Nadin tersenyum pada Arka, Arka adalah ketua tim futsal untuk SMA Cendrawasih.
"Oke sayang" Arka meninggalkan Nadin setelah memberi kecupan singkat di puncak kepala cewek itu dan dibalas dengan senyuman oleh Nadin. Alex yang melihat itu merasakan perasaan yang campur aduk, dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia kecewa, dan dia juga marah.
"Sayang?" Alex terkekeh setelah mengucapkan kata itu.
"Iya, gue panggil Arka sayang karena sekarang dia pacar gue" Ucap Nadin dengan sinis.
"Dari kapan?" Tanya Alex dengan nada serius.
"Arka udah lama nembak gue dan gue baru terima dia hari ini?" Nadin juga tidak kalah serius dari Alex.
"Lo nerima dia waktu belum putus sama gue?" Tanya Alex, tidak percaya dengan jalan pikiran Nadin.
"Iya, dan sekarang gue tegasin sama lo kalo kita udah putus. Jadi gue bukan cewek lo lagi dan lo gak punya hak apapun untuk ngelarang gue deket sama siapa aja" Tidak ada rasa bersalah dalam diri Nadin saat dia mengatakan itu pada Alex.
Mendengar perkataan Nadin membuat Alex terkekeh, tidak menyangka bahwa Nadin yang dia cintai tega melakukan hal ini kepadanya. "Gue salah apa sampe lo putusin gue?" Tanya Alex seraya menatap Nadin lekat.
"Ternyata lo belum sadar juga" Ucap Nadin seraya tertawa, entah mengapa Alex membenci tawa itu sekarang.
Alex mengangkat salah satu alis matanya, "Sadar?" Tanya Alex tidak mengerti.
"Lo itu udah miskin sekarang, lo udah gak pantes jadi cowok gue. Lo juga gak akan mampu lagi kalo ajak gue jalan. Gue gak bisa diajak jalan ke tempat murah" Nadin mengucapkan kalimat itu dengan perlahan, seakan ingin membuat semua kata dari kalimat itu masuk ke pendengaran Alex dengan baik.
Mendengar perkataan Nadin membuat Alex sangat sakit hati, "Jadi lo mutusin gue karena masalah ekonomi?" Tanya Alex dengan suara hampir putus asa.
"Iya, lagian keluarga gue gak akan setuju lagi sama hubungan kita. Keluarga gue udah denger kabar kalo keluarga lo udah bangkrut jadi yang mau hubungan kita putus bukan gue aja tapi keluarga gue juga" Awalnya Nadin juga sangat terkejut mendengar kabar kebangkrutan keluarga Alex, ada rasa iba yang dia rasakan namun dia juga tidak ingin tetap bersama dengan Alex, karena hal pertama yang dilihat Nadin ketika menjalin hubungan dengan cowok adalah status ekonominya.
"Gue gak nyangka ternyata lo cewek kayak gitu, gue pikir lo baik selama ini dan mau terima keadaan gue. Ternyata gue salah" Alex mengucapkan itu dengan sorot mata kecewa yang besar kepada Nadin.
"Terima keadaan lo? Keadaan yang kayak gitu. Gak akan ada cewek yang mau dan nerima keadaan lo yang kayak gitu Lex dan ya, lo juga harusnya sadar diri sama keadaan lo. Lo gak punya apa-apa dan semua cewek suka sama cowok yang punya. Jadi jangan salahin gue, sekarang lo coba aja, lo nembak cewek yang ada di sekolah ini, pasti gak akan ada yang mau nerima lo lagi. Seandainya ada yang nerima lo, lo mau ngajak dia jalan? Emang lo mampu? Keluarga lo bangkrut, lo gak punya duit lagi. Jangan lupa ngaca Lex, keadaan lo udah beda sekarang, lo bukan Alexander Pratama yang dulu" Setelah mengucapkan kalimat itu, Nadin meninggalkan Alex yang masih diam membisu, dengan posisi yang sama.
Alex tersadar saat seseorang menepuk pundaknya dari belakang, Alex segera menoleh ke belakang, ingin mengetahui siapa yang memukul pundaknya.
Ternyata Tomo yang memukul pundak Alex, "Kok lo belum balik Lex?" Tanya Tomo kepada Alex, awalnya Tomo ingin langsung pulang kerumah namun sebelum masuk ke mobilnya, Tomo melihat Alex yang berdiri dan diam di koridor sehingga Tomo langsung menghampiri Alex.
"Gue ada urusan tadi" Jawab Alex setenang mungkin, dia tidak ingin perasaannya tergambar pada raut wajahnya.
"Urusan?" Tanya Tomo kepada Alex, dimana keduanya sudah berjalan beriringan ke arah parkiran sekolah.
Alex hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Tomo.
"Urusan apa yang berdiri sama diem di tempat yang sama kayak gitu, lucu banget urusan lo" Tomo sepertinya tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Alex, Tomo merasa ada yang disembunyikan oleh Alex darinya.
Alex hanya tertawa mendengar ucapan Tomo, entah mengapa Alex merasa bahwa tidak ada yang dapat dia disembunyikan dari Tomo. Alex menghembuskan nafasnya perlahan kemudian mereka beralih berjalan ke arah taman sekolah bukan ke tempat parkir sekolah.
Sekarang Alex dan Tomo duduk di sebuah bangku yang ada di taman sekolah, mereka berdua menatap bunga-bunga yang sedang bermekaran di taman itu. Bunga-bunga itu tampaknya sedang menikmati hembusan angin sejuk yang menggoyangkannya.
"Gue udah putus sama Nadin" Ucap Alex dengan nada perlahan, memecah keheningan diantaranya dirinya dan Tomo.
"Putus?" Tanya Tomo memastikan, takut pendengarannya salah.
"Iya putus" Ucap Alex dengan nada yang lebih keras.
Setau Tomo, Alex sudah menjalin hubungan dengan waktu yang cukup lama dengan Nadin. "Masalah apa?" Tanya Tomo, penasaran dengan apa yang menjadi masalah sehingga hubungan keduanya kandas.
"Nggak ada masalah" Jawab Alex singkat.
"Gak ada masalah kok bisa putus?" Heran Tomo pada jawaban yang diberikan oleh Alex atas pertanyaannya.
"Ya emang gak ada masalah, kita putus karena keadaan ekonomi gue yang sekarang. Keluarga gue bangkrut, uang gak punya. Nadin gak mau punya cowok yang gak punya uang kayak gue" Alex terkekeh saat mengucapkan itu, namun ada kesedihan di dalamnya.
"Gue percaya, pasti nanti akan ada cewek yang nerima keadaan lo" Tomo berusaha meyakinkan Alex dan mencoba menghibur teman baiknya itu.
Alex berdiri dari duduknya dan tersenyum ke arah Tomo, “Gue juga harus sadar diri kalo mau deketin cewek” Alex berjalan ke arah parkiran, yang diikuti oleh Tomo.

Bình Luận Sách (130)

  • avatar
    RhagibIskandar

    keren ceritanya

    2d

      0
  • avatar
    PebraRonal

    4.000.000

    4d

      0
  • avatar
    Yunitafr

    500

    18d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất