logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 6 Jebakan Karin

Di balik meja kerjanya, Noah hanya diam dan hanyut dalam pikirannya sendiri. Dokumen-dokumen yang menumpuk di mejanya bahkan belum tersentuh sedikit pun. Pria itu masih memikirkan kejadian semalam saat Viona tiba-tiba menciumnya dan pergi tanpa mengatakan apa pun.
Mengapa gadis itu menciumnya? Apa yang ingin dia pastikan? Apakah dia selalu melakukan hal itu kepada semua pria atau hanya kepada Noah seorang? Noah sungguh tidak bisa menemukan jawabannya.
Noah menghela napas, lalu menggelengkan kepala. “Ck! Berhentilah memikirkannya, Noah!” gumamnya mencoba menepis bayang-bayang Viona yang terus melintas di kepalanya.
Suara dering singkat yang menandakan pesan masuk melalui ponselnya membuat fokus Noah teralihkan. Dia kemudian meraih ponselnya yang ada di samping laptop dan segera membuka pesan tersebut.
‘Aku ingin makan malam berdua denganmu. Datanglah ke Kingfood Restaurant jam tujuh malam. Aku janji, setelah ini aku tidak akan mengganggumu lagi.’
Noah mendengus saat membaca pesan dari Karin. Sepertinya dia akan menemui gadis itu dan melihat wajahnya yang putus asa. Sejurus kemudian, dia mendengar suara pintu yang diketuk dan setelahnya seorang wanita masuk ke dalam ruangannya.
“Waktunya rapat, Direktur,” ucap wanita itu.
“Ah, sudah waktunya ternyata. Apa yang akan kita bahas di rapat ini, Bella?” tanya Noah pada Bella – sekretarisnya.
“Saya akan menjelaskannya sambil berjalan. Tim pengembangan ide sudah berkumpul di ruang rapat.”
“Baiklah.”
Noah beranjak dari duduknya dan segera memakai jas yang disampirkan di belakang kursi. Dia kemudian melangkahkan kakinya menuju ruang rapat sembari mendengarkan Bella berbicara.
Bella menjelaskan semuanya secara rinci. Namun, setelah Noah merangkum semuanya, dia mendapat kesimpulan bahwa rapat kali ini akan membahas mengenai ide-ide produk baru yang akan diproduksi RF Group selanjutnya.
Bertepatan dengan Bella yang selesai berbicara, Noah kemudian masuk ke ruang rapat dan duduk di kursi paling depan sebagai orang yang memimpin. Rapat pun dimulai dengan tertib. Satu per satu orang dari tim pengembangan ide mulai menyuarakan ide-ide mereka dan menjelaskannya dengan saksama. Namun, semua ide mereka sudah banyak dipakai oleh perusahaan lain. Sebagai Direktur, Noah membutuhkan ide yang lebih fresh dan berbeda.
Noah menghela napas sejenak. Rapat ini sudah berlangsung selama berjam-jam, namun belum ada ide yang menarik perhatiannya.
“Sudah cukup! Kita akan mengakhiri rapat ini dan memulainya lagi minggu depan,” ucap Noah sembari berlalu dari ruangan tersebut.
***
Noah kembali ke ruangan kerja dan membaringkan tubuhnya di atas sofa. Sebelum memejamkan mata, dia teringat dengan pesan Karin dan kemudian melirik arloji yang melingkari tangan kirinya.
“Sudah jam lima sore ternyata. Lebih baik aku memejamkan mataku sebentar, hari ini aku lelah sekali ...,” gumamnya pelan.
Saking lelahnya, Noah langsung masuk ke alam mimpi dalam hitungan detik. Dia bahkan tidak mendengar ponselnya yang terus berdering berulang kali.
Dua jam sepuluh menit telah berlalu, perlahan kelopak mata Noah mulai membuka dan memperlihatkan iris matanya yang berwarna hitam. Noah yang masih setengah sadar kembali melirik arlojinya sembari mengedip-ngedipkan mata.
“Terserahlah!” ucap Noah yang mengetahui bahwa dia terlambat untuk menemui Karin.
Sejurus kemudian, Noah berjalan gontai menuju tempat parkir dan mengemudikan mobilnya ke Kingfood Restaurant – restoran yang dikelola oleh Karin sendiri. Namun, tanpa dia sadari, ada sebuah taksi yang diam-diam membuntutinya dari belakang.
“Kau terlambat, Noah!” seru Karin.
Noah menyeringai kecil. “Bukankah seharusnya kau berterima kasih padaku karena aku masih mau datang menemuimu, Karin?”
Karin mengepalkan tangannya yang di bawah meja. Jika Noah bukan pria yang disukainya, mungkin Karin akan melakukan kekerasan sekarang juga.
“Baiklah, terima kasih karena sudah datang. Omong-omong, bagaimana hubunganmu dengan Viona?” tanya Karin sembari menuangkan sebotol wine ke dalam gelasnya dan Noah.
“Sangat baik. Kami hampir tidak pernah bertengkar,” dusta Noah.
Triiing!
Suara denting gelas yang saling berbenturan terdengar begitu Noah dan Karin bersulang dengan gelasnya masing-masing. Noah meneguk habis segelas wine hingga tak tersisa setetes pun. Sementara itu, Karin hanya menyentuhkan bibirnya ke ujung gelas tanpa benar-benar meminumnya.
“Ah, aku iri dengan Viona. Padahal aku sudah mengenalmu sejak kecil, tapi kau tidak pernah melirikku barang sedikit pun.”
Noah mendengus. “Viona itu spesial. Dia selalu datang tiba-tiba dan melakukan hal yang tidak terduga. Semua yang dia lakukan selalu membuatku berdebar.”
Kali ini Noah benar-benar mengatakan hal yang sebenarnya. Meskipun belum yakin, namun Noah berpikir kalau dia sudah jatuh hati pada Viona. Gadis yang seharian ini memenuhi kepalanya.
Noah mengerjap-ngerjapkan mata, entah mengapa pandangannya menjadi kabur dan kepalanya sedikit berat. Dia sudah sempat tidur untuk meredakan lelahnya, tidak mungkin jika dia tiba-tiba mengantuk kembali.
“Noah, ada apa denganmu? Apa kau mabuk?” tanya Karin sembari menarik sudut bibirnya ke atas.
“Kau ...,” ucap Noah dengan suara lemah sebelum kesadarannya menghilang.
Karin menggoyang-goyangkan bahu Noah untuk memastikan apakah pria itu sudah benar-benar tertidur atau belum. Dia kemudian tertawa kecil dan berbisik di telinga Noah. “Aku pasti akan membuatmu menikahiku ... Noah.”
Karin menjentikkan jari kepada pria yang duduk tak jauh darinya. Tak lama setelahnya, pria yang merupakan asistennya itu datang dan berdiri di hadapan Karin.
“Bawa Noah ke dalam ruanganku dan baringkan dia di ranjang,” titah Karin.
Karena Kingfood Restaurant dikelola olehnya, Karin membuat ruangan kerjanya seperti kamarnya sendiri. Dia memiliki ranjang berukuran besar dan kamar mandi di dalam ruangan kerjanya.
Asisten Karin mengangguk. Pria berbadan besar itu kemudian memapah tubuh Noah menuju ruangan Karin dan membaringkannya di atas ranjang. Karena tugasnya sudah selesai, dia berniat pergi dan berjaga di luar ruangan. Namun, Karin lagi-lagi menahannya.
“Tetap di sini! Kau harus memotret kami saat sedang tidur bersama di ranjang!” titah Karin lagi.
“Apa yang akan Anda lakukan?”
“Turuti saja perintahku. Aku menggajimu untuk itu!”
Lagi pula, Karin tidak akan melakukan hal yang tidak senonoh. Dia hanya akan berbaring di samping Noah, sedangkan asistennya memotret mereka melalui kamera ponsel. Dia hanya membutuhkan sebuah foto untuk menjadi bahan gosip di internet dan membuat Noah terpaksa menikahinya.
Karin membuka satu per satu kancing kemeja Noah dan melepaskan kemeja tersebut dari tubuh atletis pria itu. Jantungnya berdebar kencang dan tanpa sadar, dia pun meneguk salivanya.
‘Tidak masalah jika aku meraba-rabanya sedikit, bukan?’ batin Karin.
Tadinya Karin hanya akan membuka kemeja Noah dan tidur di sampingnya untuk mendapatkan foto. Namun, dia tergoda dengan wajah tampan Noah yang tertidur dan tubuh setengah telanjang pria itu.
Perlahan tangan Karin menelusuri dada bidang Noah dan menghirup aroma tubuhnya. Aroma yang sangat memabukkan hingga membuatnya tak ingin melepaskan pria itu.
Brak!
Seketika, pintu ruangan Karin terbuka lebar dan menampilkan Viona yang tengah berdiri dengan ekspresi yang sulit diartikan.

Bình Luận Sách (19)

  • avatar
    SafiraYulia

    siip

    21/06

      0
  • avatar
    Abill

    Keren bgt bjirrr

    26/02

      0
  • avatar
    ARDIANSYAHRUDYARDIANSYAH

    sangat cocok digunakan

    14/02

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất