logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chapter 6

Mark mendudukkan dirinya di atas kursi setelah hampir seharian dirinya menyusuri hutan dan pada akhirnya dirinya kembali ke tempat semula. Sekilas tatapan matanya saling bertatap dengan perempuan paruh baya yang mengaku sebagai Bibinya, walaupun sebenarnya dirinya tidak yakin karena kedua orang tuanya anak tunggal dan kenapa bibinya itu menatap dirinya dengan tatapan tajam.
"Pergi kemana saja kamu, seharusnya hari ini kita menjual banyak karena kamu aku merugi!" Tentunya mendengar ucapan bibinya, Mark paham betul apa yang dimaksud dengan ucapan perempuan paruh di depannya yang masih saja memberikan dirinya tatapan tajam tanpa memiliki inisiatif untuk memberikan dirinya segelas air.
"Kenapa khawatir, jika aku berhasil pulang aku akan membeli semuanya. Berhenti untuk mengataka hal menjengkelkan padaku Bibi, aku tau dirimu sedang susah dibandingkan memerintahkan diriku lebih baik ambilkan aku minum!" Mark mengatakan hal seperti itu dengan begitu tenangnya sama sekali, tidak menyadari atau mungkin dirinya sengaja mengabaikan tatapan mata perempuan paruh baya itu yang terlihat menahan kekesalan terhadap ucapan Mark dengan pergi masuk kedalam rumah.
Beberapa saat kemudian perempuan itu kembali dengan membawa segelas air, namun bukan untuk diberikan kepada Mark melainkan dengan penuh kekesalan perempuan yang mengaku menjadi Bibi Mark tersebut dengan raut wajah masam menyiram Mark dengan segelas air tersebut.
"Kenapa ingin protes? Seharusnya aku sebagai bibi mu yang protes karena, kamu sudah membawa masalah dengan menceburkan diri di danau istana dan sekarang tikahmu seperti orang gila!" Itulah yang dikatakan perempuan paruh baya bersebut, sebelum akhirnya berjalan masuk ke ruma dan menutup pintu begitu saja, membuat Mark merasa kesal sendiri, hingga dirinya yang sudah merasa begitu lelah menumpahkan rasa kekesalannya dengan menendang pintu rumah yang tak layak huni tersebut dan pergi begitu saja.
Mark benar-benar tidak mengerti, sebenernya dirinya sedang berada di mana? Mark kini merasa harus berpikir keras mengingat kejadian kecelakaan waktu itu di mana truk yang mengalami kecelakaan sempat menghantam mobil mewah miliknya termasuk dirinya dan Lyla hingga dirinya begitu ingat dengan begitu sangat jelas, jika pagar pembatas jembatan sampai rusak dan saat itu dirinya dan Lyla terpental jatuh masuk ke sungai dan setelah itu hanya ada memori kegelapan dalam pikiran Mark yang kini hanya bisa duduk di pinggir jalan yang sepi.
**
Lian yang memiliki paras sama persis dengan Lyla duduk dengan begitu tenang, menatap dengan begitu datar para pelayan yang saat ini sedang memijat kakinya yang terasa pegal setelah dirinya selesai mandi dan mengenakan hanfu. Tatap matanya begitu jelas memperlihatkan rasa lelah dan kesal, ketika salah seorang pelayan membawakan makanan untuknya. Bukan masalah terhadap pelayan ataupun menu makanan yang akan dirinya santap, melainkan kedatangan seseorang yang membuat Lian terpaksa mengusir para pelayannya dan kini dengan tenang menikmati makan malamnya.
"Aku dengar seorang putri seperti dirimu, membawa masalah lagi. Sampai kapan kamu akan melakukan itu?" Lian mendengus kesal dengan meletakan sumpit di atas meja dengan cukup keras, menatap laki-laki di depannya yang memiliki jarak umur beberapa tahun di atasnya dan laki-laki itu adalah kakaknya.
"Apa itu masalah? Lagipula, tidak baik juga melakukan kritik pada diriku!" Lian tersenyum sebelah dengan ekspresi jelas menunjukan rasa tidak peduli sama sekali, terhadap apa yang selama ini dia lakukan.
"Sampai kapan kamu akan melakukan itu? Sadarlah tidak selamanya kamu akan berada di sini, mungkin saja suatu saat raja akan segera mencarikan pendamping untukmu!" Lian menghela napas, kemudian dirinya kembali menyantap makan malamnya, jelas dia tidak ingin merespon apapun yang diucapkan kakaknya, hingga sampai dirinya meyelesaikan makan malamnya.
"Aku sudah membuat sayembara, untuk mencari pengawal pribadi!" Seketika Lian tertawa mendengar hal itu, Lian Sadar betul apa yang dikatakan kakaknya itu mengenai sayembara yang tidak lain bertujuan untuk mencari pengawal pribadi yang tidak perlu bagi Lian yang hampir setiap hari ada saja yang dia lakukan.
"Tidak perlu melakukan itu Chen, aku bisa melakukan apa yang aku lakukan. Bahkan saat ini aku bisa dengan mudah, membuatmu menyerahkan posismu!" Setelah mengatakan hal itu Lian segera bangkit berdiri kemudian melangkah pergi.
"Kamu tidak akan bisa melakukan itu!" Gumang Chen mendecih pelan.
**
Mark membuka matanya, dirinya merasa seperti seorang gelandang begitu dirinya merasa ada seseorang yang sedang menganggu tidurnya dan itu tidak lain adalah bibinya yang hanya diam, setelah memastikan dirinya membuka kedua matanya. Mark beberapa kali menghela napas kesal dengan raut wajah penuh kekesalan menatap sekeliling yang ternyata sudah menjelang fajar, itu berarti dirinya semalam suntuk tidur di jalanan.
"Kita harus segera ke pasar, aku tidak ingin kamu membuat masalah!" Hanya itu yang dikatakan bibinya sebelum membuat Mark terpaksa mengikuti langkah bibinya hingga masuk kedalam rumah dan membersihkan diri. Di dalam kamar mandi yang sudah jelas sangat jauh dari kata layak membuat Mark mengumpat kesal dalam hati, karena dirinya harus membersihkan diri di sungai yang letaknya belakang persis di rumah yang dirinya tempati.
Ini benar-benar tidak pernah Mark lakukan sama sekali dalam hidupnya, selama ini. Dengan menatap orang-orang yang sibuk membersih baju dan mandi di sungai dan Mark merasa matanya telah ternodai dengan hal ini. Namun, setidaknya rasa kesalnya sedikit berubah penasaran, ketika dirinya mendengar beberapa orang terdengar membicarakan hal yang cukup menarik perhatian Mark.
"Apa kamu tau, jika calon raja kira sedang membuat sayembara kompetisi untuk mencari pengawal pribadi untuk adiknya?" ujar orang pertama membuat Mark berpikir mengenai ucapan bibinya yang mengatakan, jika dirinya jatuh di danau istana.
"Aku sudah mendengarnya, tapi aku tidak yakin dia akan benar-benar mencari pengawal yang tepat untuk putri. Apalagi beberapa kali putri telah menjadi panglima pasukan perang, akan sulit mendapatkan pengawalan untuk putri!" ujar orang kedua, sejenak membuat Mark mengingat kejadian kemarin di hutan di mana dirinya bertemu dengan perempuan yang memiliki rupa sama persis dengan Lyla dan, Jujur hal itu membuat Mark merasa sediki tidak nyaman.
"Kamu benar, kurasa memang putri tidak perlu memiliki pengawal. Apalagi hampir setiap hari ada saja yang dia lakukan!" ujar kembali orang pertama membuat beberapa orang yang berdiri tidak jauh dari Mark mengangguk pelan.
"Aku rasa, jika ada seseorang yang menjadi pengawal pribadi putri aku yakin dia akan diberi koin emas berlimpah!" untuk ucapan orang ketiga kali ini membuat Mark segera meyelesaikan urusannya di sungai, karena dirinya sudah harus pergi ke pasar untuk pertama kali dalam hidupnya, dan mengenai imbalan koin emas sedikit membuat Mark berpikir ketika dirinya harus menarik gerobak berisi berbagai sayuran yang nantinya akan dijual. Beberapa kali Mark, menatap raut wajah garang sang Bibi, mungkin tidak ada salahnya mengikuti sayembara itu.

Bình Luận Sách (60)

  • avatar
    Faisal MubarakDevin

    he bat

    3d

      0
  • avatar
    Abdul Rizal

    bagus ceritanya

    27d

      0
  • avatar
    Sarlita Karel

    sangat bagus ceritanya

    13/08

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất