logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Ten

“Apa yang kau lakukan Kak Xu Lin? Cepat lepaskan aku!” jerit Ling Er.
Rupanya Xu Lin telah dikuasai oleh napsu birahi dan tujuan yang tidak baik, sehingga teriakan Ling Er tidak dihiraukannya.
Xu Lin mendekatkan wajanhnya ke wajah Ling Er, berusaha untuk mencium bibir manis Ling Er, dengan sigap Ling Er memalingkan wajahnya menjauhi wajah Xu Lin.
Gadis elok nan mempesona itu tengah berusaha untuk melepaskan diri dari Xu Lin dengan tenaga yang tentu saja kalah jauh darinya.
Melihat Ling Er menolak ciumannya, lantas membuat Xu Lin semakin marah dan tertarik untuk segera meniduri Ling Er. Xu Lin tidak menyadari jika Ling Er tidaklah sendirian, dan dia tidak sadar akan bahaya yang segera mengincarnya.
“Li Yu .... tolong aku!” seru Ling Er, matanya mulai berkaca – kaca. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ling Er menutup matanya dan memalingkan wajahnya ke arah lain, di tidak ingin melihat Xu Lin sama sekali.
Xu Lin yang naik pitam mendengar Ling Er menyebut nama laki – laki lain di hadapannya, dengan kasar menarik baju atas Ling Er, sehingga bahu dan belahan payudara Ling Er terlihat.
Ling Er meronta dan berusaha melepaskan diri, akan tetapi ketidakberdayaan hampir membuatnya putus asa, apalagi tatkala teriakannya tidak mendapat respon dari Li Yu. Ling Er berpikir mungkin Li Yu masih terlelap tidur dan tidak mendengar teriaknya minta tolong.
Xu Lin yang terpesona melihat tubuh mulus Ling Er, langsung menelan ludah dan semakin ingin memiliki Ling Er. Tangan kanan Xu Lin kini mulai bergerilya menyentuh leher jenjang Ling Er yang putih mulus dan sehalus sutra.
Xu Lin semakin bergairah tatkala tangannya mulai turun ke arah dada Ling Er. Gadis cantik ini semakin ketakutan dan pikirannya menjadi kacau, seketika Ling Er menjadi putus asa dan menyerah, membiarkan Xu Lin untuk mengambil kegadisannya.
Tiba-tiba saat tangan Xu Lin sedang menyentuh dada Ling Er, sebuah serangan menghantam wajah Xu Lin.
Brughhhh....
Tubuh Xu Lin jatuh ke lantai, darah mengalir dari hidungnya. Dengan menahan sakit Xu Lin bangkit berdiri, memasang kuda – kuda dan mengamati lawan dengan seksama.
“Beraninya kau melecehkan wanitaku! Kau mencari mati!” teriak Li Yu.
Li Yu menghampiri Xu Lin dan berusaha untuk menyerangnya kembali dengan mengarahkan pukulan mautnya. Xu Lin berhasil menahan serangan Li Yu dengan tangannya. Rupanya serangan dari Li Yu membuat tubuh Xu Lin terdorong hingga punggungnya menabrak sebuah lemari.
Tenaga Xu Lin kalah jauh dari Li Yu. Akan tetapi Xu Lin pantang menyerah, dia menantang Li Yu untuk berduel di halaman depan rumah Ling Er.
Ling Er yang menyaksikan perkelahian kedua pria tersebut hanya bisa berdiri mematung dan menatap tak berdaya. Rupanya sang nenek yang mendengar suara keributan lantas bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamarnya.
Melihat dua orang pria yang saling baku hantam di dalam rumahnya, membuat sang nenek menjerit histeris. Ling Er yang menyadari keberadaan sang nenek, lantas membawanya pergi ke ruang tamu.
Ling Er meminta sang nenek untuk duduk dan menenangkan diri sambil mendengarkannya menceritakan keseluruhan peristiwa dari awal hingga sampai terjadinya perkelahian.
Sang nenek menatap cemas ke arah dapur rumahnya, Ling Er menggenggam erat tangannya dan memanggilnya, “Nenek, lihatlah aku. Aku dapat menjelaskan yang sebenarnya terjadi.”
Ling Er mulai menjelaskan semuanya kepada sang nenek mulai dari pagi tadi saat dia sedang berada di dapur. Lalu, tiba-tiba Xu Lin datang dan meminta untuk masuk ke dalam rumah dan berusaha untuk melecehkan Ling Er, hingga akhirnya Li Yu bangun dan mendapati seorang laki – laki asing berusaha untuk melecehkan kekasihnya. Dan terjadilah baku hantam diantara kedua pria tersebut.
Sang nenek tampak sedih dan khawatir karena Xu Lin bukanlah seorang rakyat biasa, dengan latar belakang yang dimilikinya tentu hal yang terjadi hari ini akan membuat sang nenek dan Ling Er berada dalam kesulitan.
Ling Er menatap lekat ke wajah sang nenek. Dia tahu apa yang menjadi kekhawatiran dan ketakutannya. Kini hati dan pikiran Ling Er sedang terkoneksi mencari sebuah solusi untuk membawa mereka keluar dari kesulitan yang akan ditimbulkan oleh Xu Lin dimasa yang akan datang.
Sementara itu, Li Yu dan Xu Lin kini tengah berada di halaman depan rumah Ling Er. Rupanya perkelahian antar dua pria ini telah menarik perhatian warga sekitar.
Li Yu dan Xu Lin berdiri berhadapan sejauh beberapa meter. Saling memasang kuda – kuda dan menatap tajam ke arah lawan. Waspada dan mengamati dengan seksama setiap gerak – gerik yang dilakukan oleh lawan.
Warga berkumpul dan mengerumuni pertarungan kedua pria ini. Terjadi sedikit kericuhan di depan rumah Ling Er, hal ini menarik perhatian Ling Er dan neneknya. Sehingga mereka bergegas ke halaman depan rumahnya.
Dari halaman depan rumahnya, Ling Er mengamati Li Yu dengan seksama. Hati kecilnya berdoa kepada Sang Dewa agar kemenangan berada di pihak Li Yu dan masalah ini segera selesai.
Tiba-tiba terlintas dalam pikiran Ling Er untuk pergi meninggalkan Desa Awan mengikuti Li Yu ke Kota Dai Yang dan menjalani hidup yang baru disana.
Sementara Ling Er sibuk dengan pikirannya sendiri. Xu Lin bergerak maju menyerang Li Yu menggunakan jurus andalannya yaitu Jurus Seribu Pukulan Maut.
Li Yu yang seorang ahli bela diri hanya menatap dari kejauhan gerakan Xu Lin. Li Yu telah mengetahui semua gerakan dari jurus tersebut.
Kini Li Yu hanya perlu melawan jurus Xu Lin dengan Jurus Pertahanan Tingkat Pemula. Sebuah jurus pukulan tangan yang dikompilasi dengan tendangan kaki tanpa perlu mengeluarkan banyak tenaga dalam.
Pukulan Xu Lin berusaha mendarat di wajah dan tubuh Li Yu, namun dengan gesit Li Yu mampu menghindari semua serangan. Untuk saat ini, Li Yu hanya mengamati lawan dan bertahan tanpa melakukan perlawanan terlebih dahulu.
Xu Lin merasa kesal dan marah saat melihat Li Yu hanya bertahan dan menghindar. Dia ingin Li Yu menyerangnya juga untuk membuktikan kekuatan siapa yang paling besar.
“Li Yu, serang aku pengecut! Mengapa kau hanya menghindar dan bertahan? Apa kau takut?” teriak Xu Lin menggebu – gebu.
“Ada saatnya bertahan, ada saatnya menyerang kawan. Bukankah itu taktik dasar bela diri?” jawab Li Yu sambil tersenyum simpul.
“Li Yu, kami mendukungmu. Berikan kami kemenangan,” seru Ling Er.
Li Yu yang mendengar suara teriakan Ling Er memberi semangat, semakin terpacu untuk memenangkan pertandingan ini dengan segera dan melihat Xu Lin pergi dari Desa Awan secepat mungkin.
Namun hal berbeda dirasakan oleh Xu Lin. Hatinya diselimuti oleh amarah yang semakin menjadi tatkala dukungan Ling Er jatuh pada Li Yu dan bukan pada dirinya.

Bình Luận Sách (71)

  • avatar
    RidwanDeden

    good novel

    09/08

      0
  • avatar
    TonoIvan

    Ok 👍

    18/06

      0
  • avatar
    SafitriPresilia

    goodd

    06/02/2023

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất