logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 5 Shoot me

*cekrek... Cekrekkk....
"Yok, ganti gaya"
“satu dua tiga”
"Sip ganti lagi yok"
"Mantappp udah ya break dulu ya"
Intruksi crew yang seolah tak ada hentinya mengeksplor bermacam gaya dari 3 jam yang lalu.
"Wah wah, kamu emang berbakat Din gak salah saya pilih kamu" ujar Romi.
"Eh iya om, saya juga sambil belajar kok ini" jawab Nadin gugup.
Kegiatan baru tiap hari sabtu Nadin sangat melelahkan. Ia harus menjalani pemotretan di akhir pekan sekarang, namun hal itu di jalaninya dengan santai.
Tema pemotretan kali ini lebih casual, karena itu ia harus berpose senatural mungkin agar mendapatkan hasil yang memuaskan.
"Nadin, habis ini kamu ganti baju terus kita pergi keluar untuk makan siang ya?" ajak Romi.
"Eh, iya om, boleh ajak Stela juga kan? " ujar Nadin.
Romi hanya mengangguk dan berjalan pergi.
Di dalam mobil sudah ada Romi, Nadin dan Stela yang duduk manis sambil sesekali melihat notifikasi ponsel mereka.
"Om kira-kira kalo jadi model yang terkenal gitu tahap-tahap nya gimana sih om? Sekalian buat aku belajar nantinya harus gimana gitu hehe" ucap Nadin membuka obrolan siang itu.
"Sebenernya panjang tahapnya Nad, tapi kalau om liat dari kamu sih gak akan sesulit yang kamu bayangin, soalnya kamu itu udah punya bakatnya, tapi ya asal kamu mau eksplor lebih dalam aja skill kamu" ujar Romi menjelaskan.
"Nadin tu nguap aja estetik om, apalagi pose nungging-nungging hahaha jagonya" celetuk Stela.
"Ih kampret lu" timpal Nadin.
"Hahaha, pokoknya kamu jangan sungkan buat nanya aja Nad, om bakalan bantu kamu" ucap Romi.
"Hehe makasih om" awab Nadin dengan wajah yang bhagia atas kebaikan Romi.
15 menit kemudian, mobil pun sudah terparkir dihalaman sebuah restaurant yang belum pernah Nadin kunjungi (apalagi Stela).
"Yuk kita udah sampai" ujar Romi.
"Yuhuuuu makan kitaaa" seru Stela.
Sesampainya di meja yang sudah dipesan oleh Romi, meraka pun disambut para pelayan yang sepertinya melayani mereka sangat vvip.
"Om, maap maap nih, ini kok pelayannya banyak gini ya, udah kaya mba-mba sama mas-mas ketring di kondangan kawinan" celetuk Nadin.
"Hahahaha" sontak Romi dan Stela tertawa bersamaan.
"Loh kok pada ketawa sih" ujar Nadin.
"Abisan lu Din, restaurant keren gini di bilang ketring kondangan" ledek Stela.
"Yeee, gue kan cuma nanya" jawab Nadin.
"Iya, ini sudah saya pesan VVIP service untuk kita, jadi jangan heran hehehe, itung-itung traktiran karena kerja bagus kamu tadi"
"Oh, mm.. Padahal cuma arahan mas tukang poto nya aja kok hehe" jawab Nadin.
Mereka pun mengahabiskan jam makan siang itu dengan mengobrol kesana kemari.
Saat ini sudah tak ada lagi image om om pada Romi yang awalnya membuat Nadin ragu menerima tawarannya itu. Ternyata Romi adalah lelaki yang asik untuk diajak mengobrol dan bertukar pikiran.
"Duh kayanya kita telat deh om balik ke tempat pemotretannya lagi" ujar Nadin.
"Iya nih, keasyikan ngobrol" timpal Stela.
"Udah ngga apa-apa kok, kayanya udah cukup sesi hari ini, kamu udah bekerja dengan baik hari ini" jelas Romi.
Mereka pun kembali ke mobil untuk pulang. Romi sengaja mengantarkan mereka siang itu, karena memang tak ada kesibukan lain yang bisa di kerjakan.
"Aduh, gue lupa Din, gue harus ke rumah tante gue jam 3 sekarang, disuruh jaga anaknya di rumah soalnya tante gue mau pergi arisan duh gimana Din, gue duluan ngga apa-apa kan?" ujar Stela.
"Yah gue pulang sendiri?" tanya Nadin.
"Kan saya yang anter" ujar Romi.
"Tuh ya, udah ada yang anterin, gue mau pesen ojol aja nih, daaa Nadin Om makasih ya makan siangnya" Stela jalan cepat pergi ke seberang jalan untuk menunggu ojolnya.
Didalam mobil saat ini hanya Romi dan Nadin yang belum mengeluarkan kata-kata apapun untuk memulai obrolan. Mungkin karena semua topik obrolan sudah habis saat tadi makan siang.
"Oh iya, saya sebenernya pengen ngomong sesuatu tadi, tapi ngga enak ada Stela" ujar Romi mengawali obrolan.
"Oh, mau ngomong apa om?" tanya Nadin penasaran.
"Hmm, gini lho Din, saya tuh liat potensi kamu di dunia model tuh gede banget loh, sayang aja kalau kamu cuma jadi model cover ginian doang" Puji Romi.
"Maksud om gimana? " tanya Nadin bingung.
"Ya, kamu bisa lebih sukses kalau mau menantang diri kamu sendiri. Saya mau nawarin kamu jadi model utama di sebuah majalah terkenal, kebetulan owner nya itu temen saya" jelas Romi.
"Ya aku sih mau aja om, tapi aku ngerasa belum ada apa-apanya di bandingin sama model-model om yang lain." tutur Nadin.
"Saya nawarin kamu berati saya tau ada yang bisa di jual dari kamu Nad, lagian selera pasar gak selalu yang seperti kamu liat di studio, kita butuh pembaruan di management saat ini" ucap Romi.
"Ya, kalo om percaya sama aku sih ya aku malah bertrimakasih banyak, aku anak baru tapi udah di ajak foto di majalah terkenal, tapi tetep weekend kan om fotonya?" Tanya Nadin.
"Iya, paling weekend sore sih, dan tenang aja untuk bayarannya bisa sampe 2-3 kali lipat dari management saya." kata Romi.
"Iya om atur aja deh hehe Nadin sih oke aja" jawab Nadin.
Siang itu pun Romi mengantarkan Nadin pulang dengan bahagia karena dapat berbincang lama dengan gadis yang sangat cantik dan sexy di sampingnya.
Sesampainya di depan rumah Nadin, Romi pun tak mematikan mesin mobil nya. Sesaat ia memandang lekat kearah Nadin hingga tak berkedip. Tanpa ada kata dan aba-aba apa pun Romi seolah terbius oleh kecantikan gadis SMA satu ini. Entah tanpa sadar atau tidak, muka Romi semakin mendekat ke wajah Nadin. Dan hampir kurang dari 0,5 centi jarak antara bibir Romi dan Nadin.
"Ahhmm, om mau mampir ngga?" seketika Nadin bertanya dengan nada yang kaget.
"Emm, oh iya udah nyampe ya duh maaf ya, emm ngga deh saya langsung pulang aja ya, masih ada urusan juga" jawab Romi gelagapan karena tak dapat mendaratkan bibir nya kelandasan yang semestinya.
"Oh yaudah kalo gitu Nadin masuk dulu ya om, trimakasih buat makan siangnya ya" ucap Nadin sembari keluar dari mobil.
"Oke, see you next week dear" ujar Romi.
"See you next week om" jawab Nadin sembari melangkah kan kaki nya ke dalam rumah.
Sore itu Romi menggerutu sepanjang jalan karena gagal mendapat kecupan dari gadis sexy yang ia dambakan.
*keesokan harinya*
Hari minggu pagi yang amat cerah dan diiringi kicauan burung gereja menemani pagi "mager" Nadin.
Kebiasaanya menonton kartun doraemon sebelum melanjutkan aktivitas mager seharian pun mulai di lakukan dari pagi.
Di tengah ke malasan itu tak sadar ibu nya memanggil.
"Ndo, iku tipine dicilikno to, iki hape mu tulat tulit wae lho" (nak itu tv nya dikecilin dong, ini hp kamu bunyi terus loh)
"Eh, iya bu maaf" dibukanya pesan whatsapp ternyata pesan sudah menumpuk dan panggilan tak terjawab hingga belasan kali.
"Loh om Romi kenapa nelfonin mulu ya, kan bilangnya sore foto nya" gerutu Nadin.
Tak lama kemudian telfon pun berdering.
Tingtulingtingtulingting (anggap bunyi hape samsung)
"Halo om" jawab Nadin.
"Halo Din, kok kamu susah banget di telfon sih" protes Romi.
"Eh maaf om, tadi hp nya di kamar, aku lagi nonton doraemon hehe" jawab Nadin.
"Oke gini, nanti sore saya jemput jam 3 an ya, tolong kamu siapkan diri dan tema kita hari ini di indoor ya, tadi contoh pose nya udah om kirim di wa ya silahkan di cek" jelas Romi.
"Oh siap om lapan enam" jawab Nadin.
"Oke kalo gitu see you, " sembari menutup telfon.
Saat membuka whatsapp Nadin melihat beberapa foto model sexy yang berpose menantang mengenakan bikini.
"Uwoooowww kok gini amat posenya"
Nadin pun mengikuti pose tersebut dengan beberapa gaya. Ia terlihat sulit menirukan pose-pose tersebut karena tubuhnya tidak selentur model yang ada dalam foto.
"Heh, kamu itu kenapa nungging-nungging Ndin" Suara ibu mengagetkan Nadin saat ia sedang pose menungging.
"Eh buk, engga ini lagi peregangan otot Nadin kaku ehehe" jawab Nadin.
"Nanti sore kamu foto-foto lagi ya?" Tanya ibu Nadin.
"Iya bu, kayaknya sampe malem deh" jawab Nadin.
"Pulang nya sama siapa? Ada yang nganterin kan? Tanya ibu Nadin.
"Iya bu, nanti paling sama om Romi bos aku di sana" jawab Nadin.
"Oalah kapan-kapan suruh mampir to, ibu mau kenal, sekalian bilang makasih udah kasih kamu kesibukan poto-poto, solanya kalo weekend kan kamu ngebo terus di rumah" jelas Ibu Nadin.
"Ihhh ibu, jatohin anaknya terus deh depan orang" jawab Nadin sambil memanyunkan bibirnya.
"Hahaha kenyataan lho, yaudah km mandi sana dah siang ini" jawab Ibu Nadin.
"Iya iya" jawab Nadin.
Sore itu Nadin sedang berdandan untuk pemotretannya, dan ia bingung memilih baju apa yang cocok untuk tema hari ini. Jelas karena Nadin tak memiliki bikini super sexy yang di kirimkan Romi padanya. Alhasil Nadin hanya mengenakan celana jeans dan kaos ketat andalannya.
Nadin bergegas pamit kepada ibunya dan sedikit tergesa-gesa karena takut Romi menunggu terlalu lama di ujung jalan sana.
"Sore om, hah hah hah... " suara Nadin terengah-engah.
"Kamu kenapa ngos-ngosan gitu, kaya di kejar hantu" tanya Romi bingung.
"Gapapa om, latihan pernapasan aja kok" Romi membukakan pintu mobilnya.
"Oke, kita berangkat sekarang ya" ucap Romi.
Sore itu mendung gelap menyelimuti seluruh penjuru kota. Namun kekhawatiran Nadin agaknya berkurang karena sore ini pemotretan di lakukan indoor.
"Om kayaknya mau hujan deh" ucap Nadin membuka obrolan.
"Iya ya, gelap banget langitnya, untung kita foto nya indoor sekarang" ujar Romi.

Bình Luận Sách (7449)

  • avatar
    Nouna Noviie

    ending'y sedih.. semua konflik yg ada dalm hidup pasti ada hikmah'y.. Nex .. setelah lulus kuliah Nadin bisa berjodoh dgn rama/Gilang pasti seruu tuh🥰

    05/01/2022

      1
  • avatar
    Hamira Hamade

    Ceritanya sampai banget. Aku juga baca kadang sampai jadi emosional.

    18/07

      0
  • avatar
    Rina Shahrin

    nice

    28/06

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất