logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

chapter 7

hari ini disekolah rasanya begitu lama karena agendanya diselesaikan satu persatu dan serapi mungkin.
"gimana makanannya?" tanya dafa tiba-tiba.
"enak seperti biasa"
"buk tiiiin tambah 1 baso lagi ya buk" ucap dafa ke ibu kantin.
"buat apa?"
"buat kamu zea, kamu lapar aku tau dirumah ga ada yang masakkan?"
zea mengangguk menjawab pertanyaan dafa. meskipun pada kenyataannya zea dan evan tadi pagi sarapan telor dadar
"hai gaiiis, boleh gabung gak?" venina mengahampiri mereka dengan semangkuk soto panas dan pedasnya yang dengan sengaja ditumpahkan diatas rok zea.
"awwwwhhhh....... panaasss" jerit zea karena soto yang masih panas.
"ze lo gak papa" dafa dengan sigap membersihkan kuah soto dari rok zea menggunakan tisu yang tersedia dimeja mereka dan bergegas memesan es batu untuk memberikan rasa dingin kulit zea.
"zea lo kenapa" ucap ketiga teman zea yaitu lia, ayu dan livi bersamaan "oooh pasti ulah nenek sihir ini" lanjut ayu menunjuk arah venina yang seolah khawatir dan membantu zea mengompres tangan dan kakinya.
"udah gak papa, gais anterin gue ke uks ya soalnya kalo gak dikasih salep bakalan panas banget ini" pinta zea ke teman-temannya.
lia dan ayu memapah zea untuk berjalan ke uks sedang livi masih di kantin membelikan minuman untuk zea.
"fa gue gapernah keberatan lo deket sama zea, tapi sebelum kenal dam deket sama lo zea gak pernah seperti ini, dan lo ven jadi cewe waras dikit bisa gak si" ucap livi dengan penuh emosi karena kejadian ini pasti ulah venina.
"halo van anterin zea ke puskesmas aja" lia menghubungi evan.
"halo, zea kenapa li?
"udah gausah banyak nanya, lo nyusul kita di uks sekarang!!" lia menutup telfonnya dan melanjutkan menenangkan zea.
"assalamualaikum" dafa masuk sebelum mereka menjawab salamnya dengan sigap dafa membopong zea keluar dari uks yang saat itu disaksikan oleh guru-guru dan beberapa murid disekolahnya. tidak ada yang berusaha mencegah karena raut wajah dafa yang begitu ganas saat itu.
evan yang melihat hanya memberikan dukungan dan menyetujui tindakan dafa, karena ini memang bukan kesalahan dafa.
"van lo kok diem aja siiiih" ucap ayu kesal
"lhah gue mau apa yang bawa zea kan cowonya masa gue larang"
"tapi kan zea lebih aman sama lo vaaan"
"udah. gue mau nyusulin mereka sekarang kalian ikut atau nggak? gue bawa mobil"
ketiga teman zea menganggukkan kepalanya dilanjut dengan lia yang meminta izin keguru kelasnya dan pada saat yang bersamaan venina harus menghadap keruang bk karena ada saksi mata bahwa venina melakukannya dengan sengaja.
"ze panas banget ya?" tanya dafa cemas dengan sedikit melangkahkan kakinya lebih cepat agar bisa segera sampai ke parkiran mobilnya.
zea hanya menganggukkan kepalanya dan sedikit merintih.
"sabar sedikit ya sayang" ucap dafa dengan sedikit ngos-ngosan.
dafa membuka pitu mobilnya dengan tergesa-gesa membaringkan zea di dalam mobildengan posisi senyaman mungkin untuk zea.
"zea baring dulu, tahan bentar ya ini gue ngebut"
"gausah ngebut-ngebut daf hati-hati, gue gak papa"
dafa hanya diam dan fokus menyetir dengan penuh rasa khawatirnya karna luka tangan zea terlihat sangat merah meskipun tak begitu melepuh karena sudah diberikan penanganan pertama.
sesampainya dipuskesmas dafa memilih membopong kembali zea tinbang menggunakan kursi roda karwna tak tega jika zea harus menekuk lututnya.
"mas temenij pacarnya didalem ya biar nanti pas tindakan mbaknya ada yang nenangin karena pasti ini panas banget perih juga" pinta salah satu suter yang akan melakukan tindakan bersama dengan dokter.
evan, lia, livi dan ayu yanh baru sampai dipuskesmas menunggui mereka diluar ruangan dengan rasa khawatir karena luka di kedua lulut dan pahanya lumayan lebar.
"gais gue beli minum dulu buat kalian dan juga zea pasyi dia haus nahan sakit dari tadi" evan bergegas kekantin puskesmas membeli minuman untuk mereka semua.
pihak dari sekolah pun perwakilan ikut kepuskesmas dan orangtua venina sudah menanggung semua biaya pengobatannya.
"mbak tahan sedikit ya" ucap salah satu suster, "mas mbaknya ditenangin dong jangan diem aja" lanjutnya.
"mas ini kami akan melakukan tindakan sesuai dengan saran dokter masnya tolong bantu tenangin mbaknya ya karena pasti panas banget mas apali disentuh ini sakit" sambung suter lainnya.
"iya mbak.. tenang aja" jawab dafa singkat.
sesekali dafa mengelus kepala zea dan meniup lukanya bertujuan agat zea sedikit lebih tenang dan dapat mengurangi rasa sakitnya.
"mas ini mbaknya sudah selesai ditangani dan boleh langsung dibawa pulang tapi dianjurkan untuk tidak boleh kena air terlebih dahulu dan harus rutin diberi salep" jelas salah satu suster.
dafa mengiyakan penjelasan itu, dan membawa zea keluar dari ruang UGD kali ini menggunakan kursi roda karena keadaannya sudah lumayan membaik.
"gimana fa" tanya evan yanh sedari tadi mencemaskan keponakannya itu.
"udah aman kok cuma harus dikasih salep rutin, minum obatnya sampai habis dan gaboleh kena air dulu"
"syukurlah" lia, livi dan ayu bersamaan.
"karena semua sudah ditangani jadi kalian balik kesekolah untuk evan dan zea boleh izin pulang lebih dulu" ucap wali kelas mereka ke arah lia, livi, ayu dan juga dafa,"dan dafa kalau mau menjenguk zea nanti setelah pulang sekolah saja" sambungnya.
karena guru sudah memerintahkan mereka menuruti perintah tersebut. karena pelajaran hari ini baru selesai setengahnya saja.
"hati-hati van" ucap dafa
"ze ntar pulamg sekolah gue kerumah lo, kita nginep" sambung lia
zea mengangguk pelan dan tersenyum tulus ke semua teman temannya.
baru pertamakali zea merasa dimusuhi dan baru pertama kali juga zea harus masuk kerumah sakit karena permusuhan itu.
"zea....." ucap livi, lia dan ayu bersamaan.
"iyaa, sebentar" saut evan dari ruang tengah bernada sama dengan nada mereka saat memanggul zea.
"silahkan masuk" ucap evan lagi setelah membuka pintu rumah zea.
zea berbaring diruang tengah dan menyaksikan tv bersama dengan evan dan asisten rumah tangga baru mereka, mok yem namanya yang sedang menyiapkan makan malam untuk zea dan teman-temannya yang malam ini katanya menginap.
"ze gimana udah enakan? terus ibu itu siapa ze?" tanya lia penasaran karena baru pertama kali bertemu dengan mbok yem.
"udah mendingan ko li gasepanas tadi siang, terus itu mbok yem yang bantu disini baru kerja sore ini"
"ooooh.... halo mbok" saut livi dan ayu bersamaan.
"dasar" gumam evan menyaksikan para perempuam yang akan sangat heboh malam ini.
rumah zea memiliki 4 kamar dan kamar zea yang paling besar. sehingga untuk tidur ber empat dengan kondisi zea yang seperti ini masih bisa dilakukan hanya perlu menambah 1 kasur yang berukuran kecil saja.
"nduk, makanannya sudah mbok siapin dimeja untuk nduk zea nanti mbok ambilin ya" ucap mbo yem keseluruh penghuni ruang tengah.
nduk adalah panggilang untuk anak perempuan di pulau jawa terlebih jawa tengah, sehingga mbok yem memanggil zea dan teman-temannya dengan panggilan nduk, yang berarti anak perempuan.
"terinakasih ya mbok" ucap ayu lembut.
evan berada diteras rumah mencari ide aktivitas yang bisa dilakukan bersama gadis-gadis. evan terlalu pusing jika harus melewati malam dengan gosip-gosip gak bermutu mereka.
"ah gue ada ide nih, mending ngajakin mereka bbq an biar zea duduk disini nanti" gumam evan sambil menujuk kursi panjang diteras rumah.
"gais gimana kalo malam ini kita bbq an, ya itung-itung biar zea ga suntuk juga seharian berbaring" lanjut evan mengutarakan ide berliannya.
"emmmm oke..." saut livi dan disusul anggukan teman lainnya.
"oke" timpal evan, "mbok bantuin siapin panggangan didepan ya mbok" lanjut evan melangkah ke arah mbok yem.
"iya mas mbok bantuin" ucap mbok yem dengan semangat.
livi, lia dan ayu pun menyiapkan perlengkapannya mengambil sosis-sosisan, daging ayam, bumbu dll dan tak lupa tikar untuk mereka duduk nanti.
"sudah siap semua" ucap lia sembari menepuk-nepukkan tangannya
"oke... gue bawa zea kesini" saut evan dilanjutkan dengan langkah kaki menuju tempat zea berada.
evan membopong zea menuju teras mendudukkannay di atas tikar yang sudah disiapkan sedemikian rupa dan sudah ada beberapa buah-buahan yang bisa dicemili zea sembari memunggu semuanya matang. sementara teman-temannya, mbok yem dan juga evan melancarkan aksinya memasak daging dan bahan lainnya.
"eh ze dafa hubungin gih biar nyusul" lia bermaksut agar malam ini lebih rame lagi, "toh kalau mau nginep bisa sekamar sama evan" lanjutnya.
"sepulang dari puskesmas tadi sampai sekarang dia belum hubungi gue li, nanya kabar atau apa juga enggak"
"emang berengsek tu laki, ga ada jantannya sama sekali" saut ayu sedikit emosi.
"mungkin dia sibuk atau apalah terserah, yang penting ada kalian" jawab livi memberikan senyum bahagianya
evan yanh sedari tadi mendengarkan perbincangan mereka hanya diam tanpa menuturkan kata apapun. dia menyadari bahwa diapun laki-laki dan dafa pasti punya alasan yang pasti. tapi kalau evan mengutarakam ini justru dia yang diserang. mana terima gadis-gadis ini kalau laki-laki yang menurutnya salah dibelain.
"sudah, ayo makan niatnya seru-seruan malah bahas yang gaenak" tegur evan menghentikan arah pembicaraan yang semakin membuat zea merasa sedih.
"iya nduk, sini mbok bantu siapin" saut mbok yem dengan membawa beberapa daging yang sudah matang.
"mbok yem gabung sama kita disini ya" pinta zea
"ah mbok di belakang aja nduk"
"mbok gaboleh nolak ajakan zea, sini mbok duduk" zea menepuk tempat kosong disebelahnya pertanda bahwa mbok ywm harus duduk disana.
"gini kan seru" ucap evan antusias dilanjut dengan mereka yang menikmati makanan yang didepan mereka.
candaan kecil, obrolan singkat dan tawa riang dari mereka terdengar sepanjang malam. meskipun mbok em harus tidur lebih awal karena besok hatus menyiapkan sarapan untuk mereka dan mengerjakan pekerjaan lainnya tapi suasana malam tetap riang ditambah adanya evan yang kalau sudah kenal dekat dengan orang pasti humornya selalu muncul.
"gais tidur yuk " ajak evan menyadari teman-temannya adalah perempuan dan sekarang sudah puku 12 malam.
"yuk, kasian zea jika harus disini lebih larut" lanjut ayu, disusul dengan semua temannya yang berdiri pertanda menyetujui ajakan evan itu.
"yaudah, yuk ze" evan meraih tubuh zea membopongnya kedalam kamar dengan sedikit sempoyongan, mungkin karena terlalu kenyang dan sedikit mengantuk.
malam ini zea tidur dengan ke 3 temannya dia satu ranjang dengan lia dan livi dan ayu tidur diranjang yang lebih kecil karena ayu lebih suka tidur sendiri.
"gue balik ke kamar gue dulu" ucap evan pelan "kalo butuh apa-apa panggil mbok yem aja" lanjut evan.
"iyaaa" jawab livi memanjangkan suaranya, ditambah dengan senyum ketiga temannya.
"selamat tidur gais"
"selamat tidur" jawab ketiga temannya bebarengan
zea bersyukur karena memiliki teman dan saudara seperti evan dan ditambah lagi kehadiran mbok yem. meskipun ayah bundanya sedang tugas diluar kota dan dafa yang tidak ada kabar hidupnya tak sepi-sepi amat.

Bình Luận Sách (26)

  • avatar
    UlfianiNabila

    keren

    15d

      0
  • avatar
    kadekerri

    keren abiss cerita nyaa

    13/08

      0
  • avatar
    NurohmanWahyu

    cerita nya bagus keren aku dapet tip ga

    05/07

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất