logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

chapter 2

Thiiing..." notif pesan dari dafa
"Dafa? Ada apa ini" gumam zea dalam hati
Massage from dafa : "assalamualaikum ze, maaf ya ganggu nanti aku ada acara ke sekolahmu aku mau minta tolong kamu temenin aku ya soalnya aku udah ngehubungi evan tapi kayaknya evan hari ini ga berangkat"
Replay to dafa : "iya boleh"
Hari ini zea berangkat ke sekolah diantar sama ayah karena evan sedang sakit. Ayah zea adalah sosok super hero, meskipun bekerja ayah zea selalu sigap jika anaknya membutuhkannya.
"Yah nanti sore zea gausah dijemput, zea mau bareng sama ayu aja" ucap zea dilanjutkan dengan mencium tangan ayahnya sesampainya mereka di depan sekolah
"Yaudah ayah pulang dulu ya ze"
" hati-hati yah"
Zea memasuki gerbang dengan hati berdebar entah apa yang akan terjadi nanti. Pertemuan keduanya dengan dafa Setelah 1 tahun lebih tak bertatap muka dan benar-benar menghapus memory tentang dafa. Kini dafa kembali dengan pribadi yang lebih disenangi zea.
"Ze" teriak pria yang tak lain adalah dafa.
Zea menghentikan langkahnya dan menatap ke arah pemilik suara tanpa membalas panggilan itu.
"Selamat pagi zea" ucap dafa lembut menghampiri zea
"Pagi"
"Ze kalo belum mau masuk kelas temani aku keruang kepala sekolah dulu bisa?"
zea mengangguk-anggukan kepalanya pertanda setuju dengan permintaan dafa
Langkah zea beriringan dengan langkah dafa, yang semakin menggetarkan hati zea. Zea tak pernah menduga bahwa hari ini nyata.
"Disini daf, ada yang bisa gue bantu lagi?" Tanya zea pelan ke dafa
"Nggak, makasii ya ze ntar kalo gue butuh lo gue whatsap lo"
Zea mengangguk pelan pertanda setuju dengan pernyataan dafa
Di kelas zea hanya diam dan memandangi ponselnya. Menunggu pesan dari dafa, pesan yang sebenarnya takut ia terima. Tapi, pesan ini yang selalu ia tunggu selama ini.
Waktu istirahat tiba, seperti biasa zea, ayu, livi dan lia makan dikantin ditempat faforit mereka.
"Ze evan ga berangkat?" Tanya sasa yang tiba-tiba menghampiri zea
"Nggak. Sakit"
"Evan suka makan apa ze?"
"Semua makanan dia suka"
"Nanti anterin aku kerumah evan ya ze"
"Iya, bisa"
"Makasii zea"
Zea dan sasa memang tak terlalu akrab, zea lebih tasuka sasa karena sasa selalu menyakiti hati teman-teman zea. sasa dan satu gengnya adalah geng pembuat onar dan penyebab rusuh antar kelas, si jail da orogan dan selalu melanggar peraturan sekolah. Tapi zea berusaha berdamai dengan sasa, karena bagaimanapun sasa adalah wanita yang sedang dekat dengan evan.
"Eh gais gue ke perpus dulu ya mau pinjem buku bentar doang ko kalo kalian mau ikut boleh tapi kalo mau balik ke kelas duluan gak papa" ucap zea ke teman-temannya meninggalkan makanan dihadapannya.
"Emmmm.... kita ke kelas dulu deh ze soalnya masih lanjutin nyatet tadi belum selesai" jawab lia
Zea rajin meminjam buku di perpus sekedar novel atau komik dan setiap hari selalu ada hari untuk masuk ke perpus, bahkan terkadang hanya untuk numpang tidur.
"Zea" suara dafa memanggil zea pelan
"Eh iya, ada apa?" Jawab zea sedikit gugup
"Takdir kayanya merestui kita ya ze, kita ga niatan ketemu aja kita dipertemukan disini"
Zea hanya diam kikuk mendengar ucapan dafa, seluruh tubuhnya dingin seakan darahnya berhenti mengalir. Rasa yang selama ini ia usahakan tertutup rapat dibuka pelan-pelan oleh sang pemilik sesungguhnya.
"Daf aku ke kelas dulu ya sudah mau masuk deh kayanya" zea meninggalkan dafa dengan sedikit berlari
Dafa tersenyum tipis dan bergumam dalam hatinya "ze...ze... gue tau lo masih suka sama gue dan lo juga harus tau ze gue juga suka sama lo" dafa menggelengkan kepala sedikit heran dengan tingkah perempuan yang sekarang coba ia dekati itu.
Waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB pertanda waktu kembali kerumah masing-masing.
"Zea" panggil sasa yang sudah berada dihadapan zea
"Yuk naik ze, mampir ketoko buah dulu ya"
Zea mengangguk pelan tanda setuju
"Ze kayanya lo akrab banget ya sama dafa, dia kayanya nggak satu sekolah sama kita deh"
"Dia ke sini ada urusan sama kepala sekolah"
Perbincangan singkat di sepanjang perjalanan menuju rumah evan. Hanya sekata dua kat zea merespon karena zea sangat paham dengan karakter sasa yang akan menjual kembali informasi apa yang sudah dia dapat.
"Assalamualaikum" ucap sasa didepan pintu rumah evan
"Sa tunggu bentar ya gue bukain pintu lewat pintu samping kayanya evan ga denger deh terus nenek juga kayanya ga dirumah" sasa mengangguk pelan ketika zea berjalan ke arah samping rumah.
evan dan adiknya tinggal satu rumah dengan nenek mereka karena ayah dan ibu evan yang sudah berpisah dan ibu evan memilih tinggal diluar negri dan berkarir di sana.
"Sa masuk sa, duduk aja. Gue kebelakang dulu ya buat minum, evan udah gue bangunin bentar lagi juga keluar"
Sasa mengangguk pelan memandangi tubuh zea yang melangkah menuju dapur.
"Eh sa repot repot kesini" ucap evan menemui sasa diruang tamu
"Ngga ko van lo gimana udah enakan?"
"Udah, paling besok gue udah sekolah kok"
"sa silahkan diminum ya" ucap zea sambil menyajikan cemilan dan minuman untuk sasa
"Gue pulang dulu ya sa, soalnya udah sore juga kalian ngobrol aja" zea berpamitan pulang dari rumah zea. Karena evan memiliki 1 adik laki-laki jadi aman kalo mereka ditinggal bertiga. zea memilih pulang lebih dulu tanoa menemani sasa yang sedang menjenguk keponakannya itu dan membawa motor metik milik dafa karena untuk motor cb zea nggak mungkin sanggup.
Bagi zea hari ini cukup melelahkan. Perasaannya dengan dafa cukup memguras tenaga dan fikirannya. perasaannya yang gelisah antara takut, benci dan cinta.
"gila banget bisa-bisanya hadir menggetarkan seluruh jiwa dan raga yang lama mati rasa ini" gumam zea ditengah perjalanan dari rumah evan.
rumah evan dan zea tak begitu jauh hanya berjarak sekitar 500 meter. tetapi harus melawati keramaian, yaitu pusat jajanan pinggir jalan yang menyebabkan keramaian sehingga untuk melewatinya kadang terkendala macet jika sore hari.
sesampainya dirumah hari sudah terlalu petang kelelahan otak zea membawanya tertidur lebih awal.
"ze...bangun ze" suara bunda lembut dengan sentuhannya bermaksut membangunkan zea.
"iya buun..." jawab zea dengan keadaan mata masih tertutup.
"mandi dulu sayang jangan pakai sragam gini, mandi dulu setelah itu baru bobok lagi" jelas bunda lembut.
zea mengiyakan perintah bundanya dan bergegas berjalan kekamar mandi dengan sempoyongan menyelasikan mandinya sebelum melanjutkan mimpinya. satu hari bersama dafa dan bayangannya rasanya sangat melelahkan bagi zea. usahanya bertahun-tahun runtuh seketija dengan sikap lembutnya. meskipun zea tak tahu dafa masih sendiri atau justru punya kekasih diluar sana.

Bình Luận Sách (26)

  • avatar
    UlfianiNabila

    keren

    15d

      0
  • avatar
    kadekerri

    keren abiss cerita nyaa

    13/08

      0
  • avatar
    NurohmanWahyu

    cerita nya bagus keren aku dapet tip ga

    05/07

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất