Setelah kejadian malam itu dimana Keyren mengutarakan isi hatinya dan mengetahui apa jawaban Lexy, sekarang Keyren jarang terlihat di panti. Bahkan empat hari terakhir ini Keyren tidak terlihat di panti sama sekali. Apa mungkin dia benar-benar patah hati? Hal ini membuat Lexy bertanya-tanya, bahkan dia sering teringat ketika Keyren mengatakan cinta padanya. Sama sekali Lexy tidak pernah berpikir kalau ucapan Keyren sangat mengganggu dirinya. Lalu dia memutuskan menemui bunda Ita di ruang kerja. Disana bunda Ita mengatakan kalau Keyren liburan bersama Amor, dia adalah seorang polisi sekaligus sahabat Keyren. Karena Amor sedang bebas tugas, dia mengajak Keyren ke Bogor. Dan hari ini mereka akan pulang. Lexy yang sedang melahap sup-nya terus saja berpikir. Ternyata tidak ada yang perlu dicemaskan, Keyren sedang berlibur bukan patah hati. Lexy meletakkan sendok di mangkok sup yang sudah habis sambil menghela napas. "Kenapa Lexy? Apa kepalamu masih terasa sakit." tanya bunda Ita yang tersenyum ramah mengulurkan tangan kanan lalu mengusap rambut Lexy dengan lembut "apa kamu mencemaskan Keyren?" tanya bunda Ita membuat Lexy terbelalak dan sedikit canggung. "Oh, ti...tidak." Ditengah obrolan mereka berdua tiba-tiba terdengar suara tawa Keyren dan seorang laki-laki dari balik pintu. Sehingga sebelum Keyren membuka pintu, Lexy dan bunda Ita sudah memandangi pintu menunggu Keyren dan Amor masuk. Mengetahui sudah diperhatikan dari pintu, Keyren dan Amor yang lagi tertawa bareng langsung terdiam. Apalagi Amor yang terlihat akrab merangkul Keyren tanpa rasa canggung lansung melepas tangannya saat melihat ada seorang laki-laki yang belum dia kenal. Melihat Lexy duduk bersama bunda Ita membuat Keyren canggung. Sesekali dia melirik Lexy yang terus memperhatikannya dengan dingin. "Kalian sudah kembali?" Tanya bunda Ita yang dibalas dengan anggukan dan senyum ramah mereka. Amor sebenarnya penasaran dengan laki-laki yang duduk tanpa ekspresi bersama bunda Ita tetapi dia gengsi menanyakan siapa laki-laki itu. "Oh ya, Amor." bunda Ita mencairkan suasana karena beliau sudah memperhatikan tanda tanya besar pada diri Amor "kenalin, ini Lexy." bunda Ita memperkenalkan mereka berdua "dan Lexy, ini Amor...yang bunda ceritakan tadi." Amor mengulurkan tangan berniat jabatan tangan, tetapi Lexy hanya berdiri sambil nganggukin kepala sekali dengan tangan kanan masuk kedalam saku celananya. Mengetahui tidak ada balasan tangan, Amor mengepalkan tangannya sembari tersenyum. Suasana terasa hening ketika itu. Dan sekali lagi, bunda Ita mencairkan suasana "Oh ya, Keyren. Antar Amor ke kamar Lexy. Biar mereka satu kamar." ujar bunda Ita. Pandangan protes langsung mengarah kepada bunda Ita. "Tidak apa-apa Lexy, agar kalian bisa saling mengenal. Amor hanya satu malam disini. Besok dia sudah harus kembali bertugas." jelas bunda Ita yang tentunya tidak bisa Lexy terima. Keyren dan Amor keluar ruangan dan menuju kamar Lexy, sementara Lexy membanting tubuhnya di kursi. Dibalik pintu Amor terus saja bertanya-tanya, siapa cowok itu? siapa? tapi Keyren tidak mau menjawabnya dan mengalihkan perhatian. "Apa kamu marah?" tanya bunda Ita dengan lembut. "Aku tidak menyukai dia. Aku benci pol..." Ucapan Lexy terhenti. Jika dia mengatakan benci dengan polisi maka akan muncul pertanyaan lagi. "Aku akan menyusul mereka." sela Lexy bangkit dari kursi dan ngeluyur keluar dari ruangan. Didepan pintu kamar, Lexy merasa kesal mendengar tawa mereka dari dalam. Rasanya ada rasa jengkel dalam hatinya. Mau tidak mau, dia harus masuk dan merusak suasana di kamarnya. Tanpa permisi Lexy nyelonong masuk begitu saja sembari sengaja membuka bajunya. Ya ampun, apa Lexy tidak sadar kalau ada Keyren disini. Mata Keyren terbelalak dan bibirnya ternganga melihat Lexy dengan santai membuka baju memperlihatkan bentuk tubuh attletisnya. Sementara Amor tidak menyangka ada laki-laki seperti itu. Bahkan dia tidak memperdulikan ada wanita disini. "Apa kamu nggak malu ada cewek disini?" tegur Amor membuat Lexy menoleh kepadanya sembari tersenyum kecut. "Kenapa?" melangkah mendekati mereka berdua "apa kamu iri melihatku?" cerca Lexy dengan sombongnya, sehingga menyulut emosi Amor sementara Keyren hanya bengong bergantian memandangi dua laki-laki didepannya ini. "Kamu pikir...." Ketika Amor terpancing emosi, Keyren berdiri diantara mereka berdua berusaha melerai sedangkan Lexy malah menguji kesabaran Amor dengan tersenyum menghina "Apa, ha?" kedua tangan bertolak pinggang menatap Amor. "Amor, kita sebaiknya pergi dari sini. Jangan dengerin dia." tutur Keyren berusaha menenangkan Amor karena Keyren tahu betul kalau Lexy adalah orang yang mahir mempermainkan perasaan. "Kenapa Amor...apa postur badanku terlalu bagus..." ujar Lexy tambah memancing emosi Amor sedangkan Keyren malah menganga menoleh kearah Lexy yang begitu bangganya memamerkan postur tubuhnya. Tapi memang benar adanya, Lexy memang memiliki postur tubuh yang sempurna. Tanpa canggung-canggung seketika Amor melepas baju miliknya. Dan waow, bahkan tak kalah idealnya postur badan Amor. Keyren yang berada diantara dua laki-laki yang sedang memamerkan postur badannya bikin dia melongo nggak karuan. Apa yang sebenarnya terjadi disini? Apa memamerkan postur tubuh itu penting??? Sebaiknya Keyren pergi saja daripada akan terjadi sesuatu hal yang lebih buruk lagi. Namun saat Keyren berniat melangkahkan kakinya, lengan kirinya ditarik kuat-kuat oleh Lexy sehingga dia menubruk tubuh Lexy yang telanjang dada dan aroma khas Lexy begitu menggoda ketika tercium hidungnya seakan-akan selalu ingin nempel terus. Dekupan jantungnya sudah tidak beraturan lagi. Oh astaga, apa Keyren masih memendam rasa kepada Lexy yang jelas-jelas mempermainkan perasaannya. Kenapa? Kenapa perasaan itu masih ada meski telah tersakiti? "Lepasin dia!" Amor menarik tangan Keyren menjauhkan dari tubuh Lexy dan menyadarkan Keyren apa yang sebenarnya terjadi. "Stoop!!" bentak Keyren yang sudah muak dengan pertengkaran dua laki-laki ini yang membuatnya kembali merasakan kecamuk dalam hatinya, dia bergantian memandang kedua laki-laki itu dengan kesal lalu beranjak pergi dari kamar dengan membanting daun pintu cukup keras sehingga mereka berdua cukup tersentak kecil lalu saling memandang dan kembali menyibukkan masing-masing. ****** Perasaan itu muncul lagi. Kenapa Keyren masih mencintainya meski dirinya sudah dipermainkan. Pikirannya menolak tapi hatinya terus saja menerima. "Oh kakak, apa aku sudah gila..." ucapnya bersandar ditempat tidur sambil memandangi foto kakaknya "apa yang terjadi denganku, kak..." meneteskan air mata "kenapa aku tidak bisa menghilangkan rasa ini..." memejamkan mata memeluk foto Alm. Doni begitu erat. ****** Semua orang sedang makan malam bersama dengan suasana penuh kehangatan dan keakraban, namun berbeda dengan Lexy yang masih duduk termenung merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya. Dia terbayang kejadian tadi sore, dimana dirinya menarik lengan Keyren sampai menubruknya dan muncul rasa yang aneh saat jemari Keyren menyentuh kulitnya. Bahkan Lexy tidak pernah merasakan gejolak dalam hatinya, selama ini yang dia rasakan dari para wanita yang dia kenal biasa saja. Tok, tok, tok. Suara ketukan pintu itu mengalihkan perhatian Lexy, kemudian pintu itu terbuka dan mendapati Keyren membawa makan malam untuknya. Sebenarnya Keyren tidak mau mengantar makanan itu, tetapi bunda Ita tetap memaksa sampai Keyren tidak bisa menolaknya. Mata Lexy tidak bisa memalingkan pandangannya dari Keyren, dia terus menatapnya hingga membuat Keyren tidak nyaman dan ingin lekas pergi. "Ini dari bunda." meletakkan makanan dimeja dekat Lexy duduk dan berniat segera keluar dari kamar ini. Ketika tangan Keyren akan melepas nampannya, tiba-tiba Lexy menyergap pergelangan kanan Keyren. Mata Keyren langsung terbelalak lalu melihat kearah Lexy penuh tanda tanya. Pelan tapi pasti, lexy berdiri dari duduknya sembari terus menatap Keyren lebih dekat, dekat dan dekat lagi sedangkan Keyren sendiri berusaha menjauhkan wajahnya dengan mata kelunyuran kesegala arah. "Sebaiknya segera kamu habisin makanannya." serunya langsung pergi meninggalkan Lexy yang masih tertegun dan berpikir tidak pernah ada wanita yang berusaha menjauh ketika dia mendekat seperti itu malah mereka menyerahkan dirinya begitu saja. Tetapi, Keyren malah lari ketakutan. "Dari mana sih?" tanya Amor yang sedang mencuci piring. Keyren hanya tersenyum lebar sembari geleng-geleng. "Idih, sekarang lagi ngirit ngomong pake bahasa isyarat segala." goda Amor yang lagi membilas satu piring terakhir. Keyren melirik aneh sembari memercikkan air kran kearah Amor. "Eh?!" respon Amor yang melindungi wajah dengan lengannya sementara Keyren tersenyum lebar lalu Amor membalas dengan menggimpit leher Keyren dengan lengannya sambil mengusap-usap muka Keyren dengan tangan basah Amor. Keyren tertawa lebar sembari menutup mata teriak protes minta ampun karena Amor terus saja membasahi muka Keyren. Dan sekali lagi candaan mereka terhenti saat Lexy muncul berdiri lima meter didepan mereka dengan tatapan dingin. Keyren yang menyadarinya langsung berhenti tertawa lalu Amor memandang Keyren dengan tanda tanya kenapa tiba-tiba Keyren berhenti tertawa. Setelah melihat kedepan, barulah sadar ada Lexy disini. Amor melepas gimpitannya sambil memandang Keyren dan berkata "Kita pergi aja dari sini." sambil menutup kran dan sesekali melirik kesal Lexy yang masih berdiri. Dengan patuh Keyren membuntuti langkah kaki Amor tanpa berani menatap mata Lexy. Ketika Keyren melewati Lexy tiba-tiba cowok itu mengeram kesakitan memegang kepalanya sampai hampir ambruk kearah Keyren. Sontak hal itu membuat kaget Keyren dan langsung menompang tubuh Lexy. Langkah kaki Amor terhenti lalu berbalik badan mendapati Keyren yang keberatan beban menompang tubuh Lexy segera Amor membantu Keyren disisi lainnya. "Kenapa dia?" tanya Amor merangkulkan tangan Lexy ke lehernya. "Ak, aku nggak tau. Tiba-tiba ambruk." melakukan hal yang sama seperti Amor "jangan-jangan ini pengaruh luka di kepalanya. Cepat bawa ke kamar." Sesampai di kamar, Lexy dibaringkan diatas tempat tidur dengan hati-hati. "Aku panggil bunda." seru Amor melangkah keluar kamar. Keyren yang mengangguk segera merogoh kantong mengambil handphone untuk menghubungi Selly. Saat panggilan terhubung dengan Selly, tiba-tiba Lexy duduk dengan bugarnya bersandar dengan tersenyum tipis menoleh Keyren yang cukup kaget saat melihat ekspresi Lexy yang sehat bugar dan tentu saja Lexy bisa membaca mimik muka Keyren. "Aku tidak suka dengan cowok itu." suaranya terdengar paruh. "Ap, apa?!" Keyren nggak nyangka kalau barusan ini adalah tipuan sementara dirinya begitu cemas. Oh my God, sekali lagi Keyren dipermainkan, seharusnya dia nggak percaya begitu saja dengan cowok yang pernah menyakitinya ini. "jangan menatapku seperti itu." tandas Lexy yang sebenarnya menahan tawa. Tidak lama bunda Ita dan Amor masuk ke kamar, pandangan Lexy dan Keyren mengarah pada mereka. "Gimana keadaanmu Lexy?" cemas bunda Ita. Keyren menoleh kesal kearah Lexy lalu memutuskan meninggalkan kamar saja. Amor yang bingung segera membuntuti Keyren keluar kamar. "Ada apa, Key?" Menoleh kemudian menggelengkan kepala sekali. "kenapa sih?" penasaran Amor. Langkah kaki Keyren terhenti "sebaiknya ajak gue keluar aja sekarang." sahut Keyren. Amor mengangkat alis dan tentu saja dengan senang hati keluar bersama Keyren. ******
Cảm ơn
Ủng hộ tác giả để mang đến cho bạn những câu truyện hay
Chi phí 36 kim cương
Sự cân bằng: 0 Kim cương ∣ 0 Điểm
Bình Luận Sách (306)
LuthfiLuthfi
seru juga
14d
0
YyyNnn
novel ini menarik saya penasaran dengan pembacaanya
20/08
0
Asrul Gea
aku mau 💎 diakun Facebook
aku udah like dan sucribe
seru juga
14d
0novel ini menarik saya penasaran dengan pembacaanya
20/08
0aku mau 💎 diakun Facebook aku udah like dan sucribe
23/07
0Xem tất cả