logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

INI SELESAI

Cuih!
Ella terkejut dengan apa yang dilakukan pria itu, Evan tiba-tiba saja menyudahi tepat mulutnya, lalu dia usap secara merata dengan tatapan dinginnya. "Apa yang kamu lakukan?"
"Kamu tau, kamu sama dengan air liur itu," ucap Evan, yang sekarang wajah pria itu mulai mendekat kesamping kanannya, membisikkan sesuatu yang membuat rasa takut tersebut berubah menjadi sedih. "Sama-sama menjijikkan."
Setelah Evan pergi dari sana, membiarkan Ella mematung sambil mencerna apa yang dikatakan pria itu, tiba-tiba air matanya berlinang membuat hidungnya jadi memerah karena tangisan. Wanita itu mengusap air matanya mencoba kuat atas apa yang pgia itu lakukan padanya. "Kamu sepertinya memang membenciku, Evan."
Setelah Ella pergi dari sana, luka fisiknya belum pulih dan sekarang Evan menambah luka batinnya yang bahkan lebih sudah sembuh dari pada yang terlihat ini.
Ternyata disana ada yang melihat kejadian itu, dia mengepalkan tangannya karena kesal, wanita yang memakai baju yang begitu rapih berwarna pink pudar, dengan lipstik merah yang menggoda menggerutu dalam hatinya.
Ia cemburu, sejak dulu dia yang ingin sekali berdekatan dan berinteraksi dengan Evan, tapi kenapa wanita yang bahkan begitu jelek darinya, yang Evan dekati seperti itu, dan hal tadi tidak terlihat seperti hinaan, tapi Evan yang sengaja memberikan air liurnya karena ciuman pun air liur itu pasti menempel, secara tak kasat mati Evan ingin Ella merasakan ciumannya walau tak langsung.
"Awas saja kamu nanti, anak kampung!" Wanita itu pergi sana, dia sendiri adalah manajer yang dipindahkan Evan kemari, tapi baru hari pertama hal yang tidak dia suka malah terjadi.
.
Dilain sisi Evan masuk kedalam ruangan, yang berada dilantai paling atas, padahal ini bukan kantor utamanya, tapi ia rasa tidak masalah untuk mengurusi wanita itu sebentar.
Tiba-tiba saja pintu terbuka memperlihatkan Jack dengan nafas yang memburu dan juga bajunya yang basah terkena keringat, Evan menutup mulutnya dengan tangan. Ia takut aroma tubuh yang tidak sedap itu tercium kehidupannya yang indah.
"Kenapa kamu seperti itu?"
"Justru saya yang tanya pada anda, anda kenapa pak?" tanya Jack yang tak paham kenapa Evan datang kekantor lebih cepat, biasanya dia akan berleha-leha dulu di rumah sebelum benar-benar sibuk dengan pekerjaan.
"Apanya yang kenapa?" tanya Evan tak kalah heran.
"Kenapa anda bangun sangat pagi?" tanya Jack lagi, dia butuh jawaban sekarang.
"Hanya sedang niat saja," balas Evan acuh, dia melihat berkas yang ada dimejanya, tapi tiba-tiba tangan itu berhenti dan melihat anak buahnya yang masih mendinginkan tubuhnya dengan AC di ruangan itu.
"Oh iya Jack! Menurutmu wanita itu akan kita taruh dimana?" tanya Evan yang membuat Jack gagal konek.
"Wanita yang mana pak? Disini banyak cewek loh pak?"
Tatapan dingin langsung tersorot pada Jack yang membuat dia mengalihkan pandangannya, sambil mengingat. Tak lama Jack sadar siapa yang dimaksud.
"Memang anda tidak melihat dulu pekerjaannya?" tanya Jack, ya dia memang tidak ada disini kala Evan sedang Mereview Ella.
"Bagian bawah saja!" ujar Evan spontan.
"Bagian bawah?" tanya Jack yang kembali tidak paham.
"Masukkan dia ke bagian administrasi dan pergudangan!" ujar Evan, yang membuat Jack menatapnya tak yakin.
"Anda yakin pak? Apa nona Ella belajar tentang hal itu? Soalnya pergudangan perlu tanggung jawab yang besar," ucap Jack yang tidak yakin, administrasi biasanya mengutung jumlah pengeluaran, penjual produk, stok dan hal lain, Jack takut Ella tidak bisa, sehingga membuat dia pusing sendiri.
"Apa kamu bosnya disini, Jack Anthony?" tanya Evan dengan lantang membuat Jack seketika langsung menunduk, ada rasa seperti sedang berhadapan dengan kekaisaran jika seperti ini.
"Maafkan saya, Presdir Grayson." Permintaan maaf Jack, membuat Evan mengatur nafasnya. Ia juga takut terjadi kesalahan, tapi lihat saja jika wanita itu tetap tak berguna ada cara lain membuat terus berguna.
"Bagus! Berikan juga dia pekerjaan disini!" ujar Evan, sambil kembali duduk membuat Jack menatapnya tak percaya, ia tau kalau nona Ella sudah membuat orang tuanya meninggal.
Tapi pria ini memang iblis sungguhan, tiba-tiba saja beberapa dokumen dia robek, terus menerus, seperti ada 20 lembar yang terkoyak karena ulah yang sama sekali tak Jack paham.
"Anda sedang apa, bos?" tanya Jack yang heran.
Dia mendorongnya dengan pelan. "Berikan ini pada Ella! Bilang padanya untuk mengulang kembali apa yang sudah ada di sini! Dan jangan pulang sebelum selesai."
Medengar hal itu Jack hanya menatap tak percaya padanya, bagaikan pria ini begitu tega pada Ella,yang benar saja tumpukan kertas yang sudah terpotong banyak seperti ini harus disusun satu-satu dan dikerjakan, entah berapa lama jadinya. "Pak! Ini terlalu berlebih."
"Jack Anthony!" ucap Evan dengan suara bass-nya membuat Jack hanya menghembuskan nafas kasar, yang punya uang bisa melakukan apa yang dia mau.
.
Ella melihat sekitar, sudah berapa lantai yang dia naikki tapi tidak ada satupun bangku untuknya duduk. Seperti pekerjaan pindahan ini menguasai hampir semua bagian kantur hingga ada anak baru yang menggantikan mereka.
Wanita itu menghembuskan nafas kasar, seperti ia harus pergi kelantai selanjutnya. Sedangkan wanita berbibir merah kini tersenyum sambil berjalan kearah Ella, kedua tangannya melipat kedada seakan memperlihatkan keangkuhan sebagai seorang atasan.
Saat wanita itu sudah berada dihadapannya, Ella terkejut juga merasa heran pada wanita itu. "Kenapa? Gak dapet tempat duduk ya? Kasian."
Ella menatapnya tak paham. "Maaf! Kamu siapa ya?"
"Aku? Manajer baru disini? Dan tempat kamu itu bukan disini, tapi tempat office girl!" ujarnya yang membuat semua orang berbisik, mereka tidak ada yang berani menegur wanita itu, karena dia memiliki sifat licik yang membuat semuanya enggan untuk melawan.
"Maaf tapi saya yakin tempat saya bukan disana, saya akan ke lantai atas," ucap Ella yang terburu-buru hendak pergi, tapi wanita berbibir merah itu menahan tangisnya.
"Mau kemana kamu? Kamu berani sama saya?" tanya wanita itu kesal.
Ella terdiam, melawannya sama saja menatang maut apalagi Evan juga membencinya, walau dia jujur dan wanita ini bohong tentu saja Evan akan lebih percaya apanya.
"Baik, saya mau turun dulu!" ucap Ella yang hendak kembali berjalan menuju lift, tapi lagi-lagi wanita itu menahannya membuat Ella geram, jika saja dia memiliki harta seperti dulu, sudah pasti dia akan menampar wanita ini dengan keras.
"Mau kemana? Pakek tangga sayang!" ujar wanita itu dengan senyuman, ya senyuman ular yang menyebalkan, tapi Ella tetap pasrah dia berjalan menuju tangga.
Tapi rupanya Jack yang baru datang dari lift, lantas membuat wanita itu berpura-pura melihat pekerja yang lain. "Ah ternyata kamu disini, ini dari pak Evan! Tolong kamu pulihkan seperti semula ya!"
Sebuah kardus yang cukup besar dengan setumpuk kertas sobek, membuat semuanya melihat itu tertawa kecil, tapi yang lebih puas wanita tadi, sedangkan Ella menatapnya sedih.
"Maaf ya, pak Evan biasanya tak sekejam ini, tapi mungkin karena mengingat apa yang kamu lakukan, jadi dia sedikit jahat. Kamu yang sabar ya! Oh iya kata pak Evan jangan pulang sebelum ini selesai."

Bình Luận Sách (737)

  • avatar
    AenurrofiqIrham

    lumayan

    7h

      0
  • avatar
    rahim__akib_

    best cite ni korang boleh cuba baca nice smbil nk tido boleh baca novel ni

    7h

      0
  • avatar
    DaniaNur

    Besttt nk mampus

    14h

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất