logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

AKU MEMBENCIMU

Evan sekarang membuka satu persatu data para penjahat serta kasusnya, dia melihat semau itu dengan tatapan serius, membuat pria gendut didepannya gugup. Air keringat mengucur deras padahal di ruangan itu terpasang AC.
Bukan apa-apa, keluarga Grayson juga berkerja sama pada negara. Setiap tahun mereka akan memberikan dana yang banyak untuk mempercantik negaranya, itulah kenapa para polisi juga langsung tau siapa saja keturunan dari marga Grayson.
Evan melemparkan benda itu sembarangan dan menatap sang ketua disini dengan begitu tajam. "Aku datang kesini untuk sebuah pertanyaan, pak."
"A-pa itu, Tuan?" tanya pemimpin kantor polisi itu dengan gugup, dia sepertinya tau apa yang akan di tanyakan oleh Evan.
"Aku ingin tau keterangan, wanita yang sudah aku masukan kedalam penjara ini selama lima tahun?!" ucap Evan dengan begitu serius membuat pria gendut itu menelan ludahnya, aura Evan membuat dia tenggelam dalam ketakutan.
Pria itu menghembuskan nafas dan tersenyum seramah mungkin guna tidak menimbulkan kecurigaan. "Ah itu, dia baik-baik saja disini, tapi dia sudah keluar sekitar 3, 4 hari yang lalu."
Evan tersenyum remeh, setelahnya dia menggebrak meja dengan kencang, membuat pria gendut juga orang yang menguping diluar langsung kaget. "Baik-baik saja? Dengan luka lebam dimana-mana, bapak bilang itu baik-baik saja? Aku tidak buta melihat itu semua?"
Pria paruh baya itu melihat sekitar, mencari alasan untuk masalah ini, jika dia bicara jujur maka masalah besar akan datang padanya.
Dia Bangun dengan senyuman, lalu memegang bahu Evan, yang sekarang menatap tajam padanya. "Anda tenang dulu, Tuan! Begini--sebenarnya nona Ella itu depresi berada disini, dia selalu menyakiti dirinya sendiri tanpa ampun dan jika kami menghentikannya, dia akan menyakiti orang-orang, itulah kenapa badannya kurus, serta banyak luka lebam ditubuhnya, jadi bukan salah kami dalam masalah ini, Tuan."
"Lalu kenapa kalian tidak membawanya dari sini, Sialan?" tanya Evan yang kembali emosi, dia dengan beraninya menarik kerah polisi yang jauh lebih tua darinya, Evan tak peduli. Dia juga punya kuasa disini.
"Dia yang tidak mau, Tuan," balasnya sambil menutup mata, Evan benar-benar menyeramkan, membuat dia yang biasanya berani pada siapa saja langsung ketakutan melihat sorot matanya yang tajam.
Tak lama Evan mendorong pria itu hingga jatuh menerjang kursi, tubuhnya sekarang sakit karena terkena kedua benda itu.
"Berikan aku Cctv-nya!" Perintah Evan, membuat pria gendut itu kembali mencari akal.
"Kami tidak punya cctv," bohongnya dengan suara lantang seakan memberikan kode pada orang-orang diluar untuk segera mencabut cctv-nya.
Evan tidak bodoh, dia melihat keatas menemukan satu cctv di sana, membuat dia terdiam dengan tatapan dingin. "Bapak ingin bermain-main denganku ya?"
"TIDAK TUAN, KAMI HANYA PUNYA CCTV INI," balas pria gendut itu yang langsung tau, apa yang sedang dipikirkan Evan.
Pada akhirnya Evan keluar dengan membuka pintu kencang, semua orang tampak santai padanya mereka sedari tadi baru saja melepas cctv-nya, mereka bersantai tapi jantung mereka tidak.
Bahkan ada yang bercucuran keringat deras karena ketakutan, jika Evan tau hal apa yang mereka perbuat, ia yakin bukan hanya atasan bahkan mereka juga akan terkena imbasnya.
Pria itu kembali menatap atasan mereka. "Baiklah! Aku kalah, tapi jika aku sudah tau faktanya, aku akan segera mengebom tempat ini, agar kalian merasa apa itu neraka dunia."
Evan berjalan pergi, membuat semuanya bernafas lega. Sang pemimpi gendut itu keluar sambil memegang pinggangnya, sungguh tadi adalah hal menegangkan didalam hidupnya, ternyata keluarga salah satu Grayson semengerikan itu.
Beberapa orang menghampirinya. "Anda baik-baik saja pak?"
Pria gendut itu mengangguk pelan. "Segera buang semua bukti! Aku akan bicara pada bos, dan semoga saja wanita itu tidak bicara apapun."
"Dia menakutkan sekali ya pak?" tanya anak buah yang lain, yang juga ikut merasa aura mencekam milik Evan.
"Iya, oh iya bagaimana kalau semuanya ketahuan dan kita akan dibom olehnya?" tanya yang lain ketakutan.
Sang pemimpin mematung, tapi selama ini keturunan Grayson yang ia tau, tidak ada yang membunuh orang. "Tenang saja! Itu pasti hanya sebuah ancaman!"
Mereka tidak pernah tau, kalau setiap keturunan Grayson memiliki gen psikopat setidaknya 1-10% dari keluarga mereka.
Tapi Evan memiliki 20% gen yang membuat tak akan bermain-main, untuk membunuh siapapun yang membuatnya marah, tapi ia tidak bisa membunuh wanita yang sudah membuat orang tuanya tiada, bahkan dia hanya memberi hukuman ringan, dan marah karena kondisi wanita itu bak seperti tulang belulang.
Kalian masih yakin kalau Evan, tidak memiliki hati pada Ella? Maka kalian salah besar.
Pria itu masuk kedalam mobilnya dan melaju dengan kecepatan tinggi, menuju kantor baru, jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, harusnya semua karyawan sudah mulai masuk, mari kita lihat apakah wanita itu masuk hari ini?
.
Ella berjalan menuju kantor dengan berjalan kaki, dia baru saja turun dari ojek beberapa meter dari sini karena ongkosnya yang tidak cukup.
Wanita itu lupa membawa uang lebih dan saat sampai di pangkalan ojek, uang yang dia bawa tak lebih dari.25 RB, karena jaraknya jauh bahkan abang-abang tak punya hati itu menurunkan dijalan, beruntung jaraknya tidak terlalu jauh.
Satpam yang sedang sarapan melihat Ella. "Eh kamu diterima?"
Ella yang mendengar suara pak satpam, lantas melihat kearahnya dan tersenyum. "Iya pak."
"Cepet juga ya? Padahal biasanya karyawan baru diterima sekitar semingguan, tapi bohong saya juga baru diterima kerja. Hari ini banyak karyawan pindahan yang masuk."
"Emang bapak tau?" tanya Ella, katanya dia satpam baru.
"Ya kata mereka sih, hehehe. Oh iya sarapan!" tawarnya yang membuat Ella tersenyum sambil menggeleng.
"Iya pak, makasih saya udah makan gorengan dirumah."
"Oh iya-iya! Semangat ya!" ujar pria itu.
"Iya pak, makasih," ucap Ella dengan senyuman, tiba-tiba sebuah klakson mobil membuat Ella terperanjat kaget, ia melihat kebelakang dan pak satpam juga bangun untuk membuka pagar lebih lebar.
Ella menepi agar mobil besar itu bisa masuk dengan mudah, dan satpam tersebut bersikap hormat dengan tangan yang berada di kening. "Pagi pak!"
Wanita itu tau mobil siapa yang melaju kedepan, tak lama dia berpamitan pada satpam tersebut. "Ya udah saya masuk dulu, pak!"
"Iya."
Ella berjalan cepat, agar tidak bisa menjauh dari Evan. Tapi sepertinya mustahil, mereka satu kantor, kenapa dia harus kesini? Harusnya dia pulang saja hari itu.
Baru saja Ella berjalan pelan karena jarak mereka yang sudah lumayan jauh, tangan diraih dan dirinya di dorong ke tembok.
Ella yang mendapatkan itu hanya menunduk ketakutan, dia tidak berani melihat pria itu.
"Ternyata kamu datang, hhhmmm?" tanya Evan dengan senyuman remeh.
Karena Ella yang tidak mau melihatnya, membuat Evan mencengkeram dagu itu dan mengantarnya memperlihatkan wajahnya yang kurus dengan Luka yang hampir memudar.
"Buka matamu!" ujar Evan dingin.
Dengan rasa ketakutan hebat, dia membuka matanya perlahan, terlihat iris mata hitam, dengan wajah bak dewa Yunani membuat dia ingat, kalau pria yang dia takuti sekarang adalah pria yang masih dia cintai.
"Aku membencimu." 

Bình Luận Sách (737)

  • avatar
    AenurrofiqIrham

    lumayan

    9h

      0
  • avatar
    rahim__akib_

    best cite ni korang boleh cuba baca nice smbil nk tido boleh baca novel ni

    9h

      0
  • avatar
    DaniaNur

    Besttt nk mampus

    17h

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất