logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

SELAMAT DATANG

Ini sudah tengah hari Ella mencari tempat kerja, yang menerima lowongan tapi tak ada juga yang mau menerima karena penuhnya karyawan.
Wanita itu juga memiliki penampilan yang jelek, membuat mereka langsung mengusirnya seakan dia ini hanya orang yang minta dikasihani dengan sedekah.
Ella berjalan dipanas terik yang membuat tubuhnya mengucurkan keringat, yang cukup banyak. Pada akhirnya Ella duduk sebentar di trotoar yang tidak tersenter matahari, perutnya juga terasa lapar.
Tiba-tiba saja semua orang yang melewati, mengalungkan selembar duit pecahan 2 ribuan yang membuat Ella menatap aneh. "Eh Bu! Saya bukan pengemis!"
Tapi semuanya tampak tak percaya, dengan tubuh yang kurus dan muka yang masih penuh dengan luka lebam, membuat semua orang memberikan uang mereka untuk mengasihani Ella, padahal wanita itu yakin pakaian tidak seburuk itu.
Karena sudah pusing dengan semua orang, wanita itu bangkit. Uang yang berhasil terkumpulnya banyak membantu Ella bingung.
Ia berjalan sambil membawa uang itu, dia tidak akan memakainya, Ella tau mukanya memang tampak seperti orang yang perlu di kasihani, tapi orang yang ingin sekali dimintai rasa itu, malah dengan kejamnya membuat hidupnya bak di neraka.
Wanita cantik itu terus berjalan, hingga dari kejauhan dia melihat seorang wanita bersama anjing putihnya di pinggir jalan lengkap dengan baju lusuhnya.
Tak lama Ella berjalan kesana guna memberikan uang, yang dikasih orang-orang padanya.
"Nek!" Wanita itu senyum dengan kehadiran Ella. "Ini aku ada uang untuk nenek."
"Terimakasih ya neng!"
"Sama-sama, nek."
"Emang Eneng mau kemana? Bajunya rapih gitu!" tanya wanita tua itu sambil mengelus lembut bulu anjingnya.
"Mau nyari kerja, Nek."
"Wajah kamu juga kenapa?" tanyanya lagi, yang membuat Ella memegang wajahnya, sepertinya nanti kalau ada yang ia harus membeli alas bedak untuk menutupi wajahnya yang penuh lebam.
"Gak apa-apa kok, nek," balas Ella, yang membuat wanita itu langsung paham, sebagai orang memang tidak bisa terbuka pada orang yang baru dikenalnya.
"Kalau kamu mau nyari kerja, ada kantor yang baru buka disekitar sini, namanya E&G gitu, mereka lagi nyari karyawan, kali aja kamu bisa masuk ke sana!" ucap wanita tua itu, yang tidak lagi memakai panggilan 'Eneng' padanya.
Mendengar hal itu Ella mengangguk, kesempatan bagus untuknya. Tapi E&G seperti ini sial seseorang, tapi mungkin saja bukan. Lagipula jarang ada hal seperti ini.
"Beneran Nek? Wah aku harus segera kesana kayaknya, ya udah aku pamit dulu ya nek!"
Wanita tua itu mengangguk. "Iya, semoga kamu diterima anak cantik."
"Ah nenek bisa aja, Ella gak cantik, tuh muka Ella udah kayak Monster gini kok, hahaha."
"Hati kamu yang cantik!" ucapan itu membuat Ella tersenyum, dia berpamitan pada nenek itu.
.
Selang lama mencari akhirnya gedung yang ia cari, dengan nama E&G begitu tercetak jelas dan besar didepannya. Ella melangkah kedalam gedung tersebut tapi satpam yang berjaga langsung menghalaunya.
"Eh, eh, mau kemana kamu?" tanya Satpam itu dengan muka garang.
"Mau masuk pak," balas Ella polos.
"Pengemis dilarang masuk!" ucap satpam itu, membuat Ella memperhatikan penampilan. Kenapa hanya karena tampang dan tubuhnya mereka selalu menganggap pengemis.
Jika saja dia masih dirinya yang dulu, dia bisa saja membeli perusahaan ini dengan hasil kerjanya sendiri.
"Saya bukan pengemis pak," ucap Ella, dia membuka map yang berisikan syarat untuk melamar kerja di kantor, beruntung Ella dulu sudah lulus kuliah dengan nilai yang cukup bagus, jadi dia masih pede untuk masuk ke perusahaan.
Dan baguslah orang tuanya memberikan semua keperluan, terkecuali uang. "Ini untuk lamaran kerja saya, lagipula gak ada pengemis bajunya bagus kayak gini."
Mendengar hal itu satpam tersebut memperhatikan baju Ella yang membuat dari segi manapun cukup bagus. "Tapi penampilan kamu, kenapa kayak gitu?"
Ella terdiam beberapa saat, hingga ia berani untuk bicara. "Ini karena saya habis dipukuli tadi dijalan, uang saya kecopetan."
Bohong, Ella berani berbohong demi bisa masuk dan bekerja, dia tak mau terus tinggal dan merepotkan ibu yang sudah memberikan tempat tinggal yang layak untuknya.
Dia harus segera punya uang lalu pindah dari rumah itu, kehadiran pasti menjadi beban.
Pada akhirnya satpam itu mengangguk, kasian juga kalau dia tak punya uang lagi karena kecopetan tadi, lagipula masih banyak lowongan disini. "Baiklah, silahkan masuk, tapi kamu harus sabar karena antrian peserta banyak sekali."
Mendengar hal itu Ella tersenyum bahagia, karena kebohongan tidak sia-sia. "Baik pak, terimakasih sekali lagi terimakasih banyak."
"Ah iya-iya, sudah sana masuk!" ujar satpam tersebut, yang membuat Ella lantas masuk kedalam membuka pintu kaca ganda yang begitu bening didepannya.
Terlihat banyak orang yang mengantri membuat, Ella melihat keluar. Hari sudah semakin sore, semoga saja ibu itu tidak mengkhawatirkannya.
.
.
Evan sekarang memijat keningnya yang terasa sakit, sepertinya ada 100 orang lebih yang melamar kerja ke kantornya, dan hanya dia seorang yang mereview mereka, sebelum dia akan serahkan semua orang yang lolos pada bawahnya untuk diperiksa lebih detail.
Dia hanya menanyakan tentang pengalaman, seberapa bagus mereka bekerja, keterampilan dan lain semacamnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, membuat Evan menghembuskan nafas. Ini orang terakhir, yang ia lihat di Cctv, sedangkan Jack dia izin untuk membeli makanan untuk keduanya.
Pintu terbuka menampakkan wanita yang membuka pintu dengan takut, dia tidak bisa melihat lebih jelas karena dia masuk setelahnya berbalik untuk menutup pintu, dan betapa terkejutnya dia melihat siapa orang yang melamar kerja pada kantornya.
Tatapan datar, padahal hatinya terkejut dengan kehadiran Ella, yang sekarang mematung diam kala melihat siapa Bos pemilik kantor besar ini.
Ella menelan ludah, tubuhnya sudah bergetar, rasa takut kembali muncul mengingat kejahatan apa yang diperbuat pria ini padanya.
"Aku akan pergi!" ucap Ella yang langsung lari terburu-buru menuju pintu, tapi entah kecepatan dari mana tangan kekar dan besar itu menutup kembali pintu dan menguncinya ditempat.
"Mau kemana kamu?" tanya Evan yang begitu dekat seperti berbisik iblis, di telinganya.
Mata Ella mulai basah, dia takut pada pria ini. Dia tidak mau lagi masuk penjara, tidak dia tidak mau.
"Ampun, tolong lepaskan aku! Aku akan menjauh, sejauh-jauhnya darimu. Tolong biarkan aku pergi!"
Tangis Ella, yang bergetar ketakutan. Evan melihat itu hanya menatapnya datar, kenapa hanya penjara lima tahun membuat amat takut padanya, kemana wanita yang selama ini menggodanya dulu.
Tubuhnya lebih luka lebam yang memudar, bahkan wajahnya. Ia yakin ada yang tak beres. Tangisan Ella tak berhenti bahkan getaran ditubuhnya.
"DIAM!" bentakan itu membuat Ella menggigit bibirnya, karena ketakutan. Padahal dulu Evan sering berusaha tinggi didepannya, tapi kali ini, suara itu bagai teriakan malaikat maut didepannya.
"Kamu gak akan pergi kemana-mana, Ella! Karena hari itu aku sudah melepasmu, tapi kamu tetap berjalan kearahku, jadi selamat datang di kandang harimau!"

Bình Luận Sách (738)

  • avatar
    Diana TotoYori

    Evan sangat mencintai Ella

    7h

      0
  • avatar
    AenurrofiqIrham

    lumayan

    21h

      0
  • avatar
    rahim__akib_

    best cite ni korang boleh cuba baca nice smbil nk tido boleh baca novel ni

    21h

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất