logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Permintaan Abi dan Umi

***
Hari ini adalah hari yang menyenangkan untuk seluruh santri. Karna, hari ini orang tua mereka akan datang menjenguk dan seperti biasa membawahkan makanan kesukaan anak anaknya masing masing.
Begitupun juga dengan Abi dan Umi Azizah. Umi sudah menyiapkan rantang isi masakannya yaitu ayam opor kesukaan Azizah . Juga tak Lupa tadi malam umi juga membuatkan kue untuk di bawah sebagai oleh oleh untuk keluarga Ndalem.
Abi dan Umi menaiki mobilnya dengan kecepatan sedang. Sekitar 1 jam perjalanan mereka sampai di halaman pesantren . Kemudian umi turun sedang abi trus memakirkan mobilnya.
Azizah yang melihat umi abinya datang. Langsung bergegas dan berhambur memeluk uminya dan menyalami abinya dengan ta'dzim.
Rasa rindu di hatinya sudah membuncah 1 bulan sudah ia tidak bertemu keduo orang tua yang sangat ia cintai.
"Assalamualaikum Abi. Umi.. "Lembutnya
" Waalaikum salam sayang. Gimana nak kabar kamu. " Sambil berjalan menuju aula
"Alhamdulillah baik baik Azizah mi.. " Jawabnya lembut "Azizah kangen banget sama umi sama Abi" Sambungnya
"Sama nduk Abi dan Umi juga sangat kangen sama kamu." Sambil membuka rantangnya "ini umi masakin kesukaan kamu nduk. Ayok di makan nak .. " Tutur umi Lembut.
Setelah selesai makan dan melepas rindu.
Umi mulai menatap Azizah.. Sebenarnya Azizah juga menunggu hari ini. Hatinya terasa bahagia dan tak sabar untuk menunggu kedatangan Abi dan Umi, untuk memberi kabar bahagia. Bahwa Azizah akan di Lamar oleh seorang Ustadz di pesantren sini. Tapi belum sempat Azizah bercerita. Uminya terlebih dahulu membawah kabar. Yaa.... Suatu kabar yang membuat dada gadis cantik ini seketika terasa sesak..
"Nduk. Umi mau bicara serius sama kamu. Tentang suatu hal penting nak. " Umi mulai bicara dengan nada sedikit terbata..
"Tentang apa Mi.. Kok Azizah jadi bingung lihat gurat wajah umi sama abi. Kayak ada sesuatu yang membiat umi sama Abi gelisa. " Lirih zizah.
Sedang abi terdiam dan tak mengeluarkan sepatah kalimat pun. Rupanya hati abi pun gelisah.
"Gini nduk.. " Umi terdiam dan mengambil nafas panjang.
"Umi mau ngenalin kamu dengan anak teman umi Za.. Orang tuanya sudah datang kerumah untuk melamarmu nduk. " Jelas padat rasanya ungkapan umi.
Namun sungguh. Bagai tertusuk peri di hati Azizah. Di tak mengerti jika pada hari ini uminya membawa kabar bahwa dia telah di lamar anak teman uminya. Azizah hanya terdiam dan umi melanjutkan perkataannya.
"Seperti kamu ketahui . Keluarga kita sangatlah berhutang budi kepada keluarga pak Jaya dan Bu Ratih . Sehingga sulit untuk umi dan Abi menolak perjodohan ini. " Lanjut umi.
Ahh sunggu perkataan umi yang terakhir terasa menyayat hatiku. Hilang sudah, kebahagian yang ingin aku bagi dengan Umi..
Sungguh Rasanya Air mataku tak dapat aku tahan. Sesak gini yang ada di hatiku. Sebelum aku menjawab . Aku mencoba sedikit melirik Abi. Aku lihat kegelisahan mengisi semua ruang di wajah teduh abi. Bagaimana aku bisa mematahkan Harapan orang tuaku.
Sejak kecil aku pun tak perna membantah apapun yang abi dan umi ingankan . Tapi, sayangnya mengapa tidak dari dulu abi atau umi memberitahuku soal perjodohan ini. Dari dulu pun umi tak perna sedikitpun membahas tentang perjodohan ini. Hatiku rasanya delima. Ketika mengingat lamaran Ustadz Arif . Hatiku bertambah sakit dan sesak. Rasanya aku pun tak mampu lagi membendung tangisku.
Dengan suara berat menahan sesuatu aku mulai membuka suara.
"Abi dan umi gak bisa untuk menolaknya..? " Tanya Azizah dengan pelan.
Abi hanya diam. Sedang umi menggelengkan kepalanya dan kemudian menunduk.
Azizah pun mencoba tegar dan tersenyum.
"Jika abi dan umi tidak bisa menolak nya. Azizah siap menerimahnya umi abi. " Seketika pun hatiku rasanya remuk. Tapi aku lakukan karna aku tak ingin membuat kedua orang yang sangat aku sayangi teluka dan bersedih.
Seketika umi memelukku dan menangis. "Maafkan umi sayang. Jika umi berbuat tak adi padamu nduk.. "
Kulihat abi juga menunduk mungkin abi tak ingin aku melihatnya menangis.
"Gak umi. Umi jangan bicara seperti itu . Apapun akan aku lakukan asal umi dan abi ridha kepada Azizah. " Sambungku dengan menyeka air mata yang memaksa untuk meleleh.
-
Setelah cukup lama umi dan abi di sini . Beliau berdua berpamitan untuk pulang. Dan sebelum pulang umi memberi tahu jika 3 hari lagi abi akan menjemputku karna Tante Ratih ingin bertemu dan memintak jawaban langsung dariku.
***
Hari ini seperti biasanya Al menunggu bidadarinya di tempat biasa . Depan pesantren, hanya untuk memastikan bidadarinya baik baik saja. Saat melihatnya dari jarak jauh, saja asal bodadarinya baik baik saja Al sudah senang . Entahlah apa benar Al sudah jatuh hati pada bidadari cantiknya iti. Tapi yang pasti Al. Benar benar tak bisa untuk memungkiri hatinya, yang gelisa ketika tidak dapat melihat bidadarinya.
Hingga pada suatu waktu Al melihat Bidadarinya sedang duduk duduk di teras Aula.
Mukanya terlihat tak baik baik saja. Itupun membuat hati Al menjadi gelisah . Namun, apab boleh di buat. Dia juga tak bisa berbuat apa".
Tiba tiba dari dalam terlihat seorang Wanita. Yang terlihat lebih dewasa , membuka pintu dan mempersilahkan Bidadari nya untuk masuk.
Lalu dia masuk dan menutup kembali pintunya.
Hampir 15 menit Al menunggu kapan sang bidadarinya keluar. Tapi, ponselnya berdering
Cepet cepat ia angkat..
"Iya ma. Ada apa..?"
"Cepat pulang mama , mau bicara penting sama kamu. " Terdengar suara mama Ratih di sebrang sana .
"Iya ma.. " Lalu setelah mengakhiri panggilan dengan mamanya. Ia menghidupkan motornya dan melaju dengan cepat.
***
Sementara Azizah di dalam ruangan Ning Fatmah tiba tiba menangis. Membuat Ning Fatimah terheran heran.
"Kamu kenapa Zah..? Kok nangis Zah..? " Sambil mengusap punggung Azizah
Azizah terdiam . Mengatur nafasnya dan mulai bicara.
"Sebelumnya Azizah mintak maaf ning.. " Lirihnya pelan
"Mintak maaf untuk apa Zah"..
" Gini ning.. Pas abi dan umi kesini kemarin. Sebenarnya Azizah mau mintak pendapat beliau berdua akan lamaran Ustadz Arif ning.. " Tuturnya pelan.
"Trus apa kata orang tuamu Zah.. " Tanya Ning Fatimah dengan lembut.
Azizah sedikit gugup dan terdiam sebentar. Lalu melanjutkan ucapannya.
"Belum sempat aku bercerita pada umi dan abi. Umi ternyata sudah menerimah sebuah lamaran dari anak teman umi ning. " Azizah kembali terisak "hisk.. Hisk.. Bagaimana caraku untuk menjelaskan pada ustadz Arif ning. " Sambung Azizah di sela sela tangisnya.
Seketika Ning Fatimah bangkit dari duduknya dan menghampiriku serta merta memelukku. Tak kuasa aku pun menagis di pelukan Ning Fatimah. Beliau mengusap lembut punggungku dan menenangkanku.
"Zah.soal jodoh itu sudah di Atur yg di Atas. Allah sudah mengaturnya. Jangan takut. Tidak apa apa nanti aku yang akan berbicara dengan ustadz Arif. Dan jangan lupa untuk sholat istikharah. Agar hatimu jauh lebih tenang. Jika nanti Allah memang menjodohkan kamu dengan Ustadz Arif. InsyaAllah akan ada jalannya. Yang penting sekarang satu jalani dulu apa yang menurutmu terbaik. Soal Ustadz Arif nanti biar Ning ama umi yang ngomong. " Sambil melepas pelukannya. " Ya sudah hapus air matamu. Trus kembali kemamar siap siap sudah mau asyar . Sana nanti terlambat berjama.ah." Pintahnya pelan dan sedikit meyakinkanku.
Setidaknya hati Azizah sedikit reda sesaknya setelah bicara dengan ning Fatimah. Walau dia tak bisa bayangkan akan seperti apa kecewanya Ustadz Arif yang sudah menanti jawaban darinya..
***

Bình Luận Sách (249)

  • avatar
    Pengais Bungsu

    kenapa gak di lanjutin sih ceritanya padahal menjiwai banget bacanya next dong kelanjutannya bahagia lagi hamil lagi punya anak gitu😁

    09/08/2022

      1
  • avatar
    Yudi Prasetyo

    baguss kerenn

    4d

      0
  • avatar
    Suhanda

    bagus

    7d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất