logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 4 BU ENDANG

"Diam!" Vina membekap mulut Sasha sambil melotot.
"Hehe, kita lagi bercanda ya? hahaha," ucapnya sambil tertawa garing.
Di parkiran mereka mengendarai motor masing-masing. Vina yang memimpin jalan menuju rumahnya.
"Assalamualaikum," salamnya bersamaan. Tidak lama pintunya terbuka menampakkan Mbak Lina tersenyum sambil menggendong baby Davira.
"Waalaikumsalam,"
"Davira rewel gak, Mbak?" tanyanya sambil berjalan ke sofa menaruh tas.
"Nggak Mbak, anteng kok. Aku panggilkan Bibi dulu ya?" kata Mbak Lina, dia ingin berlalu, tapi dengan cepat Vina menahannya.
"Davira sama aku aja, Mbak." Vina mengambil kain yang menutupi pundak hingga dada Mbak Lina, lalu menaruhnya sama di badannya.
"Ini sudah benar, Mbak?"
"Sudah Mbak," ucap Lina sambil menyerahkan Davira ke tanganya.
"Hay Sayang. Tidur terus ih, ini Mami pulang loh." Vina mencium gemas pipinya Davira.
Aidan mematung dengan wajah yang memerah saat mendengar kata sayang yang terucap di mulut Vina. Sedangkan Sasha, dia terkejut dengan mulut yang megap-megap, seperti ingin berbicara, tapi suaranya tidak keluar.
"Vi, dia anak lo?" tanya Sasha.
"Iya, setelah semua syarat terpenuhi, aku akan mengurusnya ke pengadilan,"
"Vi, umur lo masih 18 tahun, lo tahu kan kalau ini ilegal?"
"Tau kok, tapi aku akan tetap merawatnya, aku tidak bisa melepasnya, aku terlanjur menyayanginya," ucapnya sambil menatap bayi yang ada di dalam pelukanku.
"Vi, lo yakin bisa ngerawat dia? ngerawat bayi tidak mudah loh?!"
"Aku tahu apa yang harus aku lakukan, kamu tenang saja." putusnya.
Mereka terdiam sampai Bibi dan Mbak Lina datang membawakan minuman dan cemilan.
"Silahkan di minum Mbak, Mas," ucap Bibi sambil menaruh minuman itu di meja.
"Bi, kenalin ini teman-teman Vina. Kakak, Sasha, ini Bibi Munah dia yang ngebantuin aku di rumah, kalau yang itu Mbak Lina dia yang bantuin aku merawat Davira." Vina menunjuk Bibi dan Lina.
"Aidan,"
"Sasha," ucap mereka sambil bersalaman.
"Oh iya, Nona lanjut aja ngobrolnya, Bibi sama Mbak Lina mau kebelakang dulu," Vina menjawab dengan anggukan dan senyuman.
"Vina, bolehkah aku menggendongnya?" tanya Aidan.
"Boleh," jawab Vina sambil menyerahkan Davira ke tangannya, setelah Davira aman di dekapannya, Aidan mengajaknya berbicara sambil berjalan pelan. Sasha yang melihat itu dengan gerakan cepat berpindah duduk mendekati Vina dengan bibir yang terus tersenyum.
"Vibesnya kayak hot daddy ya, sikapnya juga gak dingin kayak di sekolah," ujar Sasha yang tidak berhenti menatap Aidan.
"Iya kali." Vina memutar malas bola matanya.
"Lo beneran gak suka sama dia? kalau lo nikah sama dia, uhh cocok banget sih, sama-sama pengusaha muda, huhuy!" godanya terus.
"Ngawur! udah ah ngayalnya, aku mau ganti baju dulu." Vina meninggalkan Sasha yang masih tersenyum di sofa.
Aidan duduk di kursi teras, tangannya terus mengelus pipi bayi itu.
"Kok gemesin sih?" ucapnya, Aidan tidak sadar kalau semua gerak geriknya tengah menjadi tontonan sekumpulan ibu-ibu yang berdiri tidak jauh dari pagar rumah Vina.
"Anaknya, Mas?" tanya Ibu yang memakai banyak emas di kedua pergelangan tangannya.
"Ah aanu, iii-ya," ucap Aidan dengan terbata-bata, entah kenapa dia berubah menjadi gugup.
"Istrinya mana, Mas?" tanyanya lagi seperti mengintimidasi. Aidan bingung mau menjawab apa. Saat ingin membuka mulut tiba-tiba Vina datang.
"Kakak! kenapa bawa Davira ke luar ?! aku takut ada yang lihat, soalnya aku belum lapor ke Rt setempat," ucapnya tanpa melihat sekeliling.
"Mbak Vina, ini bayi kamu? kamu sudah menikah? kenapa tidak melapor? kapan kamu menikah? apakah kamu hamil di luar nikah?" cecarnya. Bu Endang namanya, dia ratunya gosip di komplek ini. Hhhhh sepertinya ini akan menjadi awal perjalanan sulitnya untuk merawat Davira.
"Nanti saya akan melapor ke Rt, Bu. Saya permisi," jawab Vina sambil mendorong pelan punggung Aidan untuk membawa Davira masuk. Jika meladeni Bu Endang pasti akan banyak pertanyaan lagi yang akan dilontarkannya. Vina menutup pintu dengan cepat dan menguncinya.
"Vina, saya belum selesai berbicara! kamu sekarang tidak sopan sama orang tua ya! Vina! kamu akan saya laporkan ke Rt, biar sekalian di usir dari komplek ini!!!" teriaknya terdengar sampai ke dapur membuat Bibi dan Mbak berlari ke ruang tamu. Aidan memberikan Davira kepada Lina dan mendekati Vina yang matanya sudah berjongkok di pintu sambil menutup kedua telinganya.
"Tuh kan, lebih baik Davira kita antar saja ke kantor polisi, siapa tau dia korban penculikan, mungkin sekarang orang tuanya mencarinya," ucap Sasha, mendengar itu Vina berdiri sambil menghapus air mata yang sudah jatuh.
"Sasha, keputusanku untuk merawat Davira sudah bulat, aku tidak akan memberikannya kepada siapapun, kau mengerti? jika tidak, silahkan pergi dari rumahku!" bentaknya membuat Sasha terkejut. Ini kali pertama Vina berbicara keras padanya.
"Kalian tidak pernah mengerti, betapa sakitnya tidak mendapatkan kasih sayang orang tua. Aku dan Davira sama, apakah salah jika aku tidak ingin melihat Davira tumbuh seperti aku? Apa aku salah ?! katakan!!" 
"Vi, Vina maafkan aku, aku janji mulai sekarang akan mendukungmu," ucap Sasha dengan takut. Ia mendekati Vina, dan menggenggam kedua tangan sahabatnya itu. Vina menangis sesenggukan, memori yang ingin dia lupakan kembali berputar di kepalanya, membuat sakit hatinya terasa menjadi dua kali lipat dari sebelumnya.
"Hei Vina, tenang. Tidak perlu takut, aku janji akan membantumu untuk melindungimu dan Davira. Aku pulang dulu, besok aku kesini lagi," pamitnya, sekarang hanya aku dan Sasha di ruang tamu, kami terdiam dengan pikiran masing-masing.
"Vi, apa yang dimaksud Aidan?" celetuk Sasha.
"Entahlah akupun bingung," jawab Vina sambil menghapus air matanya. Dia beranjak dan beralih duduk di sofa.
"Apa jangan-jangan dia mau nikah beneran sama lo?"
"Ngawur, udah ah. Lo menginapkan malam ini? besok kita ke butik," 
"Iya, tapi lo maafin gue kan? gue minta maaf ... " Sasha masih menggenggam tangan Vina. Dia memelas agar Vina tidak membencinya.
"Iya, tapi jangan di ulangi lagi,"
"Siap bos." ucapnya hormat seperti upacara, Vina menggelengkan kepala melihat tingkahnya.
"Sudah adzan ashar kan? cepat bersih-bersih dan sholat, setelah itu, temani aku ke rumahnya Pak Rt," ucap Vina lalu meninggalkannya ke kamar.

Bình Luận Sách (399)

  • avatar
    DevorlezAl

    ceritanya bagus sekala saya suka sekali terimakasih

    23/08/2022

      1
  • avatar
    WatiMega

    baik 😍

    1d

      0
  • avatar
    Siti Aini

    Seru sekali ceritanya

    6d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất