logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

5

Sejak kecil, Giovani selalu dimanja oleh Ayahnya, dia begitu dicintai oleh sang ayah. Sehingga, dia merasa bersalah ketika melihat Ayahnya tersebut, terbaring lemah di ranjang pasien.
" Papa, kapan Papa sadar? Gio kangen ! " batin Gio.
Waktu kunjungan sudah habis, Gio diminta untuk meninggalkan pasien oleh suster yang berjaga. Dengan patuh, ia berjalan meninggalkan Ayahnya.
" Sus, tolong jaga Papa saya ya! "
" Baik Tuan, memang sudah menjadi kewajiban kami untuk menjaga pasien ! "
" Baik Sus, saya pamit dulu. Kalau ada apa-apa hubungi saya ya, terimakasih! "
" Baik ! "
Setelah mengucapkan salam, Gio pada akhirnya benar-benar meninggalkan sang ayah dan menyerahkan kepada suster yang bertugas malam ini.
Miranda gelisah, malam ini dia tidak bisa menjenguk suaminya. Karena, wanita paruh baya itu sedang menunggu kedatangan Erlangga putra sambungnya. Sudah lama sekitar satu jam yang lalu dia menunggu di depan, tetapi anak sambungnya masih belum datang juga. Terdengar suara deruan mobil, dia bangkit dari duduknya ketika security membukakan pintu garasi. Setelah beberapa saat, Erlangga menuruni mobilnya, pria itu melepaskan dasi yang masih bertengger di kemejanya. Sembari lengan kanannya, menenteng jas serta tas kerjanya. Miranda tersenyum manis ketika, melihat wajah Erlangga.
" Nak, kamu sudah pulang ! "
Erlangga menoleh , matanya melebar ketika dia melihat ibu sambungnya.
" Tante Mira, ngapain disini ? "
Dada Mira berdenyut nyeri, mendengar perkataan sinis yang terlontar dari mulut Erlangga barusan.
" Nak, kamu masih belum bisa menerima aku sebagai ibu sambungmu ? Aku tahu, dan menyadari kesalahanku dulu. Aku yang sudah merebut kebahagiaan kamu dan ibumu, Nyonya Intan . Dulu, aku terpaksa melakukan hal kotor seperti itu, karena aku butuh biaya untuk hidup ! "
" Sebaiknya Tante pulang, ke rumah. Ini sudah larut malam, Gio pasti khawatir ! "
Pria tampan itu tidak mempedulikan perkataannya, dia justru meninggalkan Miranda seorang diri. Sedangkan Miranda masih bergeming disana, dia gagal berbicara baik-baik dengan anak sambungnya. Rasa bersalah selama ini selalu menghantui nya, sehingga membawanya kemari untuk menebus dosa yang telah dilakukannya di masa lalu. Karena, manusia, memang tempatnya khilaf dan salah, tidak ada yang sempurna pikirnya.
Namun, walaupun penolakan Erlangga yang diterimanya, dia tidak akan menyerah. Justru, dia bertekad untuk menebus segala kesalahannya di masa lalu, dengan apapun yang Erlangga inginkan. Karena, dia sadar, jika dirinya adalah seorang pendosa.
Teringat saat dirinya masih muda, wajah cantik ibu Erlangga, Intan terbayang di benaknya. Ketika, wanita itu menangis menampar wajah suaminya kini, Setiawan. Dengan tangan gemetar, Intan menampar Setiawan, wanita itu tidak menyalahkan dia yang seorang perusak hubungan. Walaupun sebenarnya, dia lah yang salah, karena, sudah menggoda Setiawan. Tetapi justru, wanita itu pergi dari rumah mewah yang kini ditempatinya. Intan membawa pergi Erlangga, dia tidak membawa sepeser pun uang dari Setiawan. Kini, Erlangga putra Setiawan muncul kembali, dan anak itu, mempunyai bisnis yang sama dengan sang ayah dibidang kontruksi. Dia mendengar, jika tender I.S group kali ini gagal, dan di menangkan oleh E.S corp. Mungkin, inilah yang dinamakan hukum karma? pikirnya.
" Erlangga, Maafkan saya , apapun yang kamu minta saya akan lakukan agar bisa menebus segala dosa dan kesalahan saya di masa lalu ! " batin Miranda.
Seperti biasanya Emily, sedang menidurkan Hana, dia menepuk-nepuk bokong gadis kecil yang cantik tersebut. Sungguh, sangat menggemaskan.
" Nak, meskipun Mama kamu membuang mu, kamu jangan pernah membencinya. Mama Emily, nggak mau disalahkan oleh semua orang, karena tidak mendidik kamu dengan benar. Tumbuhlah menjadi anak yang shalihah ya , sayang ! " batin Emily.
Kemudian, gadis itu mencium kening buah hati sahabatnya. Dia mulai memejamkan matanya, sebelumnya sudah bersuci terlebih dahulu jadi, tinggal membaca doa dan tidur.
" Ya Allah, kok nggak bisa tidur sih ? "
Karena tidak bisa tidur, Emily terus berdzikir agar dia bisa tertidur. Akan tetapi, dia justru terbangun akibat suara notifikasi dari ponselnya yang lupa dimatikan.
" Siapa sih makan-makan begini mengirim pesan ? "
Emily, bangkit dari ranjangnya, dia segera mengambil ponsel di meja kerjanya. Dia, mengubah ponselnya dengan mode diam. Kemudian, membaca pesan yang belum dilihatnya. Sahabatnya, Rachel mengirim pesan kembali.
" Emily, aku memberimu uang tambahan , semoga cukup. Dan, ingatlah ketika, aku kembali ke dunia entertaint, kamu jangan pernah memberitahu kepada media jika anak itu, adalah anakku. Kemudian, jangan pernah kamu datang menemui ku bersamanya, dia tidak boleh ikut denganmu jika aku mengajakmu bertemu. Kamu pasti paham maksudku, Emily.
" Dasar plin-plan , kemarin dia bilang tidak ingin aku mengusiknya. Sekarang, dia menghubungi aku kembali. Aih, sudahlah biarkan saja. Wanita cantik dimana-mana selalu menang, sama halnya seperti Rachel. Bisa meluluhkan dua pria sekaligus, sedangkan aku satu aja belum. Astagfirullah, kok aku malah iri sih ? Astagfirullah ! " batin Emily.
Erlangga, baru saja selesai mandi. Dia kemudian turun ke bawah, dan makan malam. Karena sudah biasa begadang, sehingga pukul 22.00 dia memberanikan diri untuk makan.
" Ada apa dengan tante Miranda, mengapa dia tiba-tiba meminta maaf. Ah, mungkin saja dia ingin aku mengalah, dan memberikan project ini pada Papa. " batin Erlangga.
" Ah, sudahlah jangan memikirkan itu lagi, saatnya makan. Aku lupa makan malam, karena sibuk stalking Emily . Dia, gadis yang menarik ! " ujarnya.
Pria tampan itu, memakan nasi goreng yang beberapa saat lalu dibelinya. Begitu sudah selesai, dia mencuci piring dan membuka aplikasi biru, dia lanjut untuk mencari tahu tentang Emily. Segera dia tambahkan Emily sebagai temannya.
" Akhirnya ada photo nya juga, sekarang tinggal aku crop fotonya saja, untungnya jelas resolusi hd ya. Dengan ini aku bisa liat wajahnya ! "
Pria tampan itu memperbesar photo Emily, dia kemudian memotong photo gadis itu. Di Sana Emily sedang tersenyum manis, di himpit 3 sahabatnya. Sepertinya, mereka baru pulang bekerja. Karena, menggunakan gamis yang sama. Entah mengapa, senyuman Erlangga mengembang, hanya karena sebuah photo yang dilihatnya. Tanpa sadar, dia juga menjadikan photo Emily sebagai wallpaper layar ponselnya.
Erlangga, kembali ke ruang kerjanya. Dia, mencoba mengerjakan pekerjaannya yang belum selesai. Dan, entah mengapa akhir-akhir ini dia seringkali merasa risau, seperti, ada yang kurang dalam dirinya.
" Ya Allah, izinkanlah aku mengenalnya. Mungkin, perasaan inilah yang membuatku gelisah tak menentu. Entahlah, seperti perasaanku hambar saat ini, pasca putus dari Rachel, aku kehilangan semangat. Tetapi, sudah satu bulan aku bertemu dengan Emily, perasaanku kian kuat untuk menjadikannya pendamping hidupku ! " batin Erlangga.
~ Bersambung ~
^ A-yen94 ^




Bình Luận Sách (145)

  • avatar
    RAMADANTI ISMAILCHELSEA

    wah bagus bangat ceritanya saya kasih bintang 5

    22d

      0
  • avatar
    Diah

    bagus banget novelnya

    26d

      0
  • avatar
    NgabiuFEBRIANTI

    ceritanya bgus bngt, aku suka 😍🥰

    22/08

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất