logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

bab 7

"Karena penjelasannya banyak, sepertinya itu bukan barang bagus. " ejek Lucas sambil tertawa kecil.
"Begitukah." gumam Melody.
"Karena mereka itu pedagang, bagaimana pun caranya mereka ingin dagangannya terjual. " ujar Lucas.
"NAH, KAMI AKAN PERLIHATKAN BARANG AGUNG INI. " teriak moderator. Lalu memperlihatkan apa yang ada di atas meja itu.
"Hah." Melody terbelalak kaget.
"Sepuluh ribu. "
Hah, itu memang benda pajangan. Sayang sekali walau harus keluar seratus ribu keppa. "celoteh Lucas.
" Tidak. Benda itu. "batin Melody. " lima ratus ribu keppa. "teriaknya cepat.
" Nona. "Ani terkejut.
" Itu kan hanya sampah cantik. "kata Lucas.
" Tidak apa apa Ani. "ujar Melody, menenangkan pelayan sekaligus pengasuhnya itu. "karena benda itu adalah smartphone. " batinnya.
"Lima ratus ribu keppa. " teriak Melody mengangkat papannya.
"Nona." Ani terkejut.
"Kenapa anda nekat. " kata Lucas.
Di belakang mereka terdengar tawa cekikikan, mengolok kebodohan Melody. Tapi Melody tak perduli. Di kehidupan yang dulu, sebagai Senandung Melody Cinta, ia sudah kenyang akan cemoohan orang yang ingin menjatuhkan mentalnya.
Bagaimana benda itu ada di Sendayu. Itu artinya ada orang dengan ingatan masa lalu yang lebih dulu datang dan terdampar di benua ini. Meskipun ada yang menghafal rancangannya. Tapi nggak ada keterampilan yang secara teknis bisa membuat smartphone.
"TIDAK ADA LAGI, LIMA... EMPAT . .. TIGA... DUA... SATU... " moderator menghitung. "airmata darah bangsawan Teguh, jatuh kepada putri berambut perak. " serunya. Semua mata memandang Melody.
"Apa yang ia pikirkan. " batin Lucas. Ia melirik Melody yang tersenyum puas.
"Syukurlah, aku bisa mendapatkannya dengan harga rendah. Tadi aku sempat berpikir harus mendapatkannya dengan harga berapa pun. " batin Melody. Ani menatap khawatir pada sang nona.
"Dengan ini, pelelangan hari ini ditutup, kepada para pembeli, harap menerima barangnya. " moderator menutup acara. Tepuk tangan riuh terdengar. Ani maju untuk mengambil sekaligus membayar barang Melody, begitu juga Lucas.
"Benar benar bening ya. " kata Lucas melihat pedang di tangan Duke Jacobus.
"Nona, ini. " Ani menyerahkan smartphone itu pada Melody. Sumpah setengah hidup pun, ia sungguh tak tau benda apa itu,dan apa kegunaannya, ya g Ani tau, Melody menghabiskan uang banyak untuk benda persegi empat itu.
"Seharusnya dapat berpungsi dengan baik. " batin Melody.
"Nona, benar benar. Padahal itu bukan benda berharga, tapi dibeli dengan harga lima ratus ribu keppa. " batin Ani galau.
"Ada inisial L.S di sini. " kata Melody, ia membuka tutup belakang smartphone itu.
"NONA." teriak Ani terkejut.
"Ah, aku tidak merusaknya kok, Ani. Aku hanya mengecrk baterainya saja. " ujar Melody.
"Ba.. baterai. " ulang Ani keheranan.
"Baterainya baru. " batin Melody.
"Itu baru sihir kan. " seru Lucas.
"Apa.Batu sihir. " Melody menatap Batu berwarna biru tua yang ada di tangan kanannya itu. Orang orang ramai berbisik bisik di belakang mereka.
"Dasar." gumam Duke Jacobus. Ia menatap Melody. Batu sihir adalah Batu yang sangat diinginkan siapapun. Sangat berbahaya bagi seorang putri yang memiliki Batu sihir berkeliaran tanpa penjagaan sedikit pun.
"Dia bisa mendapatkan Batu sihir itu dengan harga murah. " Lucas menatap lesu, penuh penyesalan dan keirian hati.
"Jual saja kepada saya. Berapa pun harganya akan saya beli. " kata Duke Jacobus pada Melody.
"Saya tak ada niat menjualnya. Dan tidak akan pernah saya jual. " kata Melody dengan tegas.
"Itu benda berbahaya untuk dimiliki putri. Dan juga anda pasti tidak tau cara menggunakannya. " ujar Duke Jacobus lagi.
"Sayangnya, saya bisa menggunakan benda ini. " kata Melody sambil tersenyum. "inikan smartphone. " batinnya. Lalu ia memasang kembali baterai smartphone itu. Meskipun Ia tak tau apa masih ada daya atau tidak. "aku berhasil. " seru Melody. Smartphone itu pun hidup. Menyala. "apa karena Batu sihirnya. " batinnya. Orang orang terkejut.
"Penyihir." seru yang lain.
"Dukun." teriak beberapa wanita. Mereka menjauh karena ketakutan. Mereka menghindari Melody, takut pada putri cantik itu. Duke Jacobus menatap Melody. Seorang penyihir saja sudah sangat terhormat, tapi mereka memanggilnya dukun. Luar biasa.
"Sial, mereka memperhatikan diriku. " batin Melody.
"Nona, apa anda bisa menggunakan sihir. " tanya Ani.
"Ani, ayo kita pulang sekarang. " kata Melody.
"Putri, bukankah kita masih ada urusan. " teriak Duke Jacobus. Melody berhenti melangkah.
"Kalau seperti ini, para bangsawan akan menyulitkan mereka berdua karena alat sihir. " batin Melody. "Sepertinya sulit bagi kita untuk berbincang di situasi sekarang. " kata Melody. Ia melambai, dan bergegas pergi meninggalkan Duke Jacobus dan Lucas yang terpaku.
"Nggak ada yang tau apa yang akan terjadi pada dunia ini. Bisa bisanya wanita yang akan terbang tertiup angin itu adalah penyihir. " celetuk Lucas. Duke Jacobus menatap kepergian Melody dan pelayannya. Melody benar benar wanita yang aneh, dan ia terus membuat seorang Duke Jacobus makin tertarik.
Melody dan Ani berjalan pulang. Seharian mereka berjalan jalan di luar, bagaimana mungkin Melody tidak merasa lelah. Tubuhnya terasa super capek. Tapi ia senang, karena kepergiannya dengan Ani kali ini, berhasil mendapatkan benda berharga itu.
"NONA." seru Ani. Melody terkejut. "Apa yang sudah terjadi. Maksud saya, setelah orang orang tau, anda adalah Penyihir. Anda pasti akan di seret ke istana. " Ani menangis sesegukan. Ia begitu panik, semua hal yang berpotensi mencelakai nonanya, membuat Ani begitu menjaga Melody.
"Ah, aku lupa menjelaskan pada Ani.Diakan selalu khawatir padaku. " batin Melody. Lalu ia meraih tangan sang pengasuh setianya itu.
"Di sana tempat pelelangan, tempat menjual benda sihir kan. Pihak istana juga tidak akan mudah mempercayainya.Biarpun begitu, karena aku perlu perhatian orang orang, ini menjadi hal bagus. " kata Melody.
Benar, untuk menarik perhatian Ratu Anna, Melody perlu menjadi pusat pembicaraan. Terutama kalau ada gosip, Melody adalah penyihir, pasti tatapan Ratu Anna akan bersinar.
"Hal ini pasti bisa membantuku dalam ujian Amber. Apa mungkin, ada baiknya aku harus berpura-pura saja menjadi penyihir sungguhan. " batin Melody. Ani terus memperhatikan Melody dengan khawatir. "pokoknya Ani tidak perlu khawatir. " katanya pada Ani.
"Hu huhuhu... nona. " isak Ani.
Malam harinya. Setelah berendam air hangat, tubuh Melody menjadi rileks. Ia pun mengunci pintu kamar, dan mulai memeriksa smartphone barunya.
"Nah, waktunya untuk mengecek smartphone ini. " kata Melody. "nyalakan dulu. Sukurlah tak ada kode sandinya. " Melody berbaring. Kalau ponsel itu pernah dipakai seseorang, pasti akan terkunci.
WELCOME.Kata pertama muncul saat ponsel menyala.
"Eh, bahasa INGGRIS. " batin Melody. Pantas tak ada yang bisa menggunakan benda ini. Melody segera mencari pengaturan. Dan menseting ulang bahasa di ponsel itu.
Tu tu tu tu.
"Eh, ada panduan. " Melody membaca tulisan yang ada di layar.
Bagi yang menemukan ponsel ini. Kalau seandainya orang itu berada dalam dimensi yang berbeda denganku. Aku berharap, benda ini akan membantumu.Aku berharap untukmu yang sedang membaca tulisan ini, agar bisa pulang. Jadi, kalau kamu bisa pulang ke tahun dua ribu sembilan belas, dengan peluang yang amat sangat kecil, aku berharap agar kamu bisa memberitahu Langit Samudera, untuk tidak perlu pergi backpacker. Dan kamu bisa memukul kepalanya, dan katakan padanya masa muda itu tak ada gunanya.
Melody yang tadinya tengkurap, kini bangkit berdiri.
"Kalau tahunnya tahun duaribu sembilan belas, berarti sama dengan tahun kematian Senandung Melody Cinta. " Batin Melody.
Nah loh, kok bisa ya.

Bình Luận Sách (256)

  • avatar
    Afika dewiAinur

    seru sekali

    9d

      0
  • avatar
    Katrina korwaKatrina korwa

    keren

    30/06

      0
  • avatar
    Wan Hasanah

    bagus banget

    31/05

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất