logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

bab 4

Melody terdiam. Ia sedang mengingat ingat keadaan dan situasi yang akan terjadi nanti. Ia ingat, karena ayah Julius Ardrik ,Tuan Anton Ardrik,selalu menginginkan Melody menjadi menantunya. Dan Rosalia Oplet yang masih belum menjadi Amber itu, tidak akan berguna. Karena sekarang Julius Ardrik mempunyai ketertarikan pada Melody, jadi ia tidak mungkin akan mudah terpikat pada rayuan dari Rosalia Oplet, bukan???.
"Lagi lagi, Melody masih saja bodoh. Ia tidak sedikitpun mempunyai kecurigaan padaku. Aku bisa tenang deh. " batin Rosalia Oplet. Ia tersenyum sambil sesekali berceloteh riang untuk menarik perhatian Julius Ardrik.
"Saat Rosalia merasa tenang, kesempatan balas dendam akan muncul. " batin Melody dengan ekspresi wajah dingin.
"Kenapa ekspresi wajah nona menjadi dingin begitu ya. " batin Susi. "nona, apa nyonya Mira mengganggu anda lagi, atau nona Rosalia melakukan hal yang tidak anda sukai. " tanya Susi dengan wajah khawatir.
"Apa kamu pikir nyonya Mira dan Rosalia menggangguku. " Melody menatap Susi. Ia duduk di kursi.
"Bukan... bukan begitu ,nona." jawab Susi gugup.
"Nggak papa, aku juga berpikir demikian. Hehehe. " kata Melody sambil terkekeh.
"Nona." Susi menatap Melody.
"Tapi kau harus berhati-hati dengan perkataanmu itu. " ujar Melody pada Susi. "kalau terdengar oleh mereka, kau akan dalam bahaya lagi. " batin Melody. "Ani mana. " tanyanya berdiri.
"Masih belum kembali, karena masih apa pekerjaan yang Anda perintahkan kepadanya. " jawab Susi.
"Begitulah.Tolong siapkan kereta kuda, aku akan pergi menyusulnya. " kata Melody.
"Nona sendiri yang ke sana. " tanya Susi. Melody hanya tersenyum.
Siang itu kereta kuda meluncur di jalan ibu kota. Melody duduk tenang di dalam, sementara kusir duduk di depan mengendalikan kuda.
"Dulu aku dikhianati oleh orang orang yang kupercaya. Dan mereka merampas semuanya. " batin Melody. "keluarga paman, keluarga suami, dan bibiku Ratu Anna yang sudah membantu mereka. Kalau belum menghukum mereka, kehidupan baruku ini tidak ada artinya. "
Tapi orang orang yang dimaksud Melody, adalah orang yang berkuasa di masa depan, ia tak akan sanggup melawannya.
"Kalau begitu, aku harus berpegangan pada orang orang yang sanggup melawan mereka. " pikir Melody.
"Nona." teriak Ani dari tepi jalan, karena kereta kuda Melody tidak terlalu kencang, jadi bisa tau dari jendela yang sengaja dibuka.
"Ani." seru Melody. Kereta pun berhenti. Ani meraih tangan Melody, membantu sang nona muda untuk turun. Kedua wanita itu lalu berjalan ke arah bangunan bertingkat tiga.
"Meskipun terlihat usang, tapi tempat ini masih dikelola dengan baik. " batin Melody. Ia menatap tulisan "FABRIC" di depan bangunan itu.
"Seperti perkataan nona, mereka adalah pedagang informasi. " bisik Ani.
Ya, pelanggan sesungguhnya menyebut tempat itu sebagai ruang informasi. Organisasi pedagang informasi. Keluarga bangsawan, pedagang, rakyat biasa, asalkan memiliki uang, mereka bisa darat ke sini dan membeli informasi, sesuai yang mereka inginkan. Tentu saja dengan harga yang luar binasa mahal. Cukup membinasakan kantong pelanggan. Itulah sebabnya, bagi yang berurusan dengan ruang informasi, pastilah tidak main main.
"Terimakasih, Ani. " kata Melody. "Aku harus menjabat tangan mereka demi untuk membalas dendam pada Rosalia dan Julius. " batinnya.
Satu-satunya kekuatan yang bisa melawan mereka, yang bisa melakukan sesuka hati Kekaisaran di masa depan .
Lucas , yang menjadi presiden bank pertama benua, dengan industri perbankan.
Penyihir jenius, Albert Hall.
Alex, anggota empat sekawan yang diajukan menjadi perdana menteri.
Arsen Jacobus Sendayu, bos mereka sekaligus satu satunya Duke di Kekaisaran ini, dan putra tunggal penerus mendiang kaisar.
Mereka disebut sebagai empat sekawan Sendayu. Sepuluh tahun kedepan, Sendayu akan menjadikan empat sekawan itu tokoh utama.
"Apa kamu sudah tau tujuan empat orang tersebut. " tanya Melody pada Ani.
"Mereka bicara dengan tidak jelas, tidak ada seorang pun yang tau pasti tujuan mereka. " jawab Ani .
Sudah pasti. Karena sebenarnya ruang informasi adalah ruang yang dioperasikan, itu dikelola oleh satu orang dari empat sekawan itu. Ya, Lucas.
"Begitu saya membicarakan tentang empat sekawan, suasana jadi berubah, seperti ada bahaya. " kata Ani. "apa nona mau mendengarnya langsung. Anda bisa menyuruh Saya. Saya akan masuk lagi dan akan... "
"Nggak, aku yang harus masuk. " ujar Melody. Ia berjalan mendahului Ani, wajah pengasuh itu nampak resah dan gelisah, khawatir akan keselamatan sang nona. "perkataan Ani, benar. Ada hal yang berbahaya. " batin Melody. "tapi aku tidak bisa berdiam diri seperti ini saja. " ia mendorong pintu, dan masuk diikuti Ani. Matanya menatap sekeliling ruangan, bermacam warna dan jenis kain tergantung rapi di gantungan. Ada juga jenis selimut dan sprei yang terlipat rapi di rak. Ada dua pelayan dan satu manajer toko.
Seorang gadis muda dengan celemek di pinggang menarik perhatian Melody. Betty, ya itu adalah orang yang berusaha melindunginya dari hujan anak panah, walaupun ia juga ikut mati bersama Melody.
"Betty." Melody tersenyum pada wanita itu. "pasti ia punya alasan menolongku setelah dikejar-kejar tanpa imbalan. " kenang Melody.
"Kenapa ia menatapku seperti itu. " batin Betty yang sedang mengangkat tumpukan selimut.
"Apa anda datang lihat lihat baju. " seorang lelaki muda menghampiri dengan senyuman yang ramah.
Melody menatap lelaki itu dengan senang. Lalu ia sedikit membungkuk. Ani terkejut.
"Nona." batinnya.
"Tolong siapkan teh, yang hangat dan kental. " kata Melody dengan santai. Manajer toko dan dua pelayannya ,Betty dan lelaki bertubuh gendut, terkejut.
"Padahal nona hanya minta teh, kok wajah mereka nampak panik begitu. " batin Ani keheranan. Betty si pelayan berambut pendek, segera menutup korden. Sedangkan lelaki gendut, segera menutup toko, dan menyuruh pengunjung pergi, karena toko akan tutup lebih cepat. Ani yang melihat itu tak percaya.
Lelaki yang dikira manajer toko itu menari kursi. Ia duduk di dampingi Betty dan si gendut, yang berdiri di belakangnya. Sebuah kursi pun di letaknya agar Melody bisa duduk. Gadis cantik bangsawan terhormat itu duduk di hadapan si lelaki.
"Baiklah, apa yang ingin anda ketahui, " tanya si lelaki. "harga informasi dari kata sandi itu adalah lima ratus ribu keppa. (keppa, adalah nama mata uang di benua itu.) "
"Jadi tadi itu adalah kata sandi, " bstin Ani, "ku kira nona ingin minum teh. " ia menyembunyikan senyum gelinya. Lalu kembali menatap Melody yang duduk dengan tenang di hadapan lelaki itu. "Nona, apa yang ingin anda lakukan. " bisik Ani.
"Tenanglah." bisik Melody.

Bình Luận Sách (256)

  • avatar
    Afika dewiAinur

    seru sekali

    9d

      0
  • avatar
    Katrina korwaKatrina korwa

    keren

    30/06

      0
  • avatar
    Wan Hasanah

    bagus banget

    31/05

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất