logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 2 Kelas Baru

Sadin berdiri di depan pintu dengan menenteng tasnya malas. Kini tas yang biasanya hanya berisi buku tulis menjadi sangat berat karena semua buku paket yang biasa ia simpan di laci harus ikut diangkut. Gadis itu menyapukan pandangan ke dalam kelas yang digadang-gadangkan sebagai kelas terbaik seangkatan. Hanya ada sekumpulan anak-anak yang duduk rapi dengan buku di hadapan mereka. Sebagian berusaha menyelesaikan persoalan matematika, sebagian membaca, sementara sebagian yang lain tertidur. Mereka yang tertidur pun hanyalah anak-anak pindahan dari kelas lain.
Astaga. Berasa jadi makhluk asing, batinnya kesal. Ia mulai melangkahkan kaki dengan berat ke tempat yang menjadi area suci untuknya. Sebenarnya ada banyak alasan mengapa ia membenci kelas unggulan, tapi alasan terbesarnya karena ia pernah nyaris dikeluarkan karena berada di kelas unggulan saat SMP. Sejak itu guru-guru sepakat meletakkannya ke kelas biasa dan memberi catatan khusus untuknya sebagai pengecualian.
Tatapannya kembali menyapu ke seluruh sudut ruangan. Kipas angin di tengah plafon berputar menciptakan angin sepoi-sepoi. Alasan mengapa sekolah ini tidak memakai AC adalah karena sekolah SMAN 1 Djati ini memakai sistem sekolah Adiwiyata. Dindingnya dicat rapi berwarna biru muda yang kalem, seolah menciptakan suasana belajar yang damai. Tidak banyak hiasan atau gambar apa pun selain gambar-gambar pahlawan. Kontras dengan ruang kelasnya yang digambari doodle di belakang kelas. Di antara kebisingan kelas lain di luar, kelas ini masih mempertahankan ketenangannya tanpa bisa diintrupsi apa pun. Barisan bangku depan yang biasa dihindari di kelasnya, MIPA 5, kini justru menjadi tempat paling penuh di kelas ini. Hanya ada satu kursi kosong di pojok kelas, bersebelahan dengan seorang laki-laki yang sedang sibuk mencoret-coret buku. Kalau saja tadi Sadin tidak ketiduran, mungkin ia bisa sebangku dengan salah satu teman sekelasnya yang apesnya hanya ada dua orang lain selain dirinya yang berasal dari MIPA 5. Benar-benar hari yang buruk. Dengan langkah yang masih berat, gadis itu menuju ke satu-satunya kursi kosong di kelas.
"Misi. Gua duduk di sini, ya?" tanya Sadin sedikit sopan. Laki-laki itu yang tadinya duduk di sisi kanan segera pindah ke sisi kiri tepat di samping tembok. Ia mempersilakan Sadin duduk tanpa kata.
Sadin dapat membaca maksud laki-laki itu. Gadis itu akhirnya duduk dan 'membanting' tasnya yang berat ke atas meja. Seisi kelas segera menengok ke arahnya dengan tatapan tajam. Bahkan teman-temannya yang tertidur langsung terbangun begitu saja karena kaget.
"Ngapain pada lihat? Sana lanjut belajar! Gua bukan tontonan," sengit Sadin. Siswa lain kembali fokus ke pekerjaan mereka meskipun sedikit berbisik-bisik.
"Ahh, berasa sekelas sama patung! Ram, Gung, ke kantin, yuk! Lu gak bosen apa diem aja?" ajak Sadin dengan nada yang sengaja ia keraskan. Rama yang baru terbangun menatap Sadin bingung, sementara Agung menatap gadis itu tajam. Seolah menyiratkan kalau ada monster yang siap menerkam.
"Astaga. Jangan bilang lu ikutan gagu? Dahlah, gua ke kantin sendiri." Gadis itu beranjak dari kursinya, namun diintrupsi oleh suara dari bangku paling depan. "Namanya anak kelas terbelakang, otomatis kelakuannya juga terbelakang. Nggak punya tata krama. Kamu nggak tau kalo sekarang udah masuk? Bahkan meskipun gak ada guru, kamu tetep gak boleh keluar kelas. Apalagi buat keributan kaya gitu." Ah, Sadin tau siapa dia. Nama Marisa Ulfa. Wakil ketua kelas MIPA 1 sekaligus anggota OSIS yang sangat menjengkelkan dengan beragam caranya mencari muka. Tuh, kan, Sadin mulai mual.
"Maaf, ya, Nona Marisa yang terhormat! Saya juga nggak pernah mau masuk kelas suci kaya gini. Lagian kenapa juga guru ngacak kelas saat sekolah sudah jalan dua bulan dari awal kenaikan? Saya cuma nggak betah dan mau keluar untuk cari makan. Kalau saya gak makan, nanti saya mati. Emang kamu mau saya gentayangin?" Jawaban Sadin sontak memancing tawa anggota kelas lain. Marisa yang sudah meradang semakin memberang. Gadis itu juga tidak menyukai Sadina sejak awal. Karena baginya, Sadin hanyalah anak pengganggu yang hanya bisa membuat onar.
"Nggak makan sehari juga gak bakal buat kamu mati." Marisa mendebat
"Dari mana kamu tahu saya nggak bakal mati? Emang kamu Izrail?" balas Sadin. Marisa semakin mengeratkan giginya. Ia yang semula protes saat membaca nama Sadina di kelasnya. Namun sepertinya semua guru sudah sepakat dan tidak ada keinginan untuk mengubah atau menukar siapa pun.
"Ngeladenin kamu bikin saya makin laper. BTW kayanya kamu perlu banyak makan juga, biar gak sumbu pendek kaya gitu. Dadah, semua." Sadin meneloyor pergi begitu saja sekalipun tatapan tajam menghujaninya dari berbagai sisi. Anak-anak ambis jelas sangat membencinya, sementara anak pindahan dari kelas lain sangat mendukung Sadin untuk memberontak. Sungguh pemandangan yang menarik.
***
Suasana perpustakaan sangat sepi. Hanya ada detak jarum jam yang berdetik dan suara AC yang menyebarkan udara dingin. Meskipun ruang kelas tidak diberi AC, namun beberapa ruang penting tetap dipasang AC sebagai pendingin ruangan. Bu Mia, selaku penjaga perpus, kini masih sibuk dengan tugasnya sendiri di meja kerjanya. Sementara Sadin memilih tempat paling pojok yang tertutup rak-rak buku untuk menggoreskan tinta di atas kertas.
Lagu New Rules-nya sebuah boyband Korea TXT sedang berkelana di lubang telinga Sadin melalui earphone yang ia pasang sejak keluar kelas tadi. Gadis itu memang menyukai boyband Korea sejak lama. Selain TXT, ia juga seorang penggemar dari boyband besar bernama BTS. Baginya, kedua boyband itu menjadi inspirasi besarnya dalam menulis.
Ya, meskipun ia berandalan, Sadin adalah sosok melankolis. Bibirnya kini ikut menggumam saat tiba di lirik kesukaannya.
나 벌받을게 뻔해도
[Na beolbadeulge ppeonhaedo]
Bahkan jika nantinya aku dihukum
더 짜릿한걸 원해 갖다 줘
[Deo jjarishangeol wonhae gajda jwo]
Aku menginginkan sesuatu yang lebih mendebarkan, berikan padaku
넘지 말라면 I want it
[Neomji mallamyeon I want it]
Jik mereka melarangku melewati batas, aku menginginkanya
하지 말라면 I do it
[Haji mallamyeon I do it]
Jika mereka melarangku melakukannya, akan kulakukan
Stupid, but 난
[Stupid, but nan]
Memang bodoh, tapi aku
펑크이고 싶어
[Peongkeuigo sipeo]
Ingin menjadi berandal
Let me go, let me go, let me go go go
Bebaskan aku, bebaskan aku, bebaskan aku
Let me go, let me go, let me go go go
Bebaskan aku, bebaskan aku, bebaskan aku
펑크이고 싶어
[Peongkeuigo sipeo]
Ingin menjadi berandal
Where we go? where we go Where we go? don't know
Kemana kita akan pergi? Entahlah
Let me go, let me go, let me go go go
Bebaskan aku, bebaskan aku, bebaskan aku
에스컬레이터는 미끄럼틀이 되고 기대지 말라면 기대고
[Eseukeolleiteoneun mikkeureomteuri doego
Gidaeji mallamyeon gidaego]
Eskalator menjadi perosotan, aku semakin tertarik jika kau melarangku
Trouble, trouble, let me go
Masalah, masalah, bebaskan aku
나의 투명한 족쇄를 깨고
룰을 만들어 새로
[Naui tumyeonghan jokswaereul kkaego rureul mandeureo saero]
Aku menghancurkan rantai kaki tak kasat mata ini dan membuat aturan baru
Trouble, trouble, let me go
Masalah, masalah, bebaskan aku
I'm trouble maker, let me go
Aku pembuat onar, bebaskan aku.
Ya, Sadin ingin memberontak! Ia adalah trouble maker. Air mata gadis itu tanpa sadar mengalir di kedua pelupuk matanya. Perutnya sedikit melilit karena ia belum makan. Sebenarnya, ia tidak berniat untuk ke kantin sejak awal. Ia hanya berniat keluar dan ke perpus. Sengaja mengajak kedua teman sekelasnya yang dulu karena Sadin tahu mereka berdua sangat kebosanan. Tapi, ah sudahlah. Ia ingin membeli makanan, tapi kemudian Sadin merogoh sakunya dan mengeluarkan tangannya begitu saja. Di kelasnya yang lama, ia bisa makan siang dengan mengganggu bekal kawan-kawannya. Mereka semua tidak ada yang terganggu karena Sadin selalu bersedia menjadi guru dadakan mereka saat kesulitan. Di kelasnya yang seluruhnya siswa pintar ini, Sadin tidak yakin hidupnya akan mudah.
Tidur aja, lah. Nunggu pulang, batinnya kemudian.
****

Bình Luận Sách (31)

  • avatar
    FarahYui

    bagus

    20/08

      0
  • avatar
    VidiaSelvi

    seru

    19/08

      0
  • avatar
    Fitriana Tobing

    keren

    10/07

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất