logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 5 Berkaca

Suara tawa dan ejekan itu pun kembali pecah. Kimi menyaksikan mereka yang tertawa dengan rasa malu luar biasa. Hanya ada satu orang yang sekilas Kimi lihat tidak tertarik ikut menertawakannya. Ya, hanya satu, hanya satu! Masih lebih banyak jumlah mereka yang tertawa dan menganggap Kimi sebagai badut yang menggelikan. Hancur sudah impian Kimi, untuk bisa terlihat cantik di depan Finn dan membuat lelaki itu jatuh cinta padanya. Finn kini berdiri di depannya bukan untuk terpesona, melainkan ikut terbahak-bahak melihat dirinya yang dianggap badut bergaun indah.
Air mata Kimi seketika menetes. Baginya ini bukanlah sebuah lelucon yang bisa ia nikmati, melainkan jebakan yang membuatnya terhina di depan banyak orang terutama lelaki yang ia cintai. “Bahkan Finn tidak membelaku. Ia justru ikut tertawa bersama mereka,” batin Kimi merasa begitu disakiti.
Ivona yang puas tertawa lantas berjalan mendekati Kimi di depan cermin. “Terima kasih sudah menghibur di hari ulang tahunku,” ucap Ivona kemudian seraya menyentuh bahu Kimi.
Kimi menoleh pada Ivona dan memberinya sorot mata yang dalam. “Kenapa kau tega melakukan ini padaku, Ivona?”
“Ya ampun! Akhirnya kau bertanya kenapa. Baiklah, biar aku jelaskan padamu. Kau dengar baik-baik Gadis Kuno. Apa yang sudah aku lakukan ini, adalah sebuah sikap terus terangku padamu. Aku tidak mau lagi berpura-pura.”
“Apa maksudmu?! Jadi selama ini kau hanya berpura-pura baik padaku?!”
Ivona menyilangkan tangannya. “Ya, begitulah. Aku tak suka kau menjadi kakak iparku. Selagi kau kaya saja kau sudah terlihat kuno. Apa lagi sekarang setelah orang tuamu jatuh miskin. Mana ada modal untukmu mengubah penampilan. Kau tidak punya cukup uang sepertiku untuk membeli gaun-gaun dari perancang ternama, perhiasan dengan batu berlian, dan kebutuhan riasan wajah bermerek. Kau tidak akan mampu mengimbangiku sebagai ipar, Kimi.”
“Serendah itukah kau mengukur pertemanan kita? Hanya dengan rupa dan uang.”
“Rendah katamu. Huh! Jangan bodoh. Kecantikan adalah hak istimewa seorang gadis, dan semua hal membutuhkan uang. Nyatanya sekarang kau tidak memiliki keduanya, Kimi. Kau sudah sangat jauh tertinggal. Bersanding denganku saja kau tidak mampu, apa lagi dengan kakakku.”
Zep! Jantung Kimi seketika terasa ditusuk panah mendengar kalimat-kalimat tajam Ivona.
“Kau tahu betul, bukan. Banyak gadis di luar sana menginginkan kakakku. Jangan buta kalau mereka memang lebih pantas menjadi kandidat menantu di keluarga Osmond.”
“Kau jahat, Ivona!”
“Kau bilang aku jahat? Harusnya kau berterima kasih karena aku sedang menyadarkanmu. Kuberi tahu ya, masalahmu adalah seleramu yang terlalu tinggi sementara nyatanya dirimu memiliki level rendah dalam hal penampilan dan uang. Sadar, Kimi! Bawa cerminmu! Berkacalah sebelum kau menaruh hati pada seseorang. Sampai kapanpun kau tidak akan pantas mendapatkan seleramu. Jika kau tidak berkaca maka selamanya kau akan hidup dalam khayalan.”
“Ucapanmu betul-betul menyakitkanku, Ivona.”
“Hahaha. Begitulah yang namanya kejujuran. Lihatlah, semua mata memandang ke arahmu. Wajah mereka begitu jelas menunjukkan kalau mereka setuju dengan perkataanku. Tak ada yang berpihak padamu, Gadis Kuno. Jadi sebaiknya, menikahlah dengan pria yang sekelas denganmu walau dia tidak menarik hatimu, dan tidak menarik pula di mata para gadis.”
Semakin lama hati Kimi semakin pedih. Dengan air mata yang terjatuh, perlahan ia lalu mengedarkan pandangannya. Melihat ke segala penjuru di mana para tamu ada. Pada akhirnya Kimi pun tak bisa memungkiri, bahwa ucapan Ivona benar. Ekspresi para tamu itu memang terkesan merendahkan ke arahnya. Semua berseberangan dengan dirinya. Tak ada satupun yang bisa ia temukan mau berpihak kepadanya.
“Finn?” Kimi yang teringat pada Finn kali ini melempar pandangan ke arahnya. Memberi tatapan yang menyiratkan harapan terakhir, bahwa Finn sebagai calon suami akan membelanya di depan semua orang.
Finn yang merasa terdorong untuk mendekati Kimi, berjalan menghampiri gadis itu. Baru melihat Finn sudah mau mengambil langkah saja mampu membuat perasaan Kimi mulai lega. Ia yakin Finn akan berpihak padanya dan meluruskan masalah di antara dirinya dengan Ivona.
“Aku rasa adikku benar,” tanpa Kimi duga ternyata Finn sama sekali tak membelanya.
“Finn? Kau –“
“Kita tidak cocok, Kimi. Kau terlalu berada di bawah. Sulit untukmu meraihku dan sulit untukku menarikmu. Kita tidak sepadan.”
Remuk sudah hati Kimi. Ucapan Finn yang langsung pada inti mampu menjadi belati yang mencabik perasaannya. Tetesan air mata Kimi pun meleleh deras tak tertahan lagi.
“Jangan menangis, Kim. Kalau kau menangis kau terlihat bertambah jelek,” ejek Finn. Memancing gemuruh tawa semua orang.
“Aku tidak peduli!!!” teriak Kimi tiba-tiba dengan penuh amarah. “Aku sudah tidak peduli lagi terlihat jelek!!! Memang seperti itulah aku dimata kalian, bukan! Sebesar apa pun aku berusaha, kalian tetap akan menganggapku tidak sepadan dengan kalian!!!”
“Hei! Tidak perlu berteriak. Kami tidak tuli,” ujar Finn tak suka.
“Tidak perlu kau melarangku!!! Aku bukan siapa-siapamu lagi pria sombong!!!”
“Apa katamu! Kau sebut aku pria sombong.”
“Ya! Kau dan adikmu hanyalah orang-orang sombong!”
“Baiklah jika kau menilai begitu. Lagi pula kami memang pantas sombong.” Finn menganggap enteng ucapan Kimi.
“Hahaha. Kakakku benar, kita ini punya segalanya. Jadi wajar saja kalau kita sombong. Kecuali gadis semiskin dirimu. Apa yang mau disombongkan? Oh, mungkin penampilanmu yang ketinggalan zaman.” Ucapan Ivona kali ini juga turut memancing tawa para tamu. Para undangan itu betul-betul menikmati suguhan drama antara si kaya dengan si miskin.

Bình Luận Sách (104)

  • avatar
    EkaAlmira

    aku suka kepada cerita ini sangat cocok untuk anak anak jadi aku kasih bintang banyak

    7d

      0
  • avatar

    👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

    20d

      0
  • avatar
    Masrizal

    bagus sekali ceritanya

    22d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất