logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

ILYMC4 WHAT ARE YOU HIDING?

Sejak kejadian hari itu, dimana Kaira menolak cinta Ardian, Ardian selalu mendapatkan sindiran dari beberapa murid disekolahnya. Tapi seperti biasa, Ardian tidak menanggapi nya dan hanya menganggapnya sebagai angin lalu. Setidaknya itulah yang terlihat oleh Lily.
Tapi yang sebenarnya terjadi ialah, Ardian merasa terpuruk, sedih, kecewa dan marah. Tapi dia tidak tahu bagaimana dan kepada siapa dia harus melampiaskan semua rasa sedih dan marahnya itu. Dia bahkan tidak tahu kepada siapa rasa marah itu ditujukan. Kepada mereka yang selama ini membully nya, ataukah kepada dirinya sendiri yang tidak bisa menahan nafsu makannya.
"Gua pergi ke toilet dulu. Lo langsung balik ke kelas aja dulu," kata Ardian ketika dirinya dan Lily selesai makan dikantin sekolah saat jam istirahat.
"Ok, gua balik ke kelas duluan," jawab Lily sambil berjalan meninggalkan kantin.
Sementara itu Ardian langsung melangkahkan kakinya menuju toilet sekolah. Sebelum masuk ke dalam toilet, Ardian melihat ke sekelilingnya. Kebetulan toilet sepi. Tidak ada satupun murid yang berada di dalam toilet. Ardian pun segera masuk ke dalam salah satu toilet. Entah apa yang dilakukannya di dalam sana.
"Lo nggak pa-pa, Yan?" tanya Lily khawatir, ketika melihat wajah Ardian setelah kembali dari toilet. Karena dilihatnya bulu mata Ardian yang basah seperti habis menangis. Dan wajahnya juga terlibat pucat. Tidak mungkin kalau Ardian habis mencuci wajahnya. Karena wajahnya telihat kering. Hanya matanya saja yang terlihat basah.
"Iya, gua nggak pa-pa. Emang kenapa?" Ardian balik bertanya.
"Wajah lo keliatan pucat. Mata lo juga basah. Lo habis nangis, Yan?" tanya Lily pelan karena tidak mau teman-temannya yang lain mendengarnya. Bisa-bisa Ardian habis di bully karena ketahuan menangis.
Ardian menoyor kening Lily pelan.
"Ya kali gua nangis, Ly. Masa cowok nangis. Lo tuh ada-ada aja ya," kilah Ardian.
Lily diam seolah percaya dengan jawaban Ardian. Meskipun sebenarnya dia merasa ragu.
Teeeettt...
Bunyi bel tanda jam istirahat berakhir. Ardian segera duduk disamping Lily. Lily terus saja memperhatikan Ardian. Ada banyak pertanyaan di benaknya yang tidak bisa disampaikan kepada Ardian.
Akhir-akhir ini Lily memperhatikan perubahan pada sikap Ardian. Ardian berubah menjadi sosok yang lebih pendiam. Emosinya juga menjadi tidak stabil dan cepat sekali berubah. Belum lagi nafsu makan Ardian yang terlihat semakin bertambah. Tapi anehnya, berat badannya terlihat sedikit berkurang dan terlihat lemas.
~~~
"Yan, anterin gua ke mall dulu ya? Gua mau cari kado buat ultahnya Elita besok. Lo diundang juga kan?" pinta Lily saat jam pelajaran berakhir.
Ardian mengangguk. "Iya, gua juga diundang. Kalau gitu sekalian gua juga cari hadiah buat Elita," ujar Ardian.
Mereka berdua berjalan keluar kelas menuju area parkir untuk mengambil motor Ardian, yang akan membawa mereka berdua ke pusat perbelanjaan.
Besok malam, Lily dan Ardian diundang oleh Elita, teman sekelas mereka untuk menghadiri pesta ulang tahunnya yang ke enam belas. Semua teman sekelas diundangnya.
Ardian dan Lily berjalan jalan di mall untuk mencari hadiah yang akan mereka berikan kepada Elita. Setelah lebih dari satu jam mencari, akhirnya mereka berdua mendapatkan hadiah yang mereka inginkan.
"Gua laper. Kita makan dulu yuk, Ly?" ajak Ardian.
"Boleh. Tapi jangan bakso ya? Bosen gua hampir tiap hari makan bakso mulu. Lama-lama badan gua bisa bulet kayak bakso," sahut Lily.
"Nyindir nih? Bilang aja takut badannya bulet kayak gua," cebik Ardian
"Eh, kenapa lo jadi sensian gini sih? Lagi PMS, pak?" goda Lily.
Ardian hanya menyebikkan bibirnya. "Gua ngikut lo aja maunya makan apa," tukas Ardian alih-alih menanggapi godaan Lily.
"Gua lagi pengen makan bebek goreng yang ada di jalan Juanda. Kita kesana yuk?" ajak Lily.
"Busyet. Jauh amat, buk. Itu kan berlawanan arah sama jalan pulang ke rumah. Yang bener aja dong. Emang kagak ada bebek goreng lainnya yang deket-deket sini aja?" protes Ardian.
"Tapi gua pengennya bebek goreng yang disana. Please...mau ya?" mohon Lily sambil menangkupkan tangannya di depan dada.
Ardian merasa tidak tega melihat wajah memelas Lily. Tapi sebentar kemudian timbul ide jahil Ardian.
"Emang lo lagi bunting berapa bulan?" tanya jahil Ardian.
Mata Lily membulat mendengar pertanyaan Ardian. Dipukul nya lengan Ardian.
"Bacot lo tuh emang kagak ada saringannya. Sembarangan aja kalau ngomong. Pacar aja nggak punya, gimana gua bisa hamil?" salak Lily kesal.
"Abisnya kelakuan lo kayak emak-emak yang lagi bunting. Kalau ngidam nggak bisa ditawar tawar!" kata Ardian sambil terkekeh.
"Bunting, bunting! Lo pikir kebo?" salak Lily dengan mata melotot menatap Ardian.
"Bukan kebo. Tapi kambing. Embeeeekk," goda Ardian lagi sambil tertawa.
"Awas lo ya, ngatain gue!" ancam Lily sambil mengepalkan tangannya bersiap-siap untuk memukul Ardian. Tanpa menunggu, Ardian langsung berlari menghindari kemarahan Lily.
"Woiii... jangan lari lo!" teriak Lily sambil mengejar Ardian. Maka terjadilah kejar-kejaran diantara mereka berdua. Tapi tentu saja tidak berlangsung lama. Karena tentu saja Ardian tidak kuat harus berlari jauh dengan tubuhnya yang gemuk itu.
Ardian merangkul bahu mungil Lily setelah Lily berhasil menyusulnya. Mereka berdua berjalan berdua sambil berpelukan diselingi dengan candaan yang membuat mereka berdua sesekali tertawa.
~~~
"Mbak, nambah nasi sama bebek goreng nya satu porsi ya? Sama sekalian nambah es teh manis nya juga," seru Ardian kepada mbak pemilik warung nasi bebek goreng yang ada dipinggir jalan itu.
"Iya, mas. Tunggu sebentar!" jawab mbak pemilik warung kaki lima itu.
Lily yang hafal dengan kebiasaan makan Ardian tidak merasa heran melihatnya. Untuk sekali makan, Ardian bisa menghabiskan dua sampai tiga porsi nasi.
Setelah menghabiskan makanannya, Ardian pamit pergi ke toilet. Ini adalah kebiasaan baru Ardian akhir-akhir ini yang ditangkap oleh Lily tiap kali mereka makan bersama.
Setiap selesai makan, Ardian selalu pergi ke toilet. Kemudian dia kembali dengan wajah pucat dan mata berair. Lily tidak tahu apa yang terjadi. Tapi setiap kali menanyakan hal itu pada Ardian, cowok itu selalu mengelak dan mengalihkan topik pembicaraan.
Dan benar saja. Ardian kembali dari toilet dalam keadaan seperti orang yang tidak sehat. Wajahnya terlihat pucat dan matanya berair. Lily benar-benar penasaran dengan apa yang terjadi pada sahabatnya itu. Tapi bertanya pun juga percuma. Karena Ardian selalu memberikan jawaban yang tidak memuaskan.
'Apa yang sedang kamu sembunyikan dariku, Yan?' tanya Lily dalam hati sembari menatap wajah Ardian lekat.

Bình Luận Sách (72)

  • avatar
    DITAPUSPAADYTIA

    omg ini tamat belum tapi agak mewek ah pas lihat andrian sama kaira jadian dan lansung emosi baca part itu adrian perhatian banget padahal mah udah ditolak si ka, .. uuuhh kasihan sama lily menahan sesak 😭 aku juga eh tapi nama nya juga cerita ❤kasih ending lily adrian ya jgan sama emak kaira 5 bintang deh heppy

    14/07/2022

      3
  • avatar
    XandraAlex

    untuk semua kalangan, usahakan, ajarkan kepada para dulurr, untuk tidak lagi menilai orang hanya sebatas penglihatan mata saja

    14/07/2022

      4
  • avatar
    Artawan12Adi

    sangat bagus

    25d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất