logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

ILYMC3 SUPPOSING

Lily merasa heran dengan pandangan mengejek semua murid, ketika dirinya dan Ardian berjalan memasuki halaman sekolah. Setiap murid yang dilewatinya, terlihat kasak kusuk sambil menatap kearah Ardian. Ardian yang tidak memperhatikan sekitarnya, berjalan biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa.
"Oh ini, cowok yang kemarin berani nembak Kaira?" celetuk salah satu kakak kelas cowok yang juga kapten tim basket di sekolah mereka.
Pandangan merendahkan dan senyum sinis tergambar jelas diwajahnya. Begitu juga dengan beberapa temannya yang berdiri di depan kelas mereka. Mereka semua menatap Ardian dengan sorot mata jijik seakan-akan Ardian adalah makhluk paling rendah di muka bumi.
Ardian yang menyadari kalau dirinyalah yang menjadi bahan sindiran, sontak menghentikan sejenak langkahnya. Lily pun ikut berhenti sembari memperhatikan wajah Ardian. Tapi sejurus kemudian Ardian kembali melanjutkan langkah kakinya dan menghiraukan semua tatap mata yang tertuju padanya. Tapi tiba-tiba sebuah suara kembali menghentikan langkahnya.
"Hei ikan buntel! Lo punya cermin enggak dirumah? Harusnya lo itu ngaca sebelum nembak cewek. Target lo ketinggian coy!" hina Rendy si kapten basket yang gosipnya memang sedang dekat dengan Kaira.
Ardian yang mendapatkan hinaan itu hanya diam sambil meremas tali ransel yang ada disamping tubuhnya. Dan untuk sesaat matanya tampak terpejam dengan rahang yang mengeras. Sedangkan Lily merasa tidak diterima jika sahabatnya direndahkan seperti itu.
"Tuh bacot emang minta dicabein ya!" ketus Lily sambil mengarahkan kepalan tangannya kearah Rendy.
"Ooohh... Ternyata si ikan buntel punya bodyguard. Aawww... Jadi takut gua," ledek Rendy sembari bergidik dengan senyuman mengejek, yang kemudian disambut tawa oleh teman-temannya yang lain.
Lily benar-benar tidak tahan melihat kelakuan Rendy yang membuatnya emosi. Kemudian Ia melangkah maju mendekati Rendy dan bersiap melayangkan bogemnya ke wajah Rendy yang tampak sangat menyebalkan.
Tapi baru selangkah kaki Lily berjalan, Ardian sudah menarik tangan gadis itu lalu menggelengkan kepalanya seolah memberi isyarat untuk tidak melanjutkan pertengkaran. Kemudian Ardian menarik tangan Lily untuk pergi menjauh dari anak-anak tim basket dan segera pergi menuju kelasnya.
Sesampainya mereka berdua didalam kelas, Lily yang merasa sangat kesal kemudian langsung menghempaskan kasar tangan Ardian yang sedang menggenggam tangannya.
"Lo kenapa sih diem aja dihina sama si Rendy itu? Elo takut ma dia?" salak Lily dengan sorot mata tajam penuh amarah menatap manik mata Ardian.
"Gua nggak takut, Ly. Tapi ini kan sekolah. Lagian apa untungnya sih ngeladenin mereka? Yang ada malah panjang urusannya kalau sampai dipanggil sama guru BP," tutur Ardian memberikan penjelasan.
"Iya gua tahu. Tapi gua nggak terima denger lo dihina kayak tadi. Hati gua sakit, Yan!" ucap Lily dengan tatapan nyalang.
Ardian pun langsung merengkuh bahu Lily dan memeluknya untuk menenangkan gadis yang sedang dibakar amarah tersebut.
"Terima kasih elo udah care ma gua. Tapi gua sadar diri siapa gua. Mereka bener, Ly. Gua emang nggak pantes nembak cewek se perfect Kaira. Dia terlalu tinggi untuk gue jangkau," kata Ardian dengan raut wajah sedih.
Lily mendorong tubuh Ardian untuk melepas pelukan cowok tersebut. Dipandangnya wajah Ardian dengan tatapan yang masih penuh dengan kemarahan.
"Kapan sih lo nggak mandang diri lo sendiri rendah lagi? Gimana orang lain bisa mandang lo tinggi kalau lo nya sendiri selalu mandang rendah diri sendiri. Kapan lo sadar kalau lo tuh istimewa? Mereka aja yang bego karena tidak bisa melihat siapa elo yang sebenarnya!" salak Lily ketus meluapkan amarah nya.
Kemudian Lily berjalan cepat keluar kelas meninggalkan Ardian sendiri. Hatinya benar-benar kesal, karena Ardian selalu saja diam saat semua orang menghina dan merendahkannya. Lily ingin sesekali Ardian melawan atau setidaknya membela diri. Tapi tidak. Pemuda itu selalu saja pasrah dengan semua perlakuan dan perkataan buruk semua orang kepadanya.
Ardian duduk terdiam didalam kelasnya. Bukannya dia tidak merasakan sakit saat semua orang menghina dan merendahkannya. Hanya saja dia tidak mau ribut dan memancing masalah. Karena itu dia lebih memilih untuk diam dan selalu mengalah. Dia hanya berharap semua omongan buruk tentang dirinya akan berakhir jika dia bungkam.
Lily menghabiskan es teh yang dibelinya dikantin dengan sekali tenggakan. Hatinya yang terasa panas sedikit mendingin tersiram oleh es teh yang diminumnya. Begitu juga dengan kepala dan pikirannya.
Setelah membayar es teh yang diminumnya, Lily kembali ke dalam kelas. Dilihatnya Ardian yang sedang duduk sembari membaca buku pelajaran. Lily kemudian berjalan mendekati pemuda itu.
Ardian mendongakkan kepalanya saat menyadari ada seseorang yang berdiri di hadapannya.
"Gua minta maaf," ucap Lily seraya menatap wajah Ardian lekat.
"Maaf? Buat apa?" tanya Ardian tidak mengerti.
"Karena gua udah bentak-bentak lo," jawab Lily dengan perasaan menyesal.
Ardian tersenyum. Diraihnya kedua tangan Lily dan diletakkannya di kedua pipinya.
"Lo nggak perlu minta maaf. Seharusnya gua yang minta maaf karena udah bikin lo marah," ujar Ardian dengan senyum manisnya.
"Gua bersyukur banget punya sahabat sebaik lo. Sahabat yang selalu care ma gua. Sahabat yang selalu ada saat gua butuh. Sahabat yang selalu setia dengerin curhatan gua yang nggak berfaedah," ucap Ardian sembari menatap Lily lembut.
Lily tersenyum. Seandainya semua tahu betapa manisnya Ardian. Seandainya semua tahu betapa baik dan perhatiannya Ardian. Seandainya semua bisa merasakan betapa lembut dan tulusnya hati Ardian. Maka tidak akan ada yang tega menghina dan merendahkan dirinya lagi.
Tapi kenyataannya, semua orang hanya melihat penampilan luar seseorang saja. Mereka hanya melihat apa yang yang tampak oleh mata. Mereka hanya menilai seseorang berdasarkan wujud fisiknya saja. Tapi mereka lupa, kesempurnaan fisik akan pudar seiring berjalannya waktu.

Bình Luận Sách (72)

  • avatar
    DITAPUSPAADYTIA

    omg ini tamat belum tapi agak mewek ah pas lihat andrian sama kaira jadian dan lansung emosi baca part itu adrian perhatian banget padahal mah udah ditolak si ka, .. uuuhh kasihan sama lily menahan sesak 😭 aku juga eh tapi nama nya juga cerita ❤kasih ending lily adrian ya jgan sama emak kaira 5 bintang deh heppy

    14/07/2022

      3
  • avatar
    XandraAlex

    untuk semua kalangan, usahakan, ajarkan kepada para dulurr, untuk tidak lagi menilai orang hanya sebatas penglihatan mata saja

    14/07/2022

      4
  • avatar
    Artawan12Adi

    sangat bagus

    25d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất