logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Memeluk Rindu

Memeluk Rindu

Akbar_Hana


Chương 1 Lamaran dan Ancaman

“ Nanti malam pak Ahmad dan keluarga akan datang melamarmu, ibu harap kamu jangan membuat ibu malu untuk kedua kalinya”, ucap bu Lidia kepada putri semata wayangnya.
“Tapi bu, aku tidak mungkin menerima lamaran mereka, mas Dzaki terlalu sempurna untukku”, ucap Syifa menyahuti perkataan ibunya.
“Ibu tahu kamu sangat mencintai Dzaki, jadi ini adalah kesempatan baik untukmu, menikah dengan orang yang kamu cintai”.
“Tapi bu Syifa adalah perempuan kotor sedangkan mas Dzaki seperti permata, dia laki-laki yang soleh, pintar dan tampan, apa yang akan terjadi jika mas Dzaki dan keluarga mengetahui masa lalu Syifa”?.
“Justru karena Dzaki laki-laki yang soleh, dia pasti akan menjaga marwahmu sebagai istrinya. Setelah menikah baru kamu ceritakan semua masa lalumu. Ibu yakin Dzaki akan memaafkanmu karena semua ini terjadi bukan karena kamu yang menyerahkan dirimu, tapi ini musibah”. Lagi-lagi bu Lidia meyakinkan putrinya untuk menerima lamaran keluarga Dzaki.
“Syifa tahu bu, musibah yang datang karena aku mengundangnya.”
Dari SD sampai SMP Dzaki dan Syifa berteman baik. Syifa terlahir dari keluarga kaya sedangkan Dzaki terlahir dari keluarga sederhana. Setelah SMP Syifa sekolah di salah satu sekolah SMA ternama di kota sedangkan Dzaki yang hanya mengandalkan sekolah geratisan terpaksa berada di sekolah yang sederhana. Ayah Syifa telah meninggal ketika usianya masih tiga tahun jadi semua kebutuhan Syifa ibunyalah yang mengurusinya.
Keduanya terpaksa berpisah karena berada di dua kota yang berbeda. Saat pulang kampung keakraban keduanya pun berubah. Gaya Syifa yang menjadi gaya orang kota membuat Dzaki enggan mendekatinya sedangkan Syifa juga tidak terlalu peduli lagi dengan Dzaki karena ia sibuk dengan teman-teman baru dan kehidupannya yang bebas.
Namun sekarang keduanya berada di kampung, setelah mendapatkan gelar S-1 Dzaki kembali kekampung dan mengabdi sebagai guru di kampungnya. Selain itu Dzaki juga menjadi Pembina remaja yang tentunya dibantu oleh Syifa.
Tiga tahun terakhir ini keduanya sering bersama dalam menangani masalah-masalah remaja, namun tidak ada tanda-tanda kalau Dzaki menyukai Syifa. Namun berbeda dengan Syifa yang jantungnya selalu berdegup kencang ketika berada bersama Dzaki.
“Bu apa tidak sebaiknya aku jujur saja pada mas Dzaki agar dia mengetahui keadaanku yang sebenarnya”?.
“Kamu jangan gila Syifa, jika pernikahan belum terjadi pasti Dzaki akan menolakmu, namun jika pernikahan sudah terjadi pasti dengan terpaksa ia akan menerimamu, demi nama baik keluarganya. Ibu akan mengambil alih semua urusan pernikahan kalian nanti sehingga keluarga Dzaki merasa berhutang budi pada kita”.
“Kamu tahu sendiri ibu Dzaki itu gila uang dan kemewahan, ibu akan memberikan itu semua padanya, agar jika terjadi sesuatu nanti antara kamu dan Dzaki ibunya akan lebih memilih kamu”.
“Bu pernikahan adalah ikatan yang suci, jika di awal saja kita sudah menipu keluarga mereka bagaimana nanti Syifa akan mendapat kebahagiaan ketika sudah membangun biduk rumah tangga”?.
“Ibu tidak mau tahu, pokoknya nanti malam kamu harus menerima lamaran Dzaki jika tidak jangan pernah menganggapku ibu. Ibu memberikanmu pada keluarga Dzaki karena dia anak yang baik, jika kamu menikah dengan laki-laki lain ibu yakin aib ini akan cepat terbongkar. Ibu tidak mau nama besar keluarga kita hancur karena ulahmu,” bu Lidia mengancam putrinya.
Keluarga Dzaki bukanlah keluarga yang sepadan dengan keluarga Syifa, namun karena bu Lidia yakin Dzaki dapat menutupi aib putrinya, dengan senang hati ia akan menerima lamaran Dzaki.
Dengan terpaksa Syifa pun menuruti perintah ibunya, menerima lamaran keluarga Dzaki.
Saat proses lamaran Dzaki tidak menunjukkan rasa bahagia, ia terdiam mengikuti setiap proses lamaran dengan wajah seperti terpaksa. Namun bu Lidia dan bu Salamah ibunya Dzaki terlihat sangat bahagia.
Namun Syifa berada di antara bahagia dan takut, bahagia karena akan menikah dengan orang yang namanya selalu ia sebut dalam do’a agar menjadi pendamping hidupnya, takut jika Dzaki tidak bisa menerima masa lalunya.
===
Dzaki juga sebenarnya tidak menginginkan pernikahan ini, namun kedua orangtuanya terus mendesak karena umurnya yang sudah hampir 30 tahun. Sementara adik perempuan Dzaki Amanda sudah memiliki dua orang putra.
“Ini seperti mimpi pak, kita akan mempunyai besan yang kaya raya,” ucap bu Salamah.
“Apa ibu tidak heran kenapa keluarga mereka mau menerima lamaran kita?, padahal ibu tahu sendirikan bagaimana bu Lidia?, bapak merasa seperti ada yang aneh dan ditutup-tutupi keluarga mereka,” ucap pak Ahmad.
Pak Ahmad tahu sendiri kalau bu Lidia kurang suka dengan orang yang tidak sepadan dengannya, namun dengan tangan terbuka ia menerima lamaran mereka dan seperti menyuruh agar keluarga mereka melamar Syifa.
Bu Lidia sering menyampaikan ke orang-orang kalau dia ingin memiliki menantu seperti Dzaki, itulah yang membuat bu Salamah berani melamar Syifa dan ternyata benar kalau lamaran mereka di terima.
“Derajat keluarga kita terangkat pak, ibu benar-benar tidak menyangka kalau Dzaki akan membawa keberuntungan sebesar ini untuk kita, lihat pak bu Lidia menanggung semua biaya pernikahan dan memberikan banyak hadiah untuk kita,” ucap bu Salamah dengan bahagia.
“Apa ibu tidak malu, harusnya kita yang menanggung semua biaya pernikahan dan memberikan hadiah kepada keluarga wanita, ini kok malah terbalik, aneh” ucap pak Ahmad.
“Apa salahnya sih pak, orang bu Lidianya ikhlas”.
“Dzaki, apa kamu belum bisa ikhlas dengan pernikahan ini?”, pak Ahmad selalu memperhatikan wajah putranya yang tidak ada tanda-tanda bahagia di sana.
“Jika saja kamu membawa calon yang lain bapak pasti akan menyetujui, tapi sampai sekarang kamu belum ada calon dan Syifa itu gadis yang baik. Meskipun dulu kehidupannya terlihat bebas namun sekarang ia sudah berubah, sudah mulai menutup auratnya”, pak Ahmad berusaha membuka hati anaknya.
“Ngapain masih mikirin yang lain, yang difikirin pun belum tentu masih sendiri, nih ada Syifa yang cantik, baik dan kaya, kamu itu harus bersyukur,” ucap bu Salamah.
“Bukannya Dzaki tidak bersyukur bu, tapi keluarga Syifa tidak sepadan dengan kita, aku takut ibunya nanti terlalu ikut campur dalam kehidupan rumah tangga kami,”
Dzaki sangat mengetahui sifat calon mertuanya itu, sangat menyayangi putri tunggalnya dan selalu memberikan hal terbaik untuk Syifa, ia takut tidak mampu mencukupi kebutuhan materi syifa yang akhirnya akan dibutuhi oleh ibu mertuanya.
Sebagai seorang laki-laki tentu Dzaki ingin bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kehidupan keluarganya, namun ia yakin sifat ikut campur bu Lidia akan mempengaruhi perjalanan rumah tangganya.
Selain alasan tersebut, ada hal lain yang membuatnya ragu dengan pernikahannya, Dzaki belum bisa melupakan cinta pertamanya.
Sewaktu SMA Dzaki jatuh cinta pada seorang gadis, yang kecantikandan kekayaannya memang tak sebanding dengan Syifa. Aulia gadis yang lugu, mata yang sayu dan nada bicaranya yang lembut membuat Dzaki tergila-gila.
Aulia adalah gadis yang tumbuh ditengah didikan keluarga yang religius. Sejak Dzaki mengenal gadis itu ia sudah menutup auratnya. Butuh perjuangan yang panjang agar Aulia menerima cintanya namun itu pun tidak berjalan dengan lama.
===

Bình Luận Sách (151)

  • avatar
    DamiaAlfiera

    good

    11h

      0
  • avatar
    hahamganteng

    mantap

    6d

      0
  • avatar
    Devi Framsisca

    👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼

    16d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất