logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Cemburu

BAB 15
Tania pulang ke rumahnya dengan wajah yang muram, apa yang ia harapkan nyatanya tak sesuai. Lelaki yang dulu sangat mencintai dan memujanya kini telah melupakannya.
"Kenapa tuh wajah? Lecek amat," ledek Hani yang masih ada di rumah Tania.
Tania melempar tas selempang miliknya ke sembarang tempat, dan ia duduk di samping Hani yang sedang menikmati cemilan. Hani pun meletakan toples di tangannya ke atas meja, ia sungguh penasaran kenapa wajah sahabatnya berubah setelah bertemu dengan Ezhar.
"Apa yang terjadi?" tanya Hani lagi.
Tak ada jawaban, Tania hanya cemberut. Membuat Hani semakin penasaran.
"Dia sudah melupakanku." Tania menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Apa maksudmu?" tanya Hani, semakin penasaran.
"Dia memintaku untuk membantunya."
"Terus? Apa hubungannya membantunya dengan melupakanmu?"
"Hani ... Kau ini bodoh apa idiot? Tentu saja jelas hubungannya. Dia memintaku membantu untuk membuat kekasihnya cemburu." Tania meraih banyak kecil di sampingnya dan menutupkannya ke wajah.
"Oh, hahahaha ... Ternyata Ezhar sudah sadar." ujar Hani di sertai tawanya.
Merasa kesal, Tania melempar bantal kecil itu ke wajah Hani yang sedang asyik mentertawakannya.
"Dasar idiot! Sahabatmu ini sedang bersedih, kau masih bisa tertawa!" umpat Tania pada Hani.
"Eh, memang aku salah? Aku benar kan? Kalau dia jatuh ke pelukanmu lagi, justru aku yang bersedih," ucap Hani asal.
"Kau ini sahabatmu atau sahabatnya?" tanya Tania penuh kekesalan.
"Tentu sahabatmu, maka dari itu aku tak mau kau menyakiti lelaki seperti Ezhar. Dia tulus mencintaimu, tetapi apa yang di dapatkan? Pengkhianatan dan kebohonganmu," jelas Hani dengan bijak.
Tania pun menutup rapat mulutnya setelah mendengar ucapan Hani, ia akui apa yang ia perbuat adalah sebuah kesalahan yang besar. Ia memanfaatkan Ezhar hanya demi harta. Ia baru menyadarinya setelah, Dio meninggalkannya demi wanita lain. Setelah ia memutuskan lebih memilihnya daripada memilih Ezhar yang benar-benar mencintainya.
Tak terasa bulir bening memaksa keluar dari sudut matanya, hatinya sakit jika mengingat apa yang di lakukan Dio padanya. Lelaki itu membawa kabur uang yang Ezhar berikan padanya bersama wanita lain. Ia menyesal telah melukai perasaan Ezhar, menyesal karena lebih mempercayai lelaki brengsek seperti Dio.
Melihat sahabatnya larut dalam kesedihan, Hani memeluknya, ia berusaha menenangkan Tania. Ia berharap sahabatnya itu bisa segera melupakan semuanya, meski ia tahu ini bukanlah hal yang mudah baginya.
"Tenanglah, kau pasti bisa melewatinya," ucap Hani memberi dukungan pada Tania.
°°°
Matahari sudah mulai bergerak ke arah barat, langit pun sudah berganti warna menjadi jingga. Tania sudah bersiap untuk menjalankan misi yang Ezhar minta. Ia mulai memoleskan make up khas Tania, sederhana tetapi terkesan elegan. Ia mengambil dress berwarna pich di lemarinya, tak lupa ia juga memadukan dress yang ia pakai dengan sendal berhak tinggi dan tas kecil berwarna hitam untuk menyempurnakan penampilannya.
Ia meraih kunci mobil yang tentunya adalah kado ulang tahunnya dari Ezhar, ia akan menggunakan mobil itu sebagai alat untuk mendukung misinya. Dengan kecepatan sedang Tania melajukan mobil mewahnya membelah jalanan ibu kota sore itu.
Hanya butuh dua puluh menit, Tania sudah sampai di kediaman Ezhar. Ia menurunkan sedikit kaca mobilnya saat sampai di pos penjagaan rumah Ezhar. Para penjaga pun segera membuka gerbang, setelah melihat siapa wanita yang ada di dalam mobil.
Tania turun dari mobilnya, dan berjalan dengan begitu anggun menuju pintu utama. Meski sebenarnya langkahnya terasa amat sangat berat saat memasuki kediaman Ezhar. Kenangan indah saat ia masih menjalin hubungan dengan Ezhar pun memenuhi isi kepalanya. Membuat penyesalan di hatinya semakin besar.
Namun, apalah dayanya saat semua sudah berubah. Semua memang adalah salahnya, ia pikir ia akan bahagia hanya dengan uang. Namun, nyatanya kebahagiaan tak sebanding dengan besarnya uang yang ia miliki. Bahkan kekasih yang ia pikir akan selalu ada di sampingnya, telah pergi dengan wanita lain setelah mengambil uangnya.
Kini hanya ini cara untuk menebus semua kesalahannya di masa lalu pada Ezhar. Ia akan berusaha semampunya untuk membantu mantan kekasihnya itu. Meski hatinya sakit mendengar Ezhar sudah bisa melupakannya.
Tania melangkah memasuki pintu utama beberapa anak buah Ezhar pun memberi hormat, yang di balas dengan senyuman oleh Tania. Tania pun melenggang dengan sangat anggun dan memasuki istana megah itu..
"Nona, Tania," panggil salah satu pelayan yang melihatnya.
"Hai ..., apa, Tuan Ezhar ada?" tanya Tania pada pelayanan itu.
"Tuan ada di ruang kerjanya," jawab pelayan itu.
"Terimakasih," ucap Tania yang kembali melanjutkan langkahnya untuk menemui Ezhar.
°°°°
Maira yang masih marah pada Ezhar, memang selalu menghindarinya sejak kemarin. Sore ini ia keluar dari kamar untuk menghilangkan kejenuhannya seharian berada di kamar. Baru saja ia akan duduk di taman samping rumah, Mbok Rati berlari kecil ke arahnya.
"Ada apa, Mbok?" tanya Maira saat mbok Rati sampai di depannya.
"Itu ... Den Ezhar—" mbok Rati menggantungkan kalimatnya.
"Ezhar kenapa?" tanya Maira cemas.
"Cepat naikkan dengannya, Nyonya. Tadi mbok lihat ada wanita cantik mencarinya, dan saat mbok tanya ke pelayan katanya itu mantan kekasih, Den Ezhar," jelas mbok Rati yang membuat Maira meradang.
"Apa! Dasar bregsek!"umpat Maira yang langsung berjalan untuk melihat wanita itu.
Setelah bertanya ke pelayan di mana Ezhar, Maira segera menaiki tangga untuk menuju ruang kerja Ezhar. Namun, Maira langsung bersembunyi di belakang tembok saat Ezhar dan wanita berparas cantik itu keluar dari ruang kerja Ezhar. Tangan Maira terkepal saat menyaksikan wanita itu bergelayut manja di lengan kekasihnya itu. Darah Maira pun seakan mendidik menyaksikan pemandangan yang menjijikan baginya.
"Apa maksudmu, Zhar? Awas jika kau berani mempermainkan ku!" ancam Maira dalam hati.
Ia pun melanjutkan mengikuti kedua pasang manusia yang membuatnya marah. Sementara Ezhar hanya tersenyum melihat ekspresi Maira, ia tahu jika wanita itu bersembunyi di balik tembok saat ia keluar dari ruang kerja. Di saat itu juga ia meminta Tania langsung beraksi.
"Sudah makan?" tanya Ezhar dengan manis di saat menuruni tangga.
"Belum, kita makan di luar," ucap Tania manja.
Ia benar-benar mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk berakting, agar misinya sukses. Ia juga mempergunakan kesempatan yang tak akan mungkin datang dua kali padanya untuk dekat dengan Ezhar. Saat ini Ezhar sudah memberinya kebebasan atas dirinya. Yang bisa di artikan, Tania bebas melakukan apapun asal bisa membuat Maira cemburu. Itu bukanlah hal yang sulit baginya, manja adalah sifatnya. Jadi ia yakin misinya seratus persen benar-benar akan sukses.
Sejujurnya Ezhar sangat tak nyaman dengan keadaan ini, akan tetapi ia mengingat kata-kata Roy. Jika Maira benar-benar mencintainya ia pasti akan cemburu. Tak apa ia harus berdekatan dengan wanita yang sudah mengecewakannya, demi Maira apapun akan ia lakukan.
Bersambung.

Bình Luận Sách (314)

  • avatar
    Ony

    kurang memasyarakat

    17d

      0
  • avatar
    MashidayahNurul

    suka bestnya

    21d

      0
  • avatar
    Jemmy Khan

    lanjut

    29d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất