logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 6 Misi di Klub Taekwondo

Sepulang sekolah, Rana dan Amoy mengendarai motor menuju kampusnya Key. Dia sudah memberi tahu Alif bahwa hari ini tidak bisa datang ke kafe. Dari arah kanan, motor melaju kencang menuju pintu Jebe, tidak lama mereka sampai.
Keadaan kampus terlihat sepi. Masih ada beberapa motor dan mobil yang terparkir. Bendera merah putih yang ada di depan kampus, berkibar di bawah terik matahari.
Menatapnya, Rana merasa semangat dalam dirinya meningkat. Sepuluh menit mereka menunggu di gerbang tanpa kepastian karena lupa tidak meminta nomor kontak Key.
Seorang wanita berbadan kekar lewat di hadapan mereka. Rambutnya diikat, dia mengenakan celana olah raga se-lutut, baju berwarna gelap dan tas ransel yang terlihat penuh sesak. Amoy berbisik dan meminta Rana untuk bertanya. Setahu Amoy di lingkungan kampus biasanya para mahasiswa berbicara menggunakan bahasa inggris. Amoy tidak yakin dengan kemampuan bahasa inggrisnya.
“Sory, did you know Osaka Key?”
Rana memberanikan diri menyapanya dan bertanya apakah dia tau Osaka Key.
“Yes, I know!”
Amoy dan Rana tersenyum lebar saat wanita itu berkata dia tau Osaka Key, dia pun mengajak Rana dan Amoy menuju sebuah ruangan.
Dilihatnya Key sedang melakukan pemanasan. Dia melakukan lari-lari kecil kemudian push-up beberapa kali.
“Key, They’re looking for you!”
Wanita itu memberi tahu Key bahwa ada yang mencarinya. Laki-laki tinggi itu menghentikan aktifitasnya.
“Oh, they are my friend. Thank’s Rena! ”
Melihatnya Amoy menatap wajah Rana dengan sumringah. Keduanya pun saling menjabat tangan. Rupanya wanita yang terlihat sedikit tomboy itu bernama Rena. Setelah Key memberitahu, dia juga anggota Klub Tekowndo, dia seorang Sonbae atau senior. Key sendiri adalah seorang Sabeum Nim yaitu pelatih dengan tingkatan DAN 4-6.
“Konnichi wa!”
Amoy segera menyapa kakak tampan yang ada di hadapannya sambil tersenyum lebar.
Key hanya menjawab sapaan Amoy dengan senyuman. Mata sipitnya sampai tertutup rapat. Coba bayangkan, menurut Amoy senyuman Key itu mirip Lee Miin Hoo. Siapa yang tidak tertarik melihatnya. Baru beberapa detik memandangnya saja, perasaan Amoy mulai baper tak karuan. Rana menarik pakaian Amoy lalu beristigfar memintanya untuk berhenti menatap Key dengan cara seperti itu.
“O-genki desu ka?”
Ranana memberanikan diri menyapa dengan bertanya kabar.
“Arigatoo totemo genki desu!”
Key menjawab baik baik saja dengan singkat sambil tersenyum ramah. Key mengulurkan tangannya, dengan sigap Rana melakukan Ojegi.
Laki-laki itu melakukan hal yang sama ke arah Rana dan Amoy secara bergantian.
“Sebelumnya aku mau tau, kenapa kalian ingin gabung Klub Taekwondo?”
Mereka berdua diam. Rana menatap Amoy beberapa detik kemudian berkata,
“Onii-san, kami suka olah raga bela diri!”
Gadis itu menjawab penuh keyakinan lalu menengok ke arah Rana seraya memejamkan matanya karena takut dianggap berbohong. Rana mengangguk dan tersenyum. Dia rasa Amoy tidak berbohong. Mereka berdua memang suka bela diri.
“Apa yang kalian tau tentang Taekwondo?”
“Taekwondo adalah seni bela diri dari Korea, zaman dulu digunakan oleh para tentara dalam berlatih.”
Amoy menjawab dengan penuh keyakinan. Key mengangguk mendengar jawaban gadis bertubuh gempal itu. Sesekali Laki-laki berperawakan tinggi itu mengusap keringatnya yang bercucuran dengan handuk.
“Tae artinya kaki, kwon artinya pukulan, dan do artinya sistem atau seni. Dengan kata lain Taekwondo merupakan seni bela diri yang menggunakan kaki dan tangan,” lanjut Rana.
Key kembali mengangguk lalu menatap kedua pelajar SMA di hadapannya.
“Saya ingin melihat kemampuan kalian!”
“Haii! “ Kedua pelajar SMA itu mengiyakan dengan kompak.
Rana dan Amoy memulai. Mereka memasang kuda-kuda dan saling berhadapan. Mata mereka memandang fokus pada satu titik. Serangan pertama dilakukan oleh Rna. Dia melakukan Jieurgi. Tangannya memukul ke arah perut, Amoy pun melakukan tangkisan dari dalam ke luar. Lalu Rana kembali melakukan tendangan lurus ke arah perut. Amoy masih bisa menghindar lalu membalas dengan pukulan dua kali ke arah perut. Rana pun dua kali menangkisnya. Saat Amoy lengah, Rana sempat melakukan tendangan melingkar. Setiap mengganti gerakan mereka berhitung dalam bahasa Jepang secara bergantian. Ichi, ni, san, yon, go, roku, nana, hachi, kyuu, juu.
“Keuman! ”
Key memberikan intruksi untuk berhenti, namun Rana dan Amoy masih berhitung dan melakukan gerakan.
“Stop!” seru Key setengah bertriak. Mereka berdua pun berhenti.
“Kenapa berhitung dalam bahasa Jepang, pake bahasa Korea!”
“Ikuti saya, hana, dool, set, net, daseot, yaseot, ilgub, yeodul, ahop, yeol. ”
Mereka berdua saling bertatapan dan tersenyum.
“Bisa diulang gak, Onii-san?”
Amoy terlihat bingung mendengar istilah yang Key sebutkan. Key mengeja satu persatu, mereka berdua pun mengikuti dan mencoba menggunakan hitungan tersebut dalam setiap gerakan.
“Hana!”
Rana memulai hitungan dengan suara lantang penuh semangat. Dengan sengaja, Amoy berhitung dalam bahasa Jepang
.
“Ni!”
“Dool, dua itu dool!” Key membetulkan.
Kini giliran Rana yang melakukan kesalahan yang sama.
“San!”
Key kembali berteriak membetulkan. Sampai seterusnya mereka berhitung menggunakan bahasa Korea dan Bahasa Jepang secara bergantian. Akhirnya emosi laki-laki berperawakan tinggi itu tidak bisa dibendung lagi.
“Stop!” Teriakan Key memecah keheningan sampai membuat ke dua gadis itu menghentikan gerakannya.
“Kenapa jadi ketuker? Menghitung dalam bahasa Korea aja gak bisa, gimana mau belajar Taekwondo?"
“Maaf, Onii-san. Kita akan belajar berhitung lagi!” Amoy memelas.
Laki-laki itu menarik napas dan mencoba menstabilkan emosinya. Mereka berdua belum pernah ikut berlatih Taekwondo jadi Key memaklumi.
Dia mencoba memberikan kesempatan. Menurutnya kemampuan bela diri kedua pelajar SMA itu sudah bagus, namun perlu dilatih dan diarahkan. Beberapa gerakan yang tadi dilakukan banyak yang tidak sesuai.
Sebenarnya seminggu lalu, Rana dan Amoy berlatih Taekwondo lewat youtobe. Bagaimana pun caranya mereka harus bisa meyakinkan Key. Ternyata ide Alif tersebut sedikit membantu. Sebelumnya mereka berdua memelas pada Alif untuk diajarkan beberapa gerakan Taekwondo. Laki-laki itu malah menolak mentah-mentah dan berkata. "Pokoknya gak bisa! Kalian belajar aja sama Mbah Youtobe". Setelah itu berlalu tanpa mempedulikan ocehan Amoy yang terdengar memaksa.
“Okey, isi formulir ini. Kalian boleh gabung. Jangan lupa minggu besok mulai latihan!”
Key memberikan dua lembar kertas. Amoy mengedipkan mata pada gadis di sampingnya. Rencana pertama untuk bisa punya waktu lebih banyak dengan Key berhasil. Dengan kesempatan itu mereka bisa belajar bahasa Jepang sepuasnya.
Ketiganya keluar ruangan.
“Kalian harus hafal bahasa Korea angka satu sampai sepuluh!”
Key berjalan di samping Rana. Gadis cantik itu berkali-kali menggeser tubuhnya untuk menjaga jarak dengan orang yang kini akan menjadi pelatihnya.
“Haii!”
Rana dan Amoy menjawab berbarengan.
“Itte mairimasu!” seru Rana berpamitan.
“Itte irasshai!” Key menjawab ucapan sampai bertemu lagi.
“Sensei, Sayoonara! ” seru Amoy dengan nyengir kudanya lalu melambaikan tangannya. Key ikut melambaikan tangannya.
Rana dan Amoy berjalan ke arah lobi lalu menuju tempat parkir. Setelah itu motor melaju meninggalkan gerbang yang bertuliskan Jebe University.
“Momoy, hari ini kita konyol!” seru Rana sambil cekikikan.
Amoy sengaja membawa motor pelan agar bisa mendengar suara Rana yang membaur dengan debur angin.
“Gak apa-apa Rana, yang penting kita kursus bahasa Jepang gratis.”
Kedua sahabat itu tertawa bersama, mengingat kekonyolan yang mereka lakukan di hadapan Key. Tak lama motor pun berbelok dan menghilang di persimpangan jalan.

Bình Luận Sách (111)

  • avatar
    Niko

    bagus ceritanya

    20d

      0
  • avatar
    MichelleYan

    beautiful story

    19/08

      0
  • avatar
    AzahraPutri

    terlalu panjang

    18/08

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất