logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Happiness and sadness

Di singgasananya yang megah sekaligus menakutkan, Yoongi terlihat begitu gagah duduk disana dengan tatapan dinginnya. Tiba-tiba saja ia berdiri setelah merasakan getaran aneh. Bergegas ia melangkahkan kakinya. Langkahnya begitu agung dengan jubah yang menyapu lantai saat ia berjalan. Satu per satu sel ia lewati, bahkan para iblis yg sangat menakutkan di dalam sel-sel itu berlutut hormat saat dia berlalu.
PRRAAAKKK! Suara hentakan menggema diseluruh istana saat ia mendorong pintu sel dengan tangannya. Matanya berubah merah, amarahnya membludak mendapati salah satu selnya itu kosong,tak berpenghuni. Hanya ada bercak-bercak darah di lantai dingin itu yang menjadi bukti penyiksaan yang telah ia lakukan disana.
AAAAKKKKHH..teriakannya menggema tidak hanya di istananya tapi juga ke dunia manusia. Awan kelam mulai menutupi langit, burung-burungpun ikut bertebaran kesana-kemari berlarian karena takut.
Malam itu Hana bersiap menutup restoran miliknya. Tepat setelah mengunci pintu ia merasakan sesuatu berada di dekatnya. Matanya memutar ke segala penjuru mencari sesuatu yang menarik hatinya itu. Tapi tidak ada siapapun, anehnya jalanan kosong tidak ada satu pun orang yg lewat.
Gemerincing rantai yang terseret mulai ia dengar. Segera Hana berlari menghampiri asal suara. Matanya berbinar, ada kebahagian sekaligus kesedihan saat melihat Taehyung berdiri di depannya. Taehyung yang terlihat berantakan dengan luka cambuk di sekujur tubuhnya dan noda darah yang menyelimuti tubuhnya. Semua luka itupun mampu dilihat Hana karena Taehyung bertelanjang dada.
"Sayang..."ucap Hana seraya langsung memeluk Taehyung
Taehyungpun tersenyum bahagia kala ia memeluk wanita yang selalu ia rindukan itu. Rantai yang sedari tadi menempel di kedua tangannya pun hilang bagai debu. Meski tubuhnya penuh luka dan ia sangat lelah setelah bersusah payah kabur dari sekapan raja iblis.
Namun semua itu menghilang begitu saja seperti menguap ketika Hana memeluknya. Kerinduan yg mereka pendam selama lebih dari 17 tahun membuat air mata mereka menggenangi pelupuk mata. Penantian selama 17 tahun akhirnya berakhir dan kini mereka bisa bersama lagi.
"akhirnya kau kembali, aku selalu menunggu mu. aku merindukanmu Sayang."ucap Hana berlinang air mata bahagia
"aku juga, aku selalu menunggu saat ini. Aku merindukan mu Hanaku.."bisik Taehyung ke telinga Hana sembari terus memeluknya erat
Tidak ada yang bisa menggambarkan kebahagian yang dirasakan oleh Hana dan Taehyung, bahkan kebahagian itu kian lengkap ketika Taehyung bertemu dengan kedua anaknya. Setelah tiba di rumah, Taehyung sangat bersemangat menantikan kedua anaknya pulang. Dia sangat penasaran bagaimana wajah mereka. Taehyung bahkan melatih diri untuk menyapa kedua anaknya dengan gugup karena dia tidak ingin membuat suasana canggung diantara mereka.
Saat itu kedua kakak-beradik itu baru pulang dari sekolah. Mereka pun tengah bertikai ringan tentang masalah sepele. Tiba-tiba saja Hana menghampiri mereka dan mengatakan ada seseorang yang menunggu mereka. Awalnya Chaeyoung dan Jimin sedikit bingung ketika Hana memperkenalkan Taehyung, namun,.mungkin itu yang dinamakan ikatan darah. Tidak membutuhkan waktu lama Chaeyoung dan Jimin dapat mengenali ayahnya itu.
Mereka berempat pun makan malam bersama dengan suasana haru dan bahagia. Untuk pertama kalinya mereka berkumpul sebagai keluarga yang utuh.
**
Pagi yang cerah seperti biasanya, murid-murid bertebaran di depan gerbang, mereka berjalan menuju kelas masing-masing. Ditengah keramaian itu, mata Jiyoon yang jeli segera menangkap bayangan Jimin dan Chaeyoung yang berjalan di kejauhan. Jiyoon ingin sekali berlari dan menghampiri Jimin, namun dia tau Jimin tidak suka itu jadi dia mengalihkan perhatiannya pada Chaeyoung yg berada di samping Jimin.
"Chaeyoung!"panggil Jiyoon sembari melambaikan tangan dengan matanya melirik Jimin
"Jiyoon!"balas Chaeyoung juga melambaikan tangannya seraya matanya melirik Jimin yang berada di sampingnya dengan senyuman penuh arti. Chaeyoung sangat paham bahwa sebenarnya sapaan itu bukanlah untuknya melainkan untuk sang kakak.
Sejenak Jimin melirik Jiyoon, tapi segera ia alihkan pandangannya sebelum Jiyoon menyadarinya. Dengan senyum yang sumringah Jiyoon berlari menghampiri Chaeyoung, lebih tepatnya menghampiri Jimin. Tapi senyumannya itu harus luntur ketika Jisoo sudah terlebih dahulu berada di depan Jimin. Terlebih Jisoo dengan santainya merangkul tangan Jimin dan tersenyum centil membuat Jiyoon terbakar api cemburu.
"Jimin, bisa antar aku ke ruang klub Dance? Aku ingin bergabung,tapi tidak tahu ruangannya dimana."ucap Jisoo dengan tatapan yang sangat sulit ditolak oleh laki-laki manapun.
Jiminpun melirik Chaeyoung seakan meminta izin kepada adiknya itu. Tentu saja Chaeyoung yg sangat memahami Jiyoon juga merasa kesal pada Jisoo yg datang entah darimana dan langsung mendekati kakaknya. Chaeyoung bahkan memasang wajah tidak suka dan menatap tajam Jisoo, namun Jisoo mengabaikan itu bahkan membalasnya dengan senyuman ramah.
" Chaeyoung, tidak apa-apa kan jika aku meminjam Jimin sebentar?"tanya Jisoo dengan senyum manisnya hingga Chaeyoung tidak berkomentar apa-pun dan hanya menganggukan kepalanya .
"ayo,Jimin.!"ucap Jisoo sembari menarik-narik tangan Jimin dan Jimin hanya mengikut saja.
Jiyoon yang melihat hal itupun merasakan darahnya yang mendidih. Amarahnya naik, untuk pertama kalinya ia merasakan cemburu yang teramat sangat. Ya kenapa tidak? Selama ini Jimin tidak pernah dekat dengan gadis lain kecuali dirinya. Tapi kedatangan Jisoo telah mengubah semuanya. Entah kenapa Jimin juga selalu mengikuti Jisoo, padahal saat bersamanya saja Jimin sangat dingin melebihi es di kutub utara.
"Hei! Matamu seperti akan keluar"goda Chaeyoung seraya merangkul bahu temannya itu
"Ah!, bagaimana aku tidak kesal?! Lihatlah, perempuan itu terus saja menempel pada Jimin seperti itu."ucap Jiyoon kesal
"sudah, biarkan saja, lagipula Kakak ku itu bukanlah tipe laki-laki yang gampang tergoda."ucap Chaeyoung
"ya, kau benar. kau memang benar,tapi..tetap saja aku cemburu.."ucap Jiyoon sembari mengembungkan pipinya
"sudah, ayo! "ucap Chaeyoung seraya menarik tangan sahabatnya itu
Chaeyoung terus berusaha menghibur sahabatnya yang sedang galau, tapi baru saja Jiyoon merasa lebih baik, Chaeyoung malah meninggalkannya ketika melihat Jungkook melintas di depannya. Jiyoon pun sekali lagi merasa ditinggalkan.
"Jiyoon, kau duluan saja ya!"ucap Chaeyoung setengah berteriak ketika dia berlari menghampiri Jungkook.
"huh, sudah ku duga.."ucap Jiyoon mendengus kecil
***
Mata Jisoo tampak berbinar menatap ruangan yang dihiasi cermin besar yang tertempel di dindingnya itu dengan perlatan untuk memutar musik di sudut ruangannya. Jisoo menatap sudut ke sudut dengan tatapan penuh kagumnya. melihat itu, Jiminpun tersenyum tipis dengan sudut bibirnya.
"Jimin! bukankah tempat ini luar biasa?! cermin besarnya dan alat pemutar musik itu. bukankah ini Hebat?!"ucap Jisoo bersemangat
"bukankah tempat untuk dance memang seharusnya seperti ini?!"ucap Jimin
"tetap saja, ini Hebat!"ucap Jisoo dengan mata berbinar "Jimin, ayo menari bersama!"lanjut Jisoo sembari mengulurkan tangan mungilnya
"Apa?, ah tidak, aku tidak terlalu bisa."tolak Jimin secara halus
"ayolah..."ucap Jisoo seraya menatap Jimin dengan matanya yang berbinar seakan memohon kepada Jimin untuk menari bersamanya.
Jiminpun menghela nafas sejenak lalu meraih tangan Jisoo. Di tempat yang disinari cahaya matahari secara sempurna itu, bersama semilir angin dan alunan musik indah yang menuntun mereka. Jimin dan Jisoo menari dengan indahnya. Tiap lekukan dan gerakan halus mereka berjalan selaras seakan mereka adalah satu. (song: let me love you by Ariana Grande)
Mereka begitu hanyut dalam tarian itu hingga tak menyadari beberapa anggota klub dance sudah melihat mereka dengan kagum bahkan ada beberapa yang merekam moment langka itu. Video rekaman mereka pun diupload ke sosial media sekolah dan dalam waktu singkat telah ada banyak orang menyaksikan itu bahkan hampir semua orang di sekolah telah melihatnya.
***
Sementara itu Chaeyoung berjalan bersama Jungkook menyusuri koridor. Chaeyoung mencoba untuk bersikap ramah dan berbicara kepada Jungkook dan Jungkook juga terlihat menanggapinya dengan baik. Chaeyoung memperlihatkan dengan jelas kalau dia menyukai Jungkook dan Jungkook juga tampaknya memiliki perasaan yg sama.
"Jungkook!"panggil Chaeyoung seraya menghampiri laki-laki tampan itu
"kau mau kemana?"tanya Chaeyoung
"aku mau ke kelas,tapi sebelum itu aku ingin mengambil barangku di loker"ucap Jungkook
"sama, aku juga"ucap Chaeyoung
"kalau begitu, ayo kita sama-sama!"ajak Jungkook dan dengan senang hati Chaeyoung menganggukan kepalanya
Merekapun berjalan bersama. Sudut bibir Jungkook tiada henti melukis senyuman di wajahnya sedangkan Chaeyoung sedang sibuk untuk mengatur detak jantungnya yang tak karuan,bagaimana tidak. Tiba-tiba saja Jungkook memegang tangannya dan ini adalah yang pertama kali bagi keduanya.
"uhm..Chaeyoung, apa kau sibuk nanti malam?"ucap Jungkook mencoba mencairkan suasana yang canggung diantara mereka
"Ha? T-Tidak, kenapa?"ucap Chaeyoung sedikit terbata-bata
"mau menonton film? .bersamaku?"tanya Jungkook sedikit malu-malu mengajak Chaeyoung.
Mendengar hal itu senyumpun merekah di wajah Chaeyoung dan tanpa ragu menganggukan kepalanya. Mereka begitu bahagia, itu terlihat dari senyum mereka yang tiada luntur. Tapi Hoseok yang tak sengaja melihat hal itu merasa sangat kesal. Segera Hoseok menghampiri kedua orang itu dan dengan cepat melepas tangan Jungkook dari tangan Chaeyoung lalu memegang tangan Chaeyoung sebagai gantinya. Chaeyoung yang merasa aneh dengan tingkah sahabatnya itu hanya bisa menatap Hoseok dengan tatapan heran.
"aku juga ikut!"ucap Hoseok membuat Chaeyoung enggan bertanya, lagipula selama ini Hoseok memang sering memegang tangannya dan Chaeyoung menganggapnya wajar karena mereka memang sangat akrab.
Jungkook terus saja melirik tangan Hoseok yang memegang tangan Chaeyoung. Ada rasa perih di hatinya tapi dia bisa apa?. Dia adalah pendatang baru di dalam hidup Chaeyoung. Hoseok adalah pria yang lebih dulu datang ke dalam hidup gadis itu. Dan Chaeyoung juga kelihatannya tidak keberatan,lagipula siapa dia mencoba untuk mengganggu sedangkan dia tidak ada ikatan apapun dengan Chaeyoung.
Mereka berada di depan loker masing-masing.Jungkook membelakangi Chaeyoung karena memang posisi loker mereka bersebrangan, sedangkan Hoseok berada di samping kanan Chaeyoung.
Chaeyoung membuka lokernya dan lagi dan lagi ia mendapat surat misterius yang ditulis dengan darah.
"Chaeng, ini waktunya penebusan dosamu. Datanglah ke Aula jam 8 malam. Jika tidak, kau akan sangat menyesal! Datang atau kau akan kehilangan orang yang berharga bagimu! Don't Run!"
Chaeyoung terpaku menatap isi surat itu untuk beberapa saat. Chaeyoungpun membuang surat itu setelah ia meremukkannya dengan kesal. Dia telihat marah namun juga tampak ketakutan disaat yg sama. Hoseok yg selalu memerhatikan Chaeyoung menyadari ada yg salah dan saat Chaeyoung pergi gumpalan kertas yg dibuang Chaeyoung menarik perhatiannya. Hoseok pun memungutnya dan membaca isi surat itu.
***
Bel istirahat sudah bergema setelah beberapa jam pelajaran berlangsung. Mata Jimin menyisir setiap sudut kelas namun Jiyoon tak juga terlihat batang hidungnya. Aneh, itu yang terlintas dibenak Jimin. Ya itu memang benar, selama ini Jiyoon selalu mengikutinya tapi kali ini? Tiba-tiba Jiyoon menghilang bahkan Chaeyoung yang biasanya terlihat ceria juga tiba-tiba menjadi diam dan tatapannya juga suram.
Anehnya lagi saat Jimin menanyakan keberadaan Jiyoon, Chaeyoung hanya menggelengkan kepalanya bukannya menggoda dan mencibirnya seperti yang selalu ia lakukan.
Jimin terus mencari Jiyoon hingga ia melihat gadis itu tengah duduk menyendiri di tepi lapangan. Bahunya terlihat bergetar seakan sedang menangis. Jimin mendekat perlahan hingga suara langkah kakinya tak terdengar oleh Jiyoon. Benar saja, gadis itu sedang menangis seraya menatap layar ponselnya. Dengan kemajuan teknologi yang luar biasa video Jimin yang sedang menari bersama Jisoo menyebar dengan cepat.
Tampaknya video itulah yang membuat Jiyoon menangis. Untungnya, Jimin meminimalisir suara langkah kakinya jika tidak, sudah pasti dia tidak akan mengetahuinya karena Jiyoon akan menutupinya dan mengatakan tidak ada apa-apa.
"apa yang kau lakukan disini?"tanya Jimin dan sontak Jiyoon menghapus air matanya serta menyembunyikan ponselnya
"apa yang kau sembunyikan?"tanya Jimin dan langsung merebut ponsel Jiyoon sebelum dia sempat meraihnya hingga kini Jiyoon berdiri di hadapannya denga kepala tertunduk
"apa ini yang membuatmu menangis?"tanya Jimin tapi Jiyoon hanya diam
"kenapa kau menangis melihat ini?"tanya Jimin
"karena sakit rasanya, karena disini sangat sakit makanya aku menangis..."ucap Jiyoon seraya menekan dadanya dengan tangan kanannya hingga air matanya kembali mengalir.
Isak tangisnya terdengar jelas ketika Jimin hanya diam. Air matanya mengalir deras bagaikan menganak sungai. Saat itulah sesuatu yang tak terduga terjadi. Bagai mimpi disiang bolong dan bagai sebuah keajaiban. Saat Jiyoon membuka mata ia sudah berda di dalam dekapan laki-laki yang dicintainya itu.
Entah itu mimpi atau bukan, tapi ia dapat merasakan dengan jelas kepalanya di usap dengan lembut oleh Jimin.
"meski aku terlihat dingin dan tidak peduli sama sekali, kau tahu kalau aku sebenarnya sangat peduli. Tidak peduli siapa yang mendapatkan senyumanku dan waktu ku, hanya satu orang yang bisa mendapatkan pelukanku dan dia adalah orang yang sangat spesial, dia adalah kamu..Jiyoon."bisik Jimin tepat di telinga Jiyoon.
Perlahan Jimin melepas pelukannya dan memegang tangan Jiyoon lalu menuntunnya untuk kembali duduk bersamanya. Jiyoon masih terdiam, kepalanya masih berusaha mencerna kata-kata yang diucapkan oleh Jimin. Sangat sulit baginya untuk mengerti semuanya hingga ia terpaku menatap wajah tampan Jimin yang sedang menutup matanya.
***
KRREEETT...suara derit pintupun terdengar di seluruh ruangan ketika Chaeyoung dengan ragu membuka pintu. Perlahan dan hati-hati Chaeyoung melangkahkan kaki memasuki ruangan gelap itu. BAM! Tiba-tiba saja pintu kembali tertutup setelah Chaeyoung melangkah masuk.
Chaeyoung menyisir setiap sudut ruangan mencoba mencari seseorang di dalam kegelapan namun, nihil. Ruangan itu terlalu gelap hingga dia tak bisa melihat apapun.
SYAAATTT..tiba-tiba saja bayangan hitam serasa melayang mendekatinya,sangat dekat. Tidak, itu bukan bayangan tapi sebuah serangan. Mata Chaeyoung membulat sempurna, kakinya memaku dan tak bisa bergerak. Tidak ada waktu untuk menghindar, serangan itu begitu cepat dan tiba-tiba. Jantung Chaeyoung berdetak seakan mau pecah merasakan bahaya yang semakin dekat.
Terlambat, gawat! Aku bisa mati, mati, aku akan mati!. Ucap Chaeyoung di dalam benaknya. Dan BAAMM!!

Bình Luận Sách (387)

  • avatar
    Bang Engky

    ok.....

    1d

      0
  • avatar
    Budi Mahesa

    good

    12d

      0
  • avatar
    Arjuna Putra

    baik sangat

    12d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất