logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Sepiring berdua


(Mansion Gilang)

(Kamar Gilang dan Kara)
.
Gilang dan Kara sudah berada di dalam kamar mereka. Kamar Gilang sebelumnya namun sudah berganti menjadi kamar mereka.
Gilang terlebih dahulu masuk ke dalam kamar mandi membersihkan tubuhnya. Sementara Kara, dia membersihkan makeup yang masih menghiasi wajahnya.
Kara sempat tercengang tadi ketika melihat rumah Gilang suaminya bukan-bukan rumah seperti biasa, ini lebih dari sekedar rumah bisa di sebut mansion.
Mansion besar yang akan menjadi tempat tinggal dirinya bersama sang suami.
Kara berpikir sekaya apa suaminya itu hingga bisa memiliki mansion semewah ini bahkan kamarnya lebih besar dari kamar di rumah orang tuanya.
Bukanya Kara matre mengetahui bahwa sang suami kaya. Kara hanya ingin mengetahuinya saja. Bukan ada maksud lain.
Pintu kamar mandi terbuka menampilkan suaminya dengan stelan piama warna hitam dengan wajah terlihat segar tak nampak lelah seperti tadi sehabis acara pernikahan tadi.
Gantian Kara yang membersihkan badanya. Setengah jam lamanya ia baru keluar dari kamar mandi memakai piama warna biru muda.
Kara berjalan menuju ke arah ranjang. Di sana ada suaminya Gilang yang sudah memejamkan matanya dan berbaring di atas ranjang.
Rasa lelah dan kantuk telah menguasai Kara. Ia ingin cepat-cepat tidur dan menyelami alam mimpinya.
Kara naik keatas ranjang dengan hati-hati agar tak membangunkan suaminya dan berbaring membelakangi tubuh suaminya.
Baru akan memejamkan matanya Kara merasakan tangan kekar melingkar diatas perutnya.
"Aku mau meminta hak ku malam ini. Boleh?" bisik Gilang dengan nada pelan.
Kara menegang dibuatnya.
"Ta-tapi mas Kara be-belum siap," ucap Kara terbata.
"Kamu tau kan konsekuensi seorang istri menolak keinginan suami hm?"
Kara teringat pesan dari ibunya tadi sewaktu sebelum resepsi pernikahan di mulai.
Flaskback On.
"Sayang, sekarang kamu sudah menjadi seorang istri. Mama berpesan kamu harus jadi istri yang baik buat suami kamu, melayani semua kebutuhan suami kamu. Jika suami kamu meminta haknya. Kamu berikan hak yang diminta oleh suami kamu. Jika kamu menolak itu sama saja kamu mendapatkan dosa." Fina memberi penjelasan kepada Kara tentang kewajibanya sebagai seorang istri. Mereka berada dalam sebuah kamar hotel. Kamar dimana Kara dirias untuk acara resepsi pernikahan.
"Iya ma Kara akan dengarkan nasehat mama. Makasih ma selama ini udah jadi mama terbaik buat Kara," lanjutnya memeluk mamanya dengan erat dan penuh kasih sayang.
"Sama-sama sayang. Kamu juga putri mama yang terbaik." Fani membalas pelukan Kara tak kalah eratnya.
Flashback End.
Kara tersentak ketika tubuhnya dibalikan oleh suaminya. Mereka saling berpandangan mata beberapa detik.
Kara mengangguk mengizinkan Gilang mengambil haknya malam ini.
Terjadilah hal yang biasa di lakukan oleh pengantin baru. Mereka telah menjadi pasangan suami istri sepenuhnya.
"Terimakasih." Gilang mengecup kening Kara lembut.
**
"Sayang, bangun udah siang." Gilang membangunkan Kara dengan mengelus pipi Kara dengan lembut yang masih tertidur pulas.
Gilang jadi mengingat kejadian semalam. Rasanya benar-benar membahagiakan. Senyum pun tak pernah lenyap dari bibirnya sedari bangun pagi tadi.
Sebenarnya, Gilang tak tega membangunkan istrinya yang masih tertidur pulas. Tapi, Gilang harus membangunkan Kara. Ia takut istrinya ini akan sakit perut karena belum ada makanan yang masuk ke perutnya sedari pagi hingga siang ini.
"Sayang, hei ayo bangun."
"Eunghh," lenguh Kara yang terusik dari tidurnya dan membuka matanya perlahan. "Masih ngantuk mas." Kara kembali menutup matanya.
"Bangun dulu, mandi terus makan nanti baru tidur lagi," perintah Gilang.
"Nanti aja," gumam Kara pelan yang akan memasuki alam mimpi kembali.
"No! Harus sekarang nanti perut kamu sakit! Dari tadi pagi sampai sekarang kan belum kemasukan makanan apapun sayang." Gilang berucap sedikit tegas.
Kara mendengar ucapan suaminya yang tegas agak sedikit takut.
"Ya sudah mas tunggu di meja makan nanti aku nyusul habis mandi."
"Tapi jangan lama-lama." Setelahnya Gilang keluar kamar menuju dapur.
**
Gilang berada didapur menyiapkan makan siang untuk istrinya sambil menunggu Kara selesai mandi.
Gini-gini Gilang pintar memasak bahkan masakanya tak kalah enak dari makanan restoran mahal.
Di rumahnya ini memang banyak asisten rumah tangga tapi dirinya ingin memasakan makanan spesial untuk sang istri.
Gilang memasak sayur sop ayam dan telur balado. Setelah matang dan diletakan dipiring ia membawanya ke atas meja makan.
Gilang melihat kedatangan Kara dan tersenyum menyambutnya.
"Ayo kita makan nanti keburu perut kamu sakit aku udah masak sup ayam sama telur balado," ajak Gilang menarik tangan Kara mendekati meja makan.
Kara melihat makanan yang tersaji diatas meja makan merasa bersalah. "Maaf mas, harusnya aku yang memasak bukan mas yang sebagai suami malah memasak."
"Ga papa. Aku ingin masakin kamu makanan dan mencoba hasil masakan aku. Jadi, kamu ga usah merasa bersalah gitu. Lagian aku ngelakuinya dengan senang hati."
Gilang duduk disalah satu kursi dan menarik Kara duduk di atas pangkuanya.
"Aku duduk sini aja mas." Kara akan berdiri dan menunjuk tempat duduk sebelah kiri Gilang tapi pinggangnya langsung di tahan Gilang agar tak beranjak dari pangkuanya.
"Engga kamu duduk di pangkuan aku aja." Gilang tak mengizinkan Kara duduk di sebelahnya
"Buka mulutnya," perintah Gilang menyodorkan sesendok nasi dengan soup ayam.
"Aku bisa makan sendiri." Kara ingin merebut sendok di tangan suaminya.
Gilang menjauhkan sendoknya.
"Aku suapin."
Mau tak mau Kara membuka mulutnya. Mengambil sedikit nasi dari sendok dan mengunyahnya. Gilang memasukan nasi yang masih ada di sendok ke dalam mulutnya.
"Mas ga jijik makan bekas aku?" tanya Kara di sela mengunyah makananya.
"Ngapain harus jijik? Lagian juga sama istri sendiri."
"Kirain aja gitu mas jijik makan bekas aku."
"Engga. Buka mulutnya lagi." Gilang kembali menyodorkan nasi ke mulut Kara kemudian baru ke mulut Gilang.
Mereka makan bersama sampai nasi tandas tak tersisa. Gilang sudah membereskan semua peralatan makan mereka setelah itu melaksakan sholat zuhur berjamaah.
Kini Gilang dan Kara berada dikamar.
"Kamu kalau masih ngantuk tidur lagi. Aku nanti mau ke ruang kerja aku, kalau kamu butuh sesuatu bisa panggil aku atau minta bantuan sama bi Rai."
(Bi Rai yang di maksud adalah kepala asisten rumah tangga di mansion Gilang dan Kara.)
Kara yang sudah berbaring menganggukan kepalanya dan memejamkan matanya. Gilang tanganya aktif mengelus kepala Kara agar istrinya itu bisa cepat tertidur.
Tak membutuhkan waktu lama Kara sudah terlelap dalam tidurnya. Gilang mengecup kening Kara dan beranjak dari ranjang keluar menuju ruang kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaan kantor yang sempat ia tinggalkan beberapa hari lalu karena mengurus pernikahanya.

Bình Luận Sách (780)

  • avatar
    Faraaira

    ceritanya beneran bagus , aku suka sama ceritanya bener bener kayak kehidupan

    05/09/2023

      0
  • avatar
    PutraAidul

    bleh lah

    13d

      0
  • avatar
    Syazana Rusman

    Bagus banget

    19d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất