logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bab 6

Claire duduk di samping Han dengan gelisah. Ken tidak berhenti mencarinya, dia sudah bersusah payah keluar dari rumah sakit dengan penjagaan ketat. Tidak mudah melewati pengawal-pengawal itu kecuali Claire tidak lebih pintar mencari celah untuk keluar. Dan kesempatan itu datang ketika Ken pergi ke perusahaan dan Sean tidak berada di sisinya.
Claire menggunakan kesempatan itu dan menghubungi Han lalu seperti inilah keadaannya. Tiba di Paris tanpa membawa apa pun kecuali pakaian yang melekat di tubuhnya. Bahkan Han tidak tahu, Claire menjadi miskin karena dompet dan seluruh tabungannya berada di rumah.
Setelah dia Claire tidak bisa berpangku tangan dan mengandalkan Han. Claire juga tidak bisa kembali lalu melihat semua orang tidak menginginkannya. Satu-satunya pilihan adalah bertahan di Paris dan memulai hidup baru sebagai orang biasa. Tidak ada pelayan ataupun makanan enak yang tiba-tiba tersaji di meja makan. Claire juga tidak bisa menggunakan kartu debit tanpa limit sesuka hati kalau kenyataannya dia tidak memiliki sepeser uang pun. Dia sangat menyedihkan sekarang.
“Ken mencarimu sampai seluruh New York,” ucap Han.
Claire menatap Han. “Ken khawatir aku membuat keributan. Dia hanya mengikuti perintah ibu, sama sekali bukan karena khawatir aku menghilang. Bagi Ken, aku bukanlah apa-apa. Jenny lebih beruntung dibandingkan aku.”
“Kau selalu membahas Ken di tengah-tengah percakapan kita. Ken sangat beruntung dia tidak perlu melakukan apa pun untuk mendapatkan semua perhatianmu. Terkadang aku ingin bertukar posisi dengan dia menjadi dia dalam satu detik untuk merasakan betapa kau mencintainya.”
***
Pantulan air kolam terlihat berkilau di bawah lampu, Ken termenung di sisi kolam dengan kaki separuh terendam. Sejak kemarin dia belum mendapat kabar apa pun tentang Claire, pengawal yang dia perintahkan sama sekali tidak berguna.
Apakah gadis itu baik-baik saja setelah terbangun dari koma?
Hasil pemeriksaan Claire masih berada di meja kerjanya dan Ken tidak berniat untuk membukanya. Dia akan menyerahkan hasil itu pada Claire setelah gadis itu kembali. Namun, keyakinan Ken memudar saat menyadari Claire tidak bersamanya, gadis itu pergi tanpa pamit. Dan Ken tidak memberitahu Whitney tentang kepergian Claire, dia tidak bisa terlibat dalam hubungan rumit ibu dan anak. Tanpa masalah mereka hidupnya pun tidak berjalan dengan baik.
“Ada apa urusan apa kau memanggilku kemari?”
Ken tersentak dari lamunan saat mendengar suara itu. Dia membenarkan posisi duduknya lalu berdehem pelan untuk mengurangi kecanggungan.
“Aku ingin kau memeriksa laki-laki itu,” ucap Ken.
“Heh, kau mengatakan seolah kau bersedia membantumu. Terakhir kita bertemu tidak begini sikapmu padaku,” ucap Jenny dingin.
“Aku minta maaf soal itu aku hanya tidak ingin Claire salah paham.”
“Ingat Ken, ini terakhir kalinya aku terlibat dalam urusan kalian. Setelah masalah ini selesai aku ingin liburan, Florida dan kau menemaniku selama seminggu.”
“Sepakat.”
“Untuk sejenak lupakan janji itu Ken, setiap orang penah melakukan kesalahan kau hanya perlu menatap ke depan dan menemukan kebahagiaan. Raihlah keinginanmu, meskipun berlawanan dengan hatimu aku yakin gadis itu pilihan yang tepat. Meskipun aku tidak menyukainya, tapi dia orang yang paling kau cinta. Jadi seharusnya mulai sekarang aku berdamai dengan dia.”
“Seandainya semudah itu Jen, tapi janji itu melibatkan banyak orang. Aku tidak bisa ingkar pada Whitney.”
“Perempuan tua itu.” Jenny menarik napas panjang. “Dia tidak berhak mengorbankan apa pun dari kalian, bahkan dia bisa menukar kebahagiaan putrinya untuk kepentingannya sendiri. Ibu macam apa yang tega melakukan hal semacam itu. Meskipun ibuku miskin, dia tidak pernah mengorbankan kebahagiaan Han. Ibu mendukung apa pun keputusan Han meskipun itu melukai hatinya. Melihat Whitney bersikap acuh pada gadis itu, aku merasa prihatin. Bagaimanapun kehidupanku lebih baik karena mendapatkan kasih sayang penuh dari ayah,” ucapnya dengan tatapan lurus ke depan melihat riak air kolam itu dengan senyum sedih.
“Sejak kehilangan ayah dan kakaknya, Claire bukan lagi gadis ceria yang aku kenal. Dia menjadi tertutup dengan lingkungan sekitar. Bukan aku tidak peduli, tapi aku tidak bisa menunjukkan kepedulianku secara terang-terangan. Yang bisa aku lakukan hanya mengawasinya dalam diam, caraku mungkin melukai hatinya melihat dia bersama Han, hatiku juga terluka. Seandainya aku bisa berada di sisinya tanpa menyandang nama keluarga aku pasti sangat bahagia.”
“Kau tidak sadar hidupmu di atur oleh perempuan tua itu, pernahkah kau melakukan sesuatu di luar keinginanya?”
Ken terdiam lalu berpikir ke belakang pada waktu yang sudah dia lalui. Benar yang dikatakan Jenny, dia tidak pernah melakukan sesuatu di luar keinginannya. Sejak menyandang nama Smith, Ken kehilangan kebebasan, masa mudanya terenggut begitu saja. Dan tidak menyadarinya sebelum Jenny memberitahunya.
“Sebelum terlambat, kejarlah dia aku tidak bisa membantu selain memberikan dorongan. Kau orang penting di hidupku, aku tidak ingin melihatmu mengambil jalan yang salah. Keuntungan dari kesepakatan itu kau bisa mengabaikannya, termasuk pemberian perempuan itu.”
“Aku bisa melakukannya Jen tapi tidak sekarang.”
"Kau harus berusaha mendapatkannya apa pun yang terjadi di masa depan."
Ken mengangguk. "Aku pasti berusaha sekeras mungkin. Kau tidak perlu cemas tentang itu."
***

Bình Luận Sách (134)

  • avatar
    Fadilah

    kerenn

    27/05

      0
  • avatar
    Siapa ?Saya

    ceritanya menarik banget

    23/01

      0
  • avatar
    surianieAnne

    👍👍👍

    03/01

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất