logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

7. Hukuman

"Siapa yang berani bertingkah tanpa izin dariku?"
Para pelayan saling melirik bingung, mereka sungguh tak tahu dengan pertanyaan Abel. Yang mereka tahu Albert tiba-tiba saja menyeret semua pelayan ke salah satu lorong istana. Tak ada kesalahan dari sejak pagi, tak ada juga masalah dalam makanan kaisar, bahkan debu pun tidak terlihat di istana ini.
Lantas apa yang membuat Abel tampak begitu marah?
Mudah-mudahan jawabannya ada pada Amy, seorang pelayan yang duduk bersimpuh dengan gelisah, padahal teman kerjanya kompak menunjukkan raut bingung. Jelas sekali Amy bermasalah sampai keringat bercucuran di wajahnya, yang kemudian mengalir ke leher dan membasahi pakaiannya.
"Hei, apa kau kebelet BAB?" bisik Rose, pelayan Leony yang juga terseret dalam masalah ini.
Sedangkan Amy hanya bisa meneguk ludah gugup, tak menaruh perhatian pada pelayan di sampingnya. Ia tidak berani mengangkat kepala dan hanya memperhatikan tangannya yang saling bertautan. Tanpa harus dijelaskan pun firasatnya mengatakan bahwa kemarahan Abel berhubungan dengan ratu baru.
"Kalau tidak ada yang mengaku aku akan membunuh kalian semua," ancam Abel terdengar serius, padahal sesungguhnya ia tak berniat menghabisi para pelayan.
Namun, sekalipun kalimat tadi hanya candaan orang-orang tidak akan tertawa. Mereka tak tahu perihal kutukan yang menimpa sang kaisar. Entah pelayan, bangsawan, atau rakyat biasa hanya memiliki pemikiran jika Abel adalah seorang tiran.
Memang pernah ada dugaan tentang kaisar yang terkena kutukan. Hanya saja semua informasi mengenai hal tersebut tiba-tiba lenyap. Itu mencurigakan. Tetapi, karena reputasi buruk Abel telah merangsek ke pikiran semua orang, mereka jadi beranggapan sang kaisar tak suka dengan berita miring tentangnya.
"Tidak ada yang mengaku? Baiklah. Sepertinya kalian memang sangat ingin mati hari ini," ungkap Abel menarik pedang dari tempatnya.
Tepat ketika pedang tersebut hendak dihunuskan Amy berdiri lalu berteriak, "S-saya mengaku telah membuat kesalahan. Tolong jangan bunuh mereka semua!"
Amy tumbuh bersama semua pelayan di istana. Dengan kata lain mereka menyimpan banyak kenangan yang sukar untuk dilupakan. Ia bisa saja tak mengaku dan membiarkan istana banjir darah hari ini, tapi dirinya menghargai kebaikan yang pernah rekan seperjuangannya berikan.
"Tanpa pikir panjang saya mendorong Ratu ke ruang kematian. I-itu murni kesalahan saya, mereka tak terlibat, jangan bunuh mereka," lanjut Amy tak sanggup menahan getaran takut dalam suaranya.
Sementara itu, Rose yang mendengar kata ratu langsung berdiri dengan wajah jengkel. Pantas saja Leony tak kunjung kembali ke istana. Ternyata ini adalah ulah Amy, pelayan yang tadi terlihat pucat seperti sedang menahan hasrat buang air besar.
"Yang Mulia Ratu itu baru di sini. Dia tidak tahu apa pun tentang istana, harusnya kau jangan membuat onar!" sungut Rose berapi-api.
Pelayan di istana tahu persis apa dan di mana ruang kematian. Sebelum bekerja Abel memberi tahu mereka untuk jangan mendekat ke sana, sebab tempat itu amat berbahaya. Namun, hari ini Amy malah membuat seseorang masuk ke tempat yang diperingati sang kaisar.
"Kenapa diam saja? Apa kau sudah berak di celana, hah?! Eh, kau kan tidak pakai celana. Maksudku apa kau sudah berak di rokmu, hah?!"
Rose kembali menjerit kesetanan, tak terima dengan perlakuan yang diterima nonanya. Seketika ia diselimuti oleh kemarahan hingga akal sehatnya hilang dan hendak memukul Amy. Beruntung Albert langsung membawa jauh pelayan itu dari hadapan Abel.
Setelah kepergian Rose, yang tentu saja sangat mengganggu, Abel pun menatap lekat pada tersangka keributan di istananya. "Pilih salah satu, mati diracun atau mati dipenggal?"
Tak ada yang bagus dari dua pilihan barusan, pilihan pertama membuat tubuh seseorang kesakitan akibat racun, sedangkan pilihan kedua juga tak kalah buruk. Malangnya Amy harus memilih salah satu dari dua pilihan mengerikan ini.
"P-penggal saja kepala saya, Yang Mulia," jawab Amy nyaris jatuh karena tubuhnya terasa lemas.
"Pilihan bagus," puji Abel bersiap untuk menggunakan pedangnya. Hanya saja teriakan seseorang membuat pria itu terdiam kaget.
"Apa yang Anda lakukan?!"
Itu adalah jeritan Leony yang kini berlari tergesa-gesa di lorong istana, sementara di belakangnya tampak Albert dan Rose menyusul. Gadis itu langsung datang usai mendengar penjelasan Rose. Ia harus mencegah Abel memberi hukuman mati untuk orang yang membuatnya sengsara.
"Jangan bunuh siapa pun, Yang Mulia," pinta Leony tengah-engah, efek dari berlari tadi.
Permintaan mencengangkan ini tentu saja jadi pusat perhatian. Semua pelayan yang masih duduk bersimpuh saling melempar tatapan senang, menganggap Leony adalah ratu baik walau telah ditindas selama ini. Pasti istri sang kaisar adalah malaikat yang turun dari langit.
"Aku ingatkan satu hal, orang ini sudah membuatmu celaka." Abel mengarahkan ujung pedangnya pada Amy dan melanjutkan, "Tolong jangan bersikap naif. Jika kau gampang memaafkan maka orang akan semakin melonjak padamu."
"Siapa bilang saya memaafkan pelayan ini?" sahut Leony berhasil mengembalikan saluran pernapasannya yang tadi sedikit sesak.
"Lalu kenapa kau memintaku untuk tidak membunuhnya?"
"Itu karena saya ingin memberi hukuman lain. Jangan bunuh pelayan ini, tapi lempar dia ke tempat aneh yang pernah saya masuki sebelumnya."
Sontak saja para pelayan menarik ucapan mereka beberapa waktu lalu. Apanya yang malaikat? Pasti Leony adalah reinkarnasi iblis karena mengatakan hal tadi dengan santai. Masuk ke ruang kematian itu lebih buruk dari hukuman apa pun, seseorang bisa sakit jiwa ketika lama berada di sana.
Berbeda dengan respons ngeri para pelayan, Abel justru menjadi satu-satunya orang yang tersenyum senang. Nyata sekali ia setuju dengan saran dari Leony. "Karena kau yang meminta akan kulakukan," tandasnya.
Lantas kaisar itu memberi kode lewat lirikan matanya pada Albert, supaya pelayan bernama Amy diseret paksa ke ruang kematian. Ia yakin pelayan itu tidak akan tahan di sana dan meminta untuk mati. Tak ada yang sanggup bertahan sendirian di ruang kosong yang kadang memberi efek halusinasi.
"Dengar ini semuanya, pasang telinga kalian baik-baik jika tidak ingin berakhir seperti pelayan tadi," tutur Abel membuat semua orang menahan napas. "Siapa pun yang menindas istriku akan kupenggal kepalanya, tanpa kecuali."
Sangat di luar perkiraan. Ketika berlari datang ke sini Leony hanya bermaksud balas dendam pada pelayan yang menjahatinya, tapi ia malah mendengar hal mengejutkan dari mulut Abel. Ini berarti kaisar itu mulai menaruh perasaan untuknya.
"Tampaknya usaha Anda tidak sia-sia. Yang Mulia Kaisar sungguh jatuh cinta pada Anda!" bisik Rose pelan sekali, takut terdengar orang lain.
Leony merasa dirinya telah memenangkan lotre dalam jumlah fantastis. Fakta bahwa Abel mulai peduli terhadapnya benar-benar membahagiakan. "Kita harus merayakan ini," ucapnya berbisik.
"Hah? Siapa yang ulang tahun?"
"Bukan begitu, Rose. Maksudnya kita harus merayakan Abel yang sudah jatuh cinta padaku."
"Saya mengerti. Ini berarti kita harus membeli kue dan meniup lilin?"
"Rose, tutup mulutmu sebelum aku menyuruh Abel melayangkan pedangnya ke lehermu."
Sementara dua orang itu mengobrol, para pelayan menunduk dalam sembari mengepalkan tangan kuat-kuat. Amy adalah bukti dari kepedulian Abel terhadap istrinya. Entah apa yang Leony perbuat sampai kaisar itu bertindak seperti ini.
Padahal beberapa hari lalu Abel menyuruh semua orang di istana untuk menindas ratu baru mereka. Apakah Leony menggunakan sihir yang dapat membuat seseorang terpikat padanya? Jika iya para pelayan ingin tahu sihir apa itu, barangkali mereka bisa memanfaatkannya untuk menjerat pria kaya.

Bình Luận Sách (111)

  • avatar
    Najwaaa

    bagus

    1d

      0
  • avatar
    Dek Septa

    cerita istimewa dan bagus

    4d

      0
  • avatar
    MaulanaRohan

    apk ini bagus

    22/08

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất