logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 7 PERGI KE ACARA KONGRES

Caesar mengamankan Aby di ruang tengah. Gadis itu tampak duduk bertumpu di kursi sofa. Takut dan kesal memburunya pada waktu bersamaan. Sementara Tom dan Caesar sedang berbicara empat mata di ruang yang lain. Setelah peristiwa blow yang berantakan itu, Caesar meminta seluruh pelayan untuk membersihkan ruang bacanya tadi. Sementara dia dan Tom sedang berbincang empat mata di ruangan yang lain.
“Apakah Simon sudah bergerak?”
“Ya, Bos. Anak buah kita sudah menguasai tempat itu. Saya yakin barang itu akan kita dapatkan.”
“Menarik. Kita yang menikmati hasil kerjanya, tapi dia yang akan mendapatkan malu. Hahaha! Simon, rasakan pembalasanku. Ini baru permulaan dari penebusan nyawa Debora dan balasan atas wanita jalangmu waktu itu, bajingan!” mata Caesar menyorot tajam ke titik fokus.
“Lalu, Tuan. Bagaimana dengan Viens? Kita apakan dia?”
“Oh, gadis itu. Hufhh, dia sudah membuatku terserang migrain. Biarkan saja. Aku akan mengurusnya nanti saja. Oh ya, bukankah malam ada kongres malam ini?”
“Benar Tuan. Ketua judi Emerald Yen, akan mengadakan sebuah kompetisi judi terbesar. Dia bekerja sama dengan seorang pengusaha dari Eropa. Kata rumor yang beredar, orang itu adalah kerabat keluarga Houston.”
“Di mana akan diadakan kali ini?”
“Di Eropa, Bos.
“Houston? Tunggu dulu.” Kening Caesar mengerut, bola matanya dimicingkan seakan teringat sesuatu. Nama sebuah keluarga yang tidak asing.
“Uncle Morgan dan aunt Venena sudah meninggal. Siapa yang akan mewakili Housten?”
“Entahlah, Bos. Tapi yang jelas … dia salah satu anggota Houston. Kerabat dari Tuan Morgan.”
“Emerald … si bajingan itu apakah ingin mengadu domba Naga Timur dengan Fire?”
“Ah iya, kalau aku tidak salah mengingat, bukankah mereka memiliki seorang putri? Abygail, di mana gadis itu?”
“Dari rumor yang beredar, gadis itu menyibukkan diri dengan bisnis keluarga. Tapi dia enggan untuk tampil di muka public.”
“Oh ya? Hahaha! Gadis yang unik. Kita lihat saja, apakah malam ini dia akan tampil,” harap Caesar.
Rupanya Caesar belum tahu jika saat ini gangster Fire sedang memusuhi Naga Timur karena menuduh mereka sebagai penyebab kematian ketua kelompok geng mereka.
Caesar hanya mengingat bagaimana hubungan kerja sama dua keluarga mereka yang sangat baik, dahulu.
“Kita harus menemukan gadis itu. Apapun caranya. Usahakan kitalah yang menemukannya, jangan sampai Simon yang menemukan gadis kecil itu.”
“Saya rasa dia bukan gadis kecil Bos. Usianya sekitar dua puluh tahun. Hmm, jika ingin disamakan, dia sama persis seusia Viens.”
“Aku tahu. Dia … sudah besar.”
“Dan sudah waktunya menikah,” sergah Tom dengan tatapan jaimnya.
“Issh, isshh, kau ini. Jika membahas wanita saja kau bersemangat sekali,” cibir Caesar menatap kesal pada Tom yang menurun naikkan alis nakalnya.
Malam yang sangat dingin di kota Beijing. Tak terasa Abygail sudah sejauh ini meninggalkan Britania hanya untuk menemukan pembunuh kedua orang tuanya dan membalaskan dendam. Meskipun ia tahu resiko yang akan dihadapinya. Terlebih lawananya adalah seorang pria mesum.
Dimana wanita hanyalah selimut malam dan alat pemuas baginya. Abygail tak sanggup membayangkan keperawanannya yang sudah ia jaga selama sisa umur hidupnya akan jatuh di tangan musuh nyatanya.
“Kamu kenapa? Apa kamu meriang? Menggidik gitu,” suara Caesar menginterupsi dari arah sisi ruangan yang lain saat Aby menggidik sendiri di tempatnya. Dua orang pengawal yang sejak tadi membentenginya kini beranjak sedikit menjauh ketika sang tuan sudah duduk di kursi sofa bertopang kaki. Saling berhadapan dengan Aby.
Kedua tangan Caesar menyilang di dada, tatapannya datar namun fokus pada Abygail. Sementara yang ditatap sudah merasa kikuk sendiri di tempat. Abygail tak berani membalas tatapan Caesar Yan yang membidik tajam.
“Malam ini kau harus ikut denganku.” Aby langsung menegakkan tubuhnya. Dan kali ini matanya berani membalas tatapan sang Bos mafia. Tom datang kemudian meletakkan sebuah gaun panjang yang sangat seksi di atas meja. Setumpuk pertanyaan mengapung dalam kepala Abygail.
“Kenakan gaunmu.”
“Apakah saya sudah diterima bekerja Bos?”
“Ya. Kau akan mengawal aku.Dan kau memiliki dua tugas kepadaku yaitu melindungiku dan melayaniku. Kau tahu kan apa arti MELAYANI, Viens?” nada Caesar terdengar sinis dan dingin. Tak hanya itu sorot tajam mencekam menampil dari wajah tanpa senyum itu.
“Ya melayani nafsu bejatmu kutu kupret,” ketus Aby dalam hati. “Aku akan membuatmu langsung impoten, lihat saja nanti,” sambungnya lagi.
“M … melayani B … Bos? Maksudnya bukankah melindungi Bos itu adalah pelayanan saya juga?”
“Bodoh, maksud saya, menemani saya di manapun, kapanpun, dan bagaimanapun. Apa kau mengerti?”
“B … baik Bos.” Abygail bergetar gugup menjawabi lelaki itu. ia sampai tidak berani mengangkat wajah di hadapan Caesar.
“Suruh mereka masuk,” pinta Caesar kepada Tom. Dag dig dug serr jantung Abygail saat satu tim rias memasuki ruangan. Sekitar dua pelayan laki-laki menggiring tubuh Abygail ke dalam sebuah kamar diikuti oleh tim rias yang sudah disiapkan oleh Caesar.
“Saya mau diapakan Bos?! Bos! Bos, tolong ini ada apa?!” ronta Aby. Caesar hanya menyungging senyum sinis di balik tatapan dinginnya. Dalam hati pria itu sudah tidak sabar ingin melihat penampilan Abygail yang baru.
Seorang pengawal dengan gaun, apakah bisa melindungi seorang raja pembunuh bayaran? Rasanya pengawal itu hanyalah sebuah alasan atau memang Caesar sedang menguji hatinya yang saat ini tersiksa oleh bayangan sang kekasih.
Caesar terkesiap takjub melihat gaun malam pesta berwarna hitm dengan belahan sampai ke sisi paha, membalut tubuh Aby. Ditambah leher gaun yang memperlihatkan belahan buah dada.
Hati Caesar takjub. Ia tidak menyangka jika Viens bisa disulap menjadi peri yang cantik jelita. Rambut panjang gadis itu dibiarkan menggerai dengan bentuk ombaknya. Menyisir ke sisi pundak. Dan memperlihatkan pesona leher jenjang Abygail yang menggoda. Memanggil hasrat Caesar untuk bermanja di sana.
“Bos! Bos!” suara Aby memanggil-manggil. Gadis itu merendah dan meninggikan suaranya hanya demi menyadarkan sang Bos dari lamunan mesumnya. Agh, apakah tidak ada pikran lain dalam otak pria itu selain bayangan seks? Menyedihkan.
“Eh, e, iya, kau memanggilku ya? Kupikir kau sedang bernyanyi,” jengahnya. Lelaki itu meminta tim rias untuk segera pergi. Sementara ia segera berjalan menuju ruang baca kemudian kembali dengan sebuah holster.
“Ini, kenakan di pahamu,” ucapnya menyerahkan Holster tersebut. Aby terheran kenapa Caesar begitu sangat percaya padanya hingga memberinya benda aneh itu.
“Kenapa saya harus mengenakan ini, Bos?”
“Kita memang sedang ke pesta, Viens. Tapi pesta bagi seorang mafia adalah ladang pembantaian. Jadi kau harus mempersiapkan dirimu dengan sangat baik, untuk berjaga-jaga.” Abygail mengagumi kejelian insting si Macan Asia itu.
Sejujurnya Tom merasa sangsi melihat Caesar begitu percayanya pada pengawal wanita itu. Terasa aneh memang, Caesar adalah sosok sniper jitu. Bidikannya tidak pernah meleset dalam keadaan apapun. Tapi, entah kenapa lelaki hebat itu membutuhkan seorang pengawal wanita yang justru akan berubah fungsi menjadi merepotkannya.
“Sebentar, Bos. Beri saya waktu memasang semua persenjataan saya di sini,” izin Aby.
“JIka kau butuh senjata lengkap, pergilah ke ruang bacaku. Di sebuah rak buku ada kotak berisi semua persenjataan lengkap. Pakailah,” ujarnya lagi. Abygail menurut. Dengan langkah yang kewalahan oleh sepatu highheelsnya, gadis itu berjalan sambil menyingsingkan kain gaunnya yang panjang menyapu lantai.
“Bos, apakah tidak berlebihan memberinya kepercayaan yang sangat seperti itu?” sidik Tom begitu Aby menghilang dari tempat mereka.
“Aku tahu kekhawatiranmu, Tom. Tapi … aku percaya, anjing tidak akan menggigit tuannya. Kau tenang saja, dia jinak, aku yakin itu,” ucap Caesar tenang.
“Saya tahu, Bos. Tapi saya hanya … waspada saja. Karena musuh kita bukanlah kelas teri.”
“Loh, bukannya kamu yang menyeleksi datanya. Sekarang kenapa kamu yang malah cemas begitu, Tom? Aneh.”
“Saya tahu, Bos. Tapi ini terlalu dini untuk membeberkan pada wanita itu letak persenjataan kita. Bisa-bisa ….”
“Agh, sudahlah. Aku bingung dengan kecemasanmu itu.”

Bình Luận Sách (287)

  • avatar
    Farah Aida Ramli

    kadang sakit hati kadang kesian sama caesar dan aby..tp kenapa aby prgi😭

    07/07

      0
  • avatar
    01Riri

    the best❣️🔥

    22/04

      0
  • avatar
    AdeliaEcha

    kereeennnnnn

    04/11

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất