logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bab,6

Tengah malam Romo dan Marni berangkat mengenakan jib nya, bela masih terlelap dipelukan Marni. Sepanjang jalan tak banyak obrolan yang terjadi antara anak dan bapak itu. Semua sibuk dengan pikiran masing-masing.
Lama kelamaan marnipun terlelap juga. Matahari sudah mulai menampakan sinarnya,pada saat itu pula mereka sampai di tempat tujuan. Marni tampak bingung,karena rencana awalnya adalah liburan. Kenapa ini tidak ada tempat untuk berlibur? Hanya ada sebuah jalan raya dan ruko berjejer.
"Romo. Katanya kita akan liburan. Kenapa kita kesini?"tanya Marni.
"Nanti kamu juga tau."jawab Romo sembari berjalan dengan mengandeng bela.
Marni tak bertanya lagi,ia hanya mengekor di belakang Romo. Romo menggedor pintu ruko yang kebetulan belum di buka. Tak berapa lama pintu terbuka. Tampak seorang lelaki dengan perawakan kurus sedikit dekil dan berambut keriting.
"Maaf bapak,warung krupuk ya belum buka."kata pria yang buka pintu.
"Yanto ada?"tanya Romo.
Seketika Marni terperanjat ketika mendengar nama Yanto di sebut.
"Ada pak,mari silahkan masuk."sambut pria itu.
Kemudian mereka memasuki ruko. Marni sudah tak tenang. Ia merasa tak nyaman berada di sekitar Yanto. Tak berapa lama Yanto keluar,yantopun terkejut melihat istri dan mertuanya berada di hadapannya
"Romo? Marni?"Yanto hanya sanggup menyebutkan namanya tanpa bisa berkata-kata lagi.
"Kamu masih ingat nama istrimu? Bahkan kamu tak pernah sekalipun melihat anakmu."kata Romo.
"Ini anak ku,Marni?"tanya Yanto pada Marni.
Bela yang duduk di pangkuan Marni langsung di dekatnya dengan erat.
"Bukan. Ini hanya anakku. Bahkan kamu takpernah memberi uang sepeserpun. Jadi ini adalah anakku. Bukan anakmu." Kata Marni dengan ketus.
"Tapi Kitakan bikinnya bareng." Kata Yanto dengan polosnya.
"Bodi amat. Ini tetap anakku."ucap Marni.
"Romo,sebentar ya. Saya ada kerjaan baru goreng krupuk. Tanggung,sebentar lagi selesai." Kata Yanto.
Romo hanya menganggukan kepala. Sementara wajah Marni masih tampak sewot,tak lama setelah Yanto kembali ke dalam,datanglah seorang perempuan,perawakannya tinggi,kurus ,berkulit putih serta memiliki rambut yang ikal.
Perempuan itu tersenyum pada Marni dan Romo,begitupun sebaliknya,
"Permisi,apa mas Yanto ya ada?" Tanya perempuan itu.
"Ada. Dia di dalam. Kamu itu siapanya Yanto ya?" Tanya Romo.
"Saya calon istrinya,pak.bapak ini siapa ya? Tamunya mas yantokah?"tanya perempuan itu.
"Saya mertuanya. Dan ini anak dan istrinya."ucap Romo sembari menunjuk pada Marni dan bela.
"A...apa? Mas Yanto bilang dia belum menikah."ucap gadis itu.
Semua terdiam.
"Mbak,kalau memang mbak ingin menikah dengan Yanto,nggak masalah. Toh aku juga nggak mencintainya. Aku nggak keberatan kalau mbak mau menikahi Yanto."kata Marni seketika.
"Marni!"bentak Romo.
"Memang benar,Romo. Marni tak pernah mencintainya."suara Marni kini tak kalah tingginya dengan suara Romo.
Romo sempat terkejut dengan ulah Marni barusan. Namun ia kembali menetralkan emosinya. Bersamaan dengan itu Yanto keluar. Yanto terkejut dengan apa yang ada di hadapannya. Di belakang Yanto muncul pria yang membukakan pintu tadi.
"Waduh,perang ini. Istri pertama ketemu dengan calon istri kedua. Bakalan rame."kata pria yang membukakan pintu tadi.
Marni tersenyum dan mendekati wanita itu.
"Mbak,siapa namamu?"tanya Marni.
" Yanti,mbak."jawabnya.
"Mbak Yanti. Kalau kamu mau menikah dengan Yanto,silahkan. Saya tidak keberatan. Karena aku sama sekali tidak mencintainya. Bahkan kamu tau mbak? Aku hanya di Sentul satu kali olehnya dan itupun aku tidak pernah menginginkan sentuhan itu. Nyatanya Allah berkata lain. Setelah itu aku langsung hamil. Dan ia pergi begitu saja tanpa pernah mengabari ku."ucap Marni.
"Marni,kamu tidak mencintaiku?"tanya Yanto keheranan.
"Tentu. Apa pernah aku mengatakan cinta kepadamu? Yang ada hanya caci makian yang aku keluarkan untukmu.
"Mbak,maaf. Saya tidak tau kalau mas Yanto punya anak istri. Kalau tau pasti aku tidak akan mendekatinya."terang Yanti.
"Tak masalah. Lanjutkan saja pernikahan kalian. Aku malah berterimakasih kepadamu,mau menunggunya dan akupun akan melangkah kedepan dengan bebas."ucap Marni.
"Marni,jangan ngomong seperti itu. Katakan kalau kamu mencintaiku."kata Yanto.
"Bodo amat. Aku tak akan pernah mau menjadi istrimu lagi." Saut Marni.
Romo seperti sudah kehilangan kendali. Romo langsung melayangkan tangan nya,dan mendarat bebas di pipi Marni.
Marni terkejut dengan perlakuan romonya. Marni memandang Romo sembari memegang pipinya yang memerah.
"Cukup. Bukan kamu yang menentukan. Tapi Romo."ucapnya dengan nada tinggi.
"Yanto. Kemasukan barangnya. Ayo pulang."titah Romo.
"Baik Romo."Yanto bergegas masuk dan berkemas.
Sementara Yanti,kemudian ia pamit untuk pulang. Dan acara pernikahannya batal.
Marni sudah tak bisa berkutik lagi ketika Romo sudah mengatakan sesuatu,itu artinya takdir bagi dirinya.
Tak lama kemudian Yanto keluar sembari membawa tas berisi baju-bajunya.
"Ayo kita pulang "ucap Romo.
Tanpa kata Marni mengekor di belakang sembari menggandeng bela. Sedangkan Yanto berjalan dengan langkah gontai. Sepanjang perjalanan tak ada percakapan di antara mereka. Marni sibuk dengan pikiran dan emosinya. Kini semua luka hatinya kembali mencuat. Ia kembali teringat dengan perlakuan ibu mertua serta adik iparnya. terlebih lagi ia sama sekali tidak mencintai Yanto.
Sedangkan Yanto,kini hatinya berkecamuk. Ia tak sanggup menghadapi kemarahan Romo. Dan tentu ia tak kan luput dari amarah ayahnya sendiri,Supono.
Romo pun sibuk menetralkan emosinya. Ia sudah tidak kuat lagi melihat anak perempuannya menderita. Kini setelah kelahiran bela,sikap dan pola pikir Romo sudah banyak berubah. Sudah tidak sekolah dulu. Hanya saja masih keras kepala.
Setelah menempuh perjalanan jauh,akhirnya sampailah mereka di kediaman Romo. Tanpa banyak kata Romo langsung membersihkan diri di kamar mandi. Dan tak lama kemudian ia masuk kamar tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Marni dan bela pun begitu,mereka bergagas membersihkan didmri dan setelahnya langsung masuk kamar. Yanto yang masih duduk di kursi ruang tamu hanya bisa terdiam. Kini ia sudah kehilangan akal. Sementara kasih dan biyung sedang ke ladang untuk memberi makan siang para pekerja di ladang.

Bình Luận Sách (115)

  • avatar
    RahayuningtyasSelfi Aprilia

    bagus

    1d

      0
  • avatar
    KhairunnisaYasmin

    bagus

    12d

      0
  • avatar
    NiRa

    ceritanya sangat bagus saya suka

    16d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất