logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bab 5

Semenjak kedatangan Marni di kediaman orang tuanya,Romo sangat senang dengan bela. Lambat laun Marni bisa melupakan sakit hatinya.
Dan di rumah Sarjono sedang terjadi acara pernikahan bagus dan marti. Acara berjalan dengan sangat mewah dan meriah.marti sangat bahagia. Ia tak tau kalau setelah kebahagiaan ini ia akan menangis tak terkendali.
Sementara di kediaman Romo
"Nduk,suamimu itu gimana? Dia pergi kemana? Kok tak pernah ada kabar. Bahkan di acara pernikahan adiknya pun ia tak pulang?" Tanya Romo.
"Katanya ke kota ternak kambing atau gimana,Romo. Saya nggak tau. Karena dia nggak pernah cerita. Kirim suratpun tak pernah ,Romo."jawab Marni dengan santun.
"Apa maunya bocah itu." Romo Husen bermonolog,
Marni semakin hari semakin ceria menjalani kehidupannya bersama keluarga dan buah hatinya.
Sedangkan di keluarga Supono,setelah acara pernikahan marti pun langsung di boyong ke rumah juragan Tora . Sepanjang jalan menuju rumah juragan Tora senyum selalu menghias bibir marti. Sementara bagus tak menunjukan expresi apapun.
Sesampainya di rumah juragan Tora,marti sudah di sambut oleh Sri,istri pertama bagus. Wajah Sri tampak bengis. Badannya yang gempal dan rambutnya yang sebahu memberikan kesan lebih bulat pada wajahnya.
Sri berjejak pinggang menyambut madu dan suaminya. Bukan tanpa alasan Sri bersedia di madu,Sri tidak bisa hamil,dan ia mengizinkan bagus untuk menikah lagi. Dengan syarat setelah istri bagus hamil dan melahirkan maka bayi itu akan menjadi milik Sri.
Bagus turun dari arak-arakan kuda,ia berjalan ke arah Sri,wajah bagus tampak berubah. Wajah bagus yang awalnya datar saja kini tampak seulas senyum di wajahnya . Bagus memang sangat mencintai sri. Maskipun tubuhnya yang jauh dari kata sexy,namun bagus mencintai sri apa adanya .
"Dek Sri. Kamu ngapain di sini? Nanti kalau marti tau kamu istri pertamaku maka keinginan kita untuk punya anak bisa gagal."kata bagus dengan lembut pada Sri.
"Iya mas. Sri hanya ingin menyambut kalian."katanya sembari tersenyum.
Kemudian marti dan juragan berjalan mendekati bagus dan sri.juragan Tora tipe orang yang nggak mau ribet dengan kehidupan. Makanya iapun mengijinkan ketika ia ingin menikah lagi untuk bisa mendapatkan keturunan.
Kini,awal kehidupan sengsara marti sudah di mulai. Marti yang awalnya selalu berlaku buruk pada Marni,kini ia akan mendapatkan apa yang ia tanam.
Sementara di kediaman Romo Husen.
"Biyung,bagaimana kalau Marni kerja aja."tanya Marni pada biyung.
"Kamu mau kerja apa nduk? Kasian anakmu masih kecil." Kata biyung.
"Iya mbak. Kasian bela,masih kecil mau di tinggal."saut kasih
"Romo masih sanggup membiayai hidupmu dan bela. Romo nggak ijin kamu kerja."saut romom.
"Injih Romo."saut Marni.
Hari hari Marni kini di warnai dengan gelak tawa bela dan tentu di iringi dengan tawa menggelegar milik Romo .
Hari berganti hari,mingguan berganti,kini bulanpun telah berganti dengan tahun. Usia bela sekarang sudah enam tahun. Selama itu pula Marni hidup sendiri tanpa status yang jelas.
Marni kini telah bekerja di sebuah klinik kesehatan. selama itu pula ia tak pernah mendapat kabar dari suaminya. Dan Marni pun setiap hari masih sering menyambangi mertuanya di rumah Supono.
Pagi itu,saat Marni sedang bersiap ingin berangkat kerja ia sempatkan ngobrol sebentar dengan romonya
"Romo,kenapa akhir-akhir ini aku bermimpi,sedang mencuci baju di sungai dan ada yang hanyut. Ada apa ya Romo?"tanya Marni.
Romo hanya tetdiam,ia tak menyahut teguran Marni.
"Romo akan pergi sebentar."kemudian Romo beranjak dari duduknya. Romo berjalan keluar rumah dengan tergesa-gesa. Romo pergi dengan mengendarai jib nya. Marni hanya bisa memandang kepergian romonya dengan perasaan penuh tanda tanya.
Sementara Romo Husen melajukan jipnya menuju rumah sang besan. Sesampainya di depan rumah Supono,ia langsung mengetuk pintu rumahnya dengan kasar. Tak berapa lama Supono membuka pintu.
"Eh,ada pak besan. Mari masuk,pak."sapa Supono.
"Tak usah. Sekarang katakan. Di mana Yanto."kata Romo dengan suara yang sudah tidak bisa di kontrol nadanya.
"Ada apa kangmas?"tanya Supono penasaran.
"Sepertinya Marni mempunyai filing,lalu Yanto akan menikah lagi. Makanya aku akan cari dia. Aku penggal kalau perlu."ucap Romo masih dengan nada emosi.
" Saya tidak tau pasti,kangmas. Bagaimana kalau kita cari sama-sama."tawar Supono.
"Ayo." Saut Romo.
Tanpa banyak aba-aba,merekapun sudah melangkah ke arah jib. Supono dan Romo mulai mencari keberadaan Yanto. Setelah menyusuri jalanan di pinggir kota dan bukan hal sulit bagi Romo untuk bisa menemukan keberadaan Yanto.
Tak berapa lama Romo menemui orang suruhannya untuk memantau keberadaan Yanto.
"Bagaimana? Ketemu?"tanya Romo pada seorang pria yang berperawakan tinggi,besar,hitam dan wajahnya berberewok.Dia adalah salah satu utusan Romo untuk mencari keberadaan Yanto.
"Sudah,Romo. Ada di seberang rumah itu. Ia sekarang jualan kerupuk. Dan ia tinggal di ruko itu. Itu ruko krupuk ya. Dan menurut kabar yang beredar,kalau lusa ia akan menikah."terang sang pria berperawakan preman.
"Baik. Kalau begitu sekarang kita pulang dulu. Kita jemput Marni. Hanya Marni yang bisa membawa Yanto kembali kerumah."kata Romo.
Kemudian Romo memutar arah jib nya untuk kembali kerumah. Romo terlebih dahulu mengantar sang besan kembali ke kediamannya. Barulah Romo kembali ke kediamannya. Romo sampai di rumah saat matahari hampir tenggelam.
Biyung sudah menunggu di teras rumah sembari bermain dengan bela.
"Romo,dari mana saja?" Tanya biyung.
"Dari cari angin. Di mana Marni?"tanya Romo.
"Ada di dalam,Romo."jawab biyung.
"Kalau begitu,panggil dia."titah Romo.
"Baik,Romo." Biyungpun berlalu untuk memanggil marni yang sedang berada di kamarnya.
"Mbak,Marni. Malu di cariin Romo."kata biyung.
"Baik,yung." Jawab Marni.
Marni pun beranjak keluar kamar,ia berjalan menghampiri Romo yang sedang duduk di kursi ruang tamu.
"Ada apa Romo?"tanya Marni saat sudah berada di depan Romo.
"Kamu,besuk ambil libur ya. Romo butuh hiburan ."kata Romo.
"Kemana Romo? Dan berapa lama?"tanya Marni dengan lembut.
"Tergantung. Nanti berapa lama Romo membutuhkan hiburan.dan iya,ajak bela sekalian."titah Romo.
"Baik Romo. Kita akan berangkat kapan?" Tanya Marni.
"Kalau bisa nanti malam kita berangkat. Supaya besuk pagi-pagi sudah sampai di sana."ucap Romo.
"Baik Romo." Marni pun undur diri.
Ia mulai mempersiapkan baju ganti yang akan ia dan bela bawa. Tentu Marni tak pernah tau kalau kepergiannya besuk itu adalah untuk menjemput suaminya. Lebih tepatnya suami yang tak pernah ia cintai.

Bình Luận Sách (115)

  • avatar
    RahayuningtyasSelfi Aprilia

    bagus

    1d

      0
  • avatar
    KhairunnisaYasmin

    bagus

    12d

      0
  • avatar
    NiRa

    ceritanya sangat bagus saya suka

    17d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất