logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 2 AKU BENCI DIA

[Setelah Sebulan Lamanya]
“Aku membencinya. Aku membencinya. Aku membenci diaaa!” teriak Syakila di dalam mobil. Kata kata itu sudah dari tadi keluar dari mulutnya. Bahkan membuat sopir pribadi dan sahabatnya geleng-geleng kepala. Siapa yang tidak kesal? Syakila melakukan hal itu hampir setiap hari. Tentu membuat siapa pun akan mengira bahwa dia sudah gila hanya karena seorang laki laki yang entah kemana perginya.
Tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan kemarahan Syakila. Ia marah besar atas perlakukan Amman kepadanya. Mengingat kejadian dulu, ketika dirinya meminta Amman untuk tidak pergi sungguh membuatnya seperti kehilangan harga diri. Apa yang sudah ia lakukan? Ia memohon kepada Amman untuk tetap tinggal, tetapi Amman memilih menjauh darinya. Pergi begitu saja menaiki bus tanpa melihatnya lagi. Ahhhh.... Hal itu membuat Syakila kesal. Kurang apa Syakila bagi Amman? Ia perempuan yang cantik, pintar, menawan, kaya dan apalagi... Intinya hampir semua perempuan mendambakan hidup seperti Syakila. Apakah karena dia belum memiliki attitude yang baik? Sehingga membuat Amman risih jika harus diganggu setiap hari? Atau mungkin memang Amman Abdul Aziz sudah memiliki tambatan hati dan itu sengaja tidak diberitahukan kepadanya?
Syakila tidak berhenti memikirkan hal hal lain yang membuat Amman sama sekali tidak pernah menghubunginya. Media sosialnya juga tidak pernah dibuka. Padahal dulu, sewaktu Aliyah meskipun ia tidak membawa ponsel, namun Amman selalu berusaha untuk meminjam atau mengakses di komputer perpustakaan. Tujuannya hanya untuk menghubungi Syakila.
“Ya ampun Amman! kau membuatku benar benar gila!” teriak Syakila.
“Udahlah Sya! Masih banyak pria lain di sekolah yang lebih baik dari pada Amman. Dia itu sholeh sekali! Dan tidak mungkin menyerah begitu saja sama kamu! Mending kamu sama Andre aja, atau nggak sama Ren si Ketua OSIS. Mereka sama sama keren dan cakep. Nggak usah kepikiran Amman lagi!” ucap Dera – sahabat Syakila yang super cerewet. Ia juga tipe perempuan yang spontan ketika menanggapi segala sesuatu.
“Bukan begitu masalahnya Dera!” Syakila berusaha membela diri. Jilbab yang biasanya terlihat rapi, untuk hari ini tampil apa adanya. Ia tampak tidak peduli setelah kepergian Amman. Toh Amman juga tidak akan melihatnya lagi. Tetapi... ada beberapa hal yang membuatnya ingin tetap bertahan.
“So???” ucap Dera. Ia seperti sudah tidak sabar menghadapi tingkah Syakila yang dari hari ke hari semakin absurd.
“Udah sebulan lo, kamu kayak gini terus Sya. Mau sampai kapan? Sampai kamu beruban dan melihat dia udah sama perempuan lain? Come on, pelase!” Dera menunjukkan wajah tidak sukanya. Ia cemberut dengan tingkah Syakila yang sangat keras kepala.
Syakila mendengus dan bernapas kasar. Punggungnya segera disenderkan di sisi jok tengah. Ia menatap jalanan dan bernyanyi tanpa suara. Semuanya terlihat lengang. Suasana hatinya yang kosong membuat dirinya tidak berhenti merengek kepad siapapun yang ada di sampingnya.
Syakila bisa dibilang lelah. Capek. Letih. Lesu. Dan entahlah. Semua kata yang menunjukkan bahwa dirinya kesal hampir habis. Ia tidak tahu harus sampai kapan bersikap seperti ini. Di dalam hati jujur masih ada nama Amman. Meski dulu ia ditinggal secara tidak baik dan tidak dengan perpisahan yang manis. Namun Syakila juga bingung. Semakin hari, bukan semakin hilang rasa itu. Akan tetapi semakin tumbuh subur layaknya bunga yang disiram setiap hari. Tetapi tunggu! Bukan kah Syakila tidak pernah menyiram bunga itu? Kenapa bisa tumbuh sesubur itu? Ahh.. Amman bisa menyihir siapapun yang menyukainya. Entah apa yang ia gunakan sehingga bisa membuat Syakila tergila gila seperti ini.
*
Mobil sampai di parkiran sekolah. Syakila dan Dera turun. Pak sopir pribadi hanya melambaikan tangan. Ia kembali ke rumah untuk antar jemput Mama Syakila.
Sementara, hari ini sudah genap satu bulan Syakila menjadi siswa kelas 12. Sebentar lagi ia juga akan lulus. Di lain sisi, Syakila tidak ingin segera lulus. Ia terlalu dini untuk dituntut akan hal hal yang berhubungan dengan orang dewasa. Apalagi nanti jika dihadapkan dengan dunia perkuliahan. Tentu ia harus mandiri dan melalukan semuanya sendiri. Bagi gadis manja dari keluarga kaya raya itu, hidup jauh dari orang tua tentu akan sangat menjadi merepotkan.
"Hey Sya! Lo pagi banget datengnya. Mau ketemu sama gue ya!" ucap Andre yang tiba tiba muncul di depan Syakila. Ia mengenakan baju abu abu dengan kancing bagian atas yang sengaja di lepas, menunjukkan kesan bahwa dia adalah pria terkeren di sekolah itu. Oh ya... Andre sangat terkenal sebagai playboy yang sudah mengencani hampir seperempat gadis seangkatan di sekolahnya. Bisa dibayangkan betapa playboynya pria itu.
Syakila sudah paham karakter Andre. Dia hanya berjalan terus tanpa mempedulikan kehadiran Andre. Toh, Syakila sedang tidak ingin berhubungan dengan siapa pun. Cukup Amman yang membuatnya gila seperti itu.
Gadis itu hanya melambaikan tangan untuk perpisahan dengan Dera, sahabatnya. Ia sama sekali tidak menggubris kehadiran dan ucapan Andre tadi.
"Hey hey, tunggu!!" teriak Andre kepada Syakila Amira - nama lengkapnya.
Syakila berhenti ketika Andre memanggilnya dengan sangat keras.
"Apa?" tanya Syakila. Ia menunjukkan wajah malas kepada Andre.
"Gue salah apa si sama lo, kenapa lo nggak pernah mau menghargai usaha gue? Lo butuh pembuktian seperti apa lagi biar bisa ngerti Sya? Haa?" ucap Andre. Dia menatap tajam Syakila. Berharap bahwa Syakila akan membalas perasaannya.
"What? Apa maksud kamu Andre? Kamu sudah tidur kan tadi malam? Mimpi Indah juga kan?" Syakila melangkahkan kakinya ke depan Andre. Mungkin hanya dua langkah. Andre refleks mundur dan kini posisinya tepat terpojokkan oleh dinding kelas.
"Maksud lo?" tanya Andre. Ia belum mengerti tentang apa yang diucapkan oleh Syakila. Kata katanya sungguh membingungkan.
"Seharusnya kamu sudah tahu jawabannya Andre. Aku nggak akan pernah bisa suka sama kamu!" ucap Syakila. Ia segera berlalu menuju ke ruang kelas. Tidak ingin lagi membalas perkataan Andre yang mungkin terkesan tidak penting dan tidak ingin dibahas.
"Hey!!" teriak Andre. Suaranya yang keras membuat Syakila terdiam. Langkahnya tadi mungkin baru dua kali saja. Para siswa yang lewat hendak menuju kelas juga tertarik untuk mendekat. Mereka ingin tahu apa yang sedang terjadi dengan playboy sekolah versus gadis pintar nan cantik itu.
"Apa lagi Andre?" balas Syakila.
"Apa karena pria itu, si miskin dan sok alim yang saat ini sebenarnya sudah pergi jauh. Tetapi kamu tetap saja masih mengingatnya?" ucap Andre. Ia bermaksud memancing kemarahan Syakila dengan menyebut nyebut Amman. Bagaimana Andre bisa tahu tentang hal itu? Tentu ia tahu. Mata matanya ada di mana mana. Mencari tahu tentang pria yang disukai oleh Syakila adalah hal mudah baginya. Andre juga bisa membayar siapapun untuk update keadaan Amman saat ini.
"Dia hanya anak yatim piatu yang diadopsi di pesantren Sya. Apa bagusnya dia buat kamu? Sudah miskin, lusuh, tidak rapi. Kenapa kamu .... "
"Stopp!" Syakila menghentikan ucapan Andre yang kotor itu. Ia ingin rasanya mengunci rapat rapat agar tidak sembarang menghina Amman. Meski apa yang diucapkan itu benar, tidak bisakah ia tidak mengucapkan semua itu secara frontal. Aihh... Sebenarnya apa yang diinginkan oleh pria gila itu, pikir Syakila.
Ia segera berjalan cepat dan menampar Andre di depan banyak orang. Sungguh keterlaluan kali ini yang ia lakukan.
"Jangan libatkan siapapun dalam urusan ini! Kamu nggak tahu apa pun. Jangan merasa tahu semua tentang diriku!" balas Syakila. Ia menggunakan nada cukup tinggi untuk membuat Andre diam.
Andre hanya bisa memegang pipi bekas tamparan itu. Ia tidak membalas Syakila. Tentu bukan pria jika berani menampar wanita.
"Sya!!!" ucap Andre lagi. Syakila menolehkan kepalanya sebelum beranjak pergi.
"Apa sama sekali tidak ada kesempatan buat aku?" ucap Andre lagi.
"Silahkan saja jika kamu bisa menerobos dinding hatiku, Ndre. Sayangnya saat ini hatiku terkunci rapat hingga tidak ada siapapun yang bisa membukanya!" Perempuan itu berlalu, diiringi oleh tepuk tangan para siswa yang melintas. Beberapa dari mereka ada yang berterimakasih karena sudah memberi tamparan untuk play boy seperti Andre. Beberapa ada yang tampak salut dengan kata kata Syakila baru saja.
Andre terdiam. Ia berusaha bangkit dan menyeimbangkan tubuhnya lagi.
"Lihat saja! Nggak ada seorang cewek pun yang bisa lolos dari Andre!"
**
Hai para author dan readers. Selamat membaca. Kalau suka boleh minta subscribe, and reviewnya ya kakak-kakak. Plus hadiahnya juga boleh yah kaa. Thank you so much :) Semoga selalu diberi kesehatan ya .
Finding me I Instagram: @kismun.th
***

Bình Luận Sách (231)

  • avatar
    OnAkunff

    halo semua

    7d

      0
  • avatar
    IMAMSYAFI'I

    ya bagus

    21d

      0
  • avatar
    Hendra Modesad

    baguss

    29d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất