logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Balas Dendam

"Ingat! Aku akan membalas atas apa yang pernah kamu lakukan sama aku. Jangan pikir dengan Mama yang membela kamu, aku akan mudah jatuh cinta sama kamu. Dan menganggap kamu itu istri aku!" tambah Radit membuat Salsa tambah jengah mendengar ucapan suaminya.
'Ya Allah kenapa aku harus jadi istri dia sih? Kenapa tidak Ryan saja yang jadi jodohku? Kenapa malah Ryan meninggalkanku?' batin Salsa tidak terima dengan pernikahan yang baru saja dilaksanakan.
"Melamun lagi, sana istirahat. Aku mau keluar, lama-lama dekat sama kamu membuat kepalaku pusing!" ucap Radit dan meninggalkan kamar dimana istrinya dirawat.
Klek...
Radit berjalan menuju mushola setelah menutup pintu, karena sebentar lagi masuk waktu shalat dhuhur. Raditya Wijaya umur 27 tahun seorang pengusaha muda yang sangat pintar dalam mengelola usaha hingga bisnis yang dijalankan semakin bertambah besar.
Selain menjadi pengusaha yang piawai dia juga seorang anak yang selalu patuh pada kedua orang tuanya. Di balik sikap dingin, tegas dan disiplin dia termasuk anak yang sholeh. Sesibuk apapun pekerjaan yang dia kerjakan, Radit tidak akan pernah meninggalkan kewajiban untuk shalat lima waktu.
Selesai shalat dia berdoa sebentar untuk kesembuhan Salsa. Lalu dia berjalan ke kantin untuk membeli makan. Dari tadi pagi sebelum ijab Radit tidak sempat sarapan dan sampai sekarang belum ada makanan yang masuk ke dalam perutnya.
"Halo, Andi tolong kamu cari tau gadis yang bernama Salsabila Ayu. Hanifa. Segera!" perintah Radit pada asisten pribadinya setelah duduk di kursi.
"Salsabila Ayu Hanifa? Gadis yang kemarin menyiram tuan waktu di kantin?" tanya Andi memastikan.
"Benar, jangan lama-lama dua hari cukup? Nanti aku kirim fotonya!" sahut Radit dengan tegas. Orang di kantor tidak ada yang tau jika hari ini dia menikah.
"Baik Tuan, akan segera saya laksanakan!" jawab Andi dengan mantap dan mematikan sambungan.
Tepat setelah telepon tertutup makanan yang tadi Radit pesan datang, dengan lahap dia memakan makanan yang ada di meja tanpa ada sisa sedikitpun.
Pertemuan pertama yang tidak mengenakan ditambah permintaan sang Mama yang tidak masuk akal membuat Radit terus mengingat kejadian setelah kecelakaan itu.
Dimana sang Mama sangat panik dan terus menangis di ruang tunggu. Semua karena operasi yang dijalani Salsa tidak kunjung selesai. Bu Risma takut jika terjadi sesuatu pada gadis itu. Dan lebih parahnya lagi setelah operasi selesai bukannya keadaan semakin membaik keadaan Salsa semakin menurun. Tidak hanya itu sudah tiga hari gadis itu tak kunjung sadar. Sehingga sang Mama mengucapkan janji yang tidak masuk akal itu.
"Radit, kamu sudah tahu password ponsel Salsa?" tanya Bu Risma ke Radit yang menunggui Salsa di luar ruangan.
"Sudah Ma, bagaimana jadi mau memberitahu keluarga gadis itu? Atau biar nanti saja saat dia sudah sadar?"
"Sekarang saja Dit, mungkin dengan doa orang tuanya. Salsa bisa segera sadar. Dan nanti jika dia sudah sadar Mama ingin dia jadi anak Mama,"
"Anak Mama? Maksudnya?"
"Iya, anak Mama dan jadi istri kamu. Dia anak baik Dit, Mama minta kamu maunya menikah dengan dia setelah dia sadar. Mama mohon, Mama tidak ingin dia jauh dari Mama,"
"Mama! Kita tidak tau asal usul dia, Papa nggak setuju. Iya kalau dia dari keluarga baik-baik? Kalau dia dari keluarga tidak benar?" sergah Pak Wijaya yang tidak setuju.
"Pa, maksud Papa tidak setuju, karena Papa takut dia dari keluarga yang tidak setara dengan kita? Sejak kapan Papa membedakan derajat manusia? Apa Papa lupa dulu kita juga orang yang tidak punya? Mama yakin, Salsa gadis yang tepat untuk mendampingi Radit,"
"Tapi aku setuju sama Papa, Ma. Aku tidak ingin menikah tanpa ada cinta, apalagi ini kenal juga tidak? Pernikahan macam apa yang nanti akan aku jalani Ma?" sahut Radit yang tidak terima.
"Dia gadis yang baik. Kalau dia tidak menyelamatkan Mama pasti yang terbaring tidak sadar itu Mama. Dan asal kalian tau, mungkin Mama bisa meninggal karena orang yang mengendarai mobil saat itu sangat kencang. Telpon orang tua Salsa sekarang, Dit!"
"Terserah Mama,"
Radit menelpon kontak yang bertuliskan Bapak. Setelah tersambung dia menceritakan keadaan Salsa meminta doa agar Salsa segera sadar. Tidak hanya itu Bu Risma memberitahu keinginannya untuk menikahkan Radit dan juga Salsa setelah dia sadar.
Penolakan juga yang di ucapkan oleh orang tua Salsa. Mereka tidak setuju, namun akhirnya setelah diyakinkan mereka menyetujui dengan syarat nikah siri terlebih dahulu. Dan segera datang ke rumah untuk membicarakan lebih serius.
*** (di kamar rawat Salsa)
"Selamat siang Mbak... Bagaimana, masih ada yang dikeluhkan?" ucap Dokter yang memeriksa keadaan Salsa.
"Siang Dok, alhamdulillah sudah tidak ada, tinggal badan masih terasa lemas kadang kepala juga masih pusing," jawab Salsa jujur.
"Tidak masalah, kok sendirian? Di mana suaminya?" tanya Dokter setelah selesai memeriksa.
"Saya di sini Dok, bagaimana keadaan istri saya?" ucap Radit berpura-pura manis di depan Dokter.
"Alhamdulillah semua baik dan semua normal. Tinggal pemulihan saja satu atau dua hari juga sudah bisa pulang. Tapi jangan honeymoon dulu, tunggu dia benar benar pulih baru bepergian jauh," ucap Dokter menggoda mereka. Senyum penuh kepalsuan yang diberikan Radit dan juga Salsa.
Setelah dokter pergi dan hanya tinggal mereka berdua, tatapan sinis langsung diberikan Radit. Apalagi melihat makanan di atas nakas yang masih utuh, membuat Radit semakin jengkel. Segera dia ambil dan Radit menyuapi Salsa dengan tidak ikhlas.
"Biar aku saja, aku bisa kok!" ucap Salsa yang hampir tersedak karena ulah Radit.
"Kalau bisa, kenapa tidak dari tadi? Sengaja, mau aku suapi dulu?" ujar Radit dengan sinis.
"Aku lagi tidak ingin debat sama kamu, aku tadi tidak tahu kalau sudah disediakan makanan. Dari tadi kepalaku pusing dan aku buat tidur!" sahut Salsa dengan lembut dan mengambil piring yang dipegang Radit.
Dengan perlahan nasi yang ada di piring sudah habis, walau dengan paksaan karena Radit terus menatapnya dengan tajam.
'Penderitaan kamu akan segera dimulai setelah sampai rumah Salsabila Ayu Hanifa, jangan berpikir untuk jadi Ratu di rumahku nanti,' batin Radit dan tersenyum licik.

"Kenapa senyum senyum begitu? Jangan bilang mau minta macem-macem. Aku tidak mau melakukan hal yang lebih sebelum ada cinta diantara kita!" ucap Salsa polos.
"Ck.. Siapa juga yang mau itu, aku juga tidak nafsu lihat kamu. Kepedean!" sahut Radit dengan senyuman penuh tanda tanya.
"Syukurlah... terus kenapa kamu tersenyum begitu?" tanya Salsa dengan wajah merona karena telah salah sangka berpikiran yang jauh.
"Adalah... nanti kalau sampai rumah kamu juga akan tau sendiri! Yang jelas persiapkan mental dan fisik kamu, oke! Aku mau pulang ganti baju, nanti balik lagi! Jangan mencoba untuk kabur!"

Bình Luận Sách (182)

  • avatar
    JMegaa

    bagus ceritanya, ditunggu novel selanjutnya 🤭

    15/06/2022

      0
  • avatar
    Sari

    Wouw, baca blurb-nya aja udah bikin nyes. Terus semangat, akak

    18/05/2022

      0
  • avatar
    ArdiansyahAlif

    ini keren bro ahai boy

    8d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất